Mohon tunggu...
Charles Durand
Charles Durand Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis tugas

mampir untuk menulis tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Viral sebagai Logika Media Baru dalam Jurnalisme Online

17 Oktober 2022   03:58 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:29 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rating. (Sumber: istockphoto.com)

Bono Setyo, selaku Direktur Center of Communication Studies and Training (COMTC) dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Humaniora UIN Sunan Kalijaga, menjelaskan bahwa kasus pemberitaan viral ini bermula dari wawancara detik.com pada Prof. Yudian, yang selanjutnya ditulis menjadi berita di media online dengan headline "Kepala BPIP Sebut Agama sebagai Musuh Terbesar Pancasila". 

Bono menyebutkan bahwa masalah bermula dikarenakan adanya communication gap antara wawancara yang dilakukan detik.com dengan pemberitaan yang ditulis di situs beritanya.

Sebagaimana berita merupakan produk atau karya jurnalistik yang dihasilkan oleh seorang wartawan yang juga seorang manusia, maka terkadang secara manusiawi pula wartawan tersebut mengalami distorsi akibat penafsiran atau interpretasi secara subyektif. 

Wartawan yang tentunya memiliki kepentingan dan tanggung jawab untuk menghasilkan berita yang menjual sehingga menerapkan konsep "bad news is a good new" dan terkadang wartawan secara sengaja menggunakan teknik menulis headline yang clickbait yang menarik, bombastis, dan  bahkan terkadang kontroversial sehingga mendapatkan perhatian dari masyarakat dan netizen.

Ilustrasi Clickbait. (Sumber: rockcontent.com)
Ilustrasi Clickbait. (Sumber: rockcontent.com)

Hasilnya, headline pemberitaan detik.com tentang wawancara dengan kepala BPIP tersebut dapat dikatakan berhasil atau sukses. Hal ini dibuktikan dengan respon yang sangat signifikan dari berbagai kalangan masyarakat dan netizen. 

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Center of Communication Studies and Training (COMTC) yang bekerja sama juga dengan Median-analytic, diketahui sejak berita tersebut diunggah sampai tanggal 13 Februari 2020 terdapat sebanyak 15.000 tweet yang masuk, dan tagar yang paling banyak muncul atas isu tersebut adalah #bubarkanbpip.

Fenomena tersebut menunjukkan betapa "kejam"nya media dan pers ketika oknum jurnalis yang hanya mengejar sensasi atau kepentingan sesaat melalui logika viralitas.

Banyak masyarakat dan netizen yang seharusnya dapat menggunakan logika manusia untuk berpikir jernih dan rasional justru terseret ke dalam logika medial viral yang notabene irasional dan terkadang hanya berbentuk framing.

Infografis. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Infografis. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bono juga menyerukan pentingnya literasi media, baik untuk masyarakat dan netizen serta para pelaku jurnalistik yakni, pemberitaan atau informasi dari media penting namun jangan ditelan mentah-mentah apalagi hanya berdasarkan interpretasi headline atau lead berita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun