Untuk langkah pertamanya, peserta pelatihan diajarkan bagaimana cara menggunakan microsoft word, power point dan hal semacamnya. Kemudian membuat blog, yang nantinya akan di isi dengan hasil tangan para guru, spesifiknya tentang materi pelajaran. Ini bisa dilakukan secara bertahap, misalnya minggu pertama beberapa guru sekolah di ibukota, kemudian wilayah barat, timur hingga seterusnya.
Setelah mempunyai blog, guru dituntut untuk aktif mengembangkan blog. Jika ada siswa yang tidak hadir atau tidak paham mengenai materi, siswa bisa mempelajarinya di blog guru tersebut, dengan ini smartphone siswa pun ikut aktif kedalam hal yang positif. lebihnya lagi, jika guru menyiapkan bahar ajarnya sendiri dan menulis persoalan mengenai materi pelajaran, maka tidak mustahil jika guru bisa mencetak sebuah buku, bahkan lebih.
Kemudian di akhir tahun atau di hari guru, Pemerintah memilih blog bahan ajar terbaik, yang kemudian dicetak menjadi sebuah buku. Pemerintah juga harus menyediakan hadiah yang menjanjikan kepada pemenang. Misal, buku-buku terbaik akan difasilitasi untuk dicetak, baik mengguankan anggaran daerah atau pun melakukan kerjasama dengan penerbit di Jakarta. Pemerintah juga harus berninovasi untuk menjadikan usulan program ini berjalan dengan baik.
Jika program ini berjalan dengan baik, percayalah Aceh akan dikenal dengan provinsi pengahsil guru penulis. Cukup membanggakan bukan?
Oleh: Chairil Anwar Ramli, CMO Sanger Production & Sanger Learning, mahasiswa UIN Sumatera Utara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H