Pengelolaan Program yang berdampak pada murid dapat diimplementasikan menjadi program kepemimpinan murid merupakan salah satu perwujudan pembelajaran berdiferensiasi artinya pembelajaran dilakukan berdasarkan kebutuhan murid, yaitu readiness (kesiapan belajar murid), minat dan profil atau gaya belajar murid.Dimana program digali dari suara murid yang beragam sesuai dengan yang dibutuhkan murid sehingga murid bebas memberikan ide/gagasan pada proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sehinga akan memberikan pembelajaran aman,nayaman dan berpihak pada murid sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
- Keterkaitan Modul 3.3 dengan Modul 2.2
- Pengelolaan Program yang berdampak pada murid dapat diimplementasikan menjadi program kepemimpinan murid merupakan salah satu perwujudan pembelajaran berdiferensiasi yang diintegrasikan dalam pembuatan administrasi pembelajaran /RPP yang dalam setiap tahapan pembelajaran mengimplementasikan konsep midnfullnes(kesadaran penuh) dan PSE dan KSE Mengeksplorasi konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: 1) Kesadaran diri, 2) Manajemen Diri, 3) Kesadaran Sosial, 4) Keterampilan Berelasi, dan 5) Pengambilan Keputusan yang bertanggung Jawab. diharapkan bisa melaksanakan program kepemimpinan murid sehingga murid merasa nyaman selama pembelajaran bisa mewujudkan kesejahteraan psikologis/well -being secara maksimal. Mengeksplorasi implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 (empat) indikator, yaitu : 1) pengajaran eksplisit, 2) integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, 3) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan 4) penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.
- Keterkaitan Modul 3.3 dengan Modul 2.3Dengan mengimplementasikan coaching supervisi akademikCoaching dengan alur TIRTA, seorang guru mengajak murid menggali potensi yang dimiliki. Guru diharapkan tidak memberikan solusi, tetapi menggali potensi murid. karena nantinya  peran keterlibatan komunitas /TRI SENTRA PENDIDIKAN yang digunakan untuk menumbuhkan kepemimpinan murid serta Pembuatan program kepemimpinan murid dapat dievaluasi dan diperbaiki untuk pelaksanaan program kedepan yang semakin baik.
- Keterkaitan Modul 3.3 dengan Modul 3.1
Pengambilan keputusan berbasis nilai -nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ,4 paradigma pengambilan keputusan ,3 prinsip pengambilan keputusan yang nantinya digunakan dalam program yang dilaksanakan yang berpihak pada murid dan mencapai kebahagiaan dan keselamatan murid. Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan memengaruhi pencapaian tujuan pendidikan. Sebab dalam perjalanannya akan berhadapan dengan situasi dilema etika maupun bujukan moral.
- Keterkaitan Modul 3.3 dengan modul 3.2
Pada perencanaan program kepemimpinan pada murid bisa berjalan selaras serta optimal melalui pemetakan 7 aset sumber daya yang telah dipetakkan dengan tepat dikelola dengan baik guna keterlaksanaan program yang berdampak positif pada murid.Pendekatan berbasis aset akan lebih mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah.
Perspektif tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?
Penyusunan program yang akan dijalankan oleh sekolah perlu mempertimbangkannya dengan matang agar dapat memberikan dampak yang positif bagi peserta didik. Dari sini terlihat peran guru sangat besar untuk mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas murid melalui program saya diSMK sebagai guru produktif Tata Boga tersebut yaitu "SAPANSE ALA B"THREE ".Direncanakan melalui tahapan BAGJA, dilaksanakann dengan melibatkan peserta didik secara langsung dan setelahnya dievaluasi melalui 9 langkah tahapan pengujian dan pengambilan keputusan.Program pembiasaan yang digali dari potensi siswa sendiri dan dilaksanakan oleh siswa,Dengan memperhatikan tahapan BAGJA.Dilaksanakan pada Mata Pelajaran PKK yang nantinya sebagai wujud pembelajaran ko kurikuler untuk berkarya, berkreatif dan berkreasi yang nantinya produk digunakan untuk sarapan pagi sehat . BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Gambaran sederhana dari tahapan-tahapan Inkuiri Apresiatif Bagja tersebut dijabarkan sebagai berikut: (1) Buat pertanyaan (Define) pada tahap ini melihat dan mendefinisikan suatu masalah dengan mencari solusi yang telah ada, (2) Ambil pelajaran (Discover), melihat dan mengidentifikasi suatu proses yang sudah dan sedang berjalan dengan baik, memperkuat yang bekerja, fokus pada hal-hal positif yang menjadikannya hidup yang baik. (3) Gali mimpi (Dream) pada tahap ini melihat gambaran ke masa depan, dari proses tersebut dipilih mimpi/gambaran yang mungkin bekerja dengan baik di masa yang akan datang, karena keberhasilan masa lalu digunakan sebagai titik beranjak dalam menggambarkan suatu kondisi ideal yang dikehendaki terjadi di masa depan, (4) Jabarkan rencana (Design) berarti merencanakan dan memprioritaskan proses-proses yang mungkin bekerja dengan baik untuk masa depan yang dirancang secara mengesankan, (5) Atur eksekusi (Deliver) yaitu rancangan yang diajukan tersebut diimplementasikan ke dalam tindakan nyata yang merujuk pada kompetensi dan pengalaman yang pernah dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H