Kembali saya singgung kolom KTP tentang agama, sebab bukan sekedar tulisan Islam, Kristen, Hindu, Budha serta Konghucu, melainkan tersirat identitas kita yang sangat kuat sebagai individu yang memiliki proyeksi kehidupan, apa jadinya ketika seseorang tidak memiliki proyeksi tentang kehiduapnnya sendiri. Lagi-lagi keteraturan sosial kita akan terusik. Saya bisa bayangkan ketika KTP tanpa kolom agama maka kebebasan itu akan menjadi liar saat seseorang akan keluar masuk tempat ibadah, tanpa pernah merasa dia bagian dari ibadah tersebut, dan akan seenaknya mengaburkan agama-agama yang ada dengan ajaran intepretasinya.
Seingat saya, Max Weber mampu mengurai kapitalisme dari bagian yang menceritakan etos kerja berdasarkan agama, Jadi ketika usulan Pemerintah untuk menghapus kolom agama dalam KTP berarti pemerintah sendiri yang menghancurkan identitas rakyatnya, menghancurkan diferensiasi dan meleburkan tata nilai yang berhasil mengakomodir kehidupan sosial kita. Rakyat masih butuh identitas, Rakyat masih butuh keteraturan, ingat Bangsa Indonesia bisa hancur hanya karena 3 hal; 1, Agama di pasung, 2. Ekonomi di kebiri, 3. pemimpin ber“Onani”. Semoga kesadaran itu bisa tumbuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H