”Demi Allah, mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Khalifah Umar.
”Agar ... jangan sampai ada yang mengatakan di kalangan Muslimin tak ada lagi ksatria tepat janji.” jawab si pemuda lusuh itu.
“Lalu …, kau Salman. Mengapa mau-maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?" tanya Khalifah Umar.
"Agar jangan sampai ada yang mengatakan bahwa di kalangan muslimin tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”, jawab sahabat Salman dengan penuh ketenangan.
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.
Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak, “Saksikanlah wahai kaum Muslimin. Bahwa kami telah memaafkan saudara kami ini!” Semua orang tersentak kaget.
“Apa maksudmu ini? Mengapa kalian ...?” Tanya Khalifah Umar.
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya” ujar kedua pemuda bersaudara itu.
Kawan, inilah pusaka yang telah ada dan terjaga sejak era lima belas abad silam. Pusaka indah nan sakti tiga taji yang saat ini jamak ketlisut dari sikap dan tabiat perikehidupan keseharian. Telah menjarang ada lagi hubungan sesama yang bertambat sangat kuat dengan Allah Azza wa Jalla. Banyak hal tidak lagi dilakukan dengan semangat ikhsan.
Kerinduan Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, M.Si. (2015) akan hadirnya kebersamaan dalam menjaga nilai-nilai kehidupan hakiki di zaman ini adalah kerinduan kita bersama juga di sepanjang zaman. Kerinduan akan menyuburnya kembali nilai-nilai kebersamaan, tanggung jawab, kejujuran, keikhlasan, mudah memaafkan, dan kesabaran dalam perikehidupan keseharian. Kerinduan akan hadirnya iklim hidup nan indah.
Siapakah yang mampu menemukan pusaka yang sempat ketlisut ini? Hanya kita yang mau berikhtiar hidup bersama dalam kebinekaan dimampukan untuk dapat mempusakai diri kita agar hidup ini indah dalam rida-Nya senantiasa.
Bumi KaBeDe Gresik, 6 Februari 2021