Mohon tunggu...
Chaerani Agustin
Chaerani Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Master Digital Marketing Komunikasi

Penulis Konservasi Satwa Liar serta membuat pemahaman secara penulisan terhadap masyarakat pada kepentingan Konservasi Satwa Liar. Peneliti Konservasi Satwa Liar Papua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatan Diplomatis serta Retorika Agresif menuju Semenanjung Nuklir Korea dan Perdamaian Dunia

6 Agustus 2024   14:25 Diperbarui: 8 Agustus 2024   09:16 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditemukan dalam media tajuk Politik Korea Utara dengan dialog Korea Utara yang bukan seharusan pertunjukan politik, tetapi mempunyai peran kontribusi untuk perdamaian, dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada hari rabu (17/08) yang dilakukan pada konferensi pers menandai 100 hari pertamanya menjabat.

Pada pengembangan senjata nuklir dan memulai denuklirisasi dengan imbalan bantuan ekonomi bertahap. Yang ditemukan pada track record dialog antara pemimpin selatan dan Utara untuk mengakhiri mengembangkan senjata, dan antara pejabat tingkat kerja utama, tidak boleh menjadi pertunjukan politik. Tetapi harus mempunyai kontribusi untuk membangun perdamaian substantive di Semenanjung Korea dan di Asia Timur Laut.

Penjajakan posisi keamanan Korea Utara dalam pendapat dan kontroversi, namun Korea Selatan tidak dalam posisi menjamin terhadap Korea Utara, sebab, Yoon ditekan oleh media dari berbagai sudut pandang masalah termasuk reformasi tenaga kerja, kekurangan perumahan, dan pemulihan dari banjir.

Landasan tingkatan diplomasi AS dan Korea Selatan akan mulai latihan militer gabungan terbesar dalam beberapa tahun pada pecan depan untuk menghadapi Korea Utara yang semakin agresif. Uji coba peningkatan senjata konvensional konflik nuklir terhadap Seoul dan Washington.

Hal ini menjadi retorika agresif pada latihan musim panas bersama tersebut dinamai Ulchi Freedom Shield  yang berlangsung dari 22 Agustus hingga 1 September 2022 di Korea Selatan. Gebrakan latihan gabungan ini melibatkan pesawat, Kapal Perang, tank, dan kemungkinan puluhan ribu tentara.

Retorika menggariskan komitmen Washington dan Seoul untuk memulihkan pelatihan skala besar, setelah keterjadian membatalkan beberapa latihan regular menjadi simulasi computer dalam beberapa tahun terakhir. Dalam ruang diplomasi Korea Utara dan karena kekhawatiran COVID-19.

Pihak departemen pertahanan Ulchi Freedom Shield, angkatan laut AS, Korea Selatan, dan Jepang mengambil bagian dalam peringatan rudal meliputi latihan pencarian dan pelacakan rudal balistik di lepas pantai Hawaii dari 8 Hingga 14 Agustus 2022. Yang mempunyai tujuan antar kerja-sama tiga arah dalam menghadapi tantangan Korea Utara.

Atensi Cina sebagai sekutu utama Korea Utara menyatakan bahwa keprihatinan atas latihan bersama, yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin tepat hari Selasa (16/08).

Postur Korea Selaran terhadap peran terbesarnya Ulchi Freedom Shield adanya hak normalisasi latihan gabungan Korea Selatan -- AS dan pelatihan lapangan. Aliansi Korea Selatan -- AS dan postur pertahanan Gabungan. Disampaikan oleh Moon Hong Sik sebagai yang dipercaya Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Retorika agresif terhadap tingkatan diplomasi koersif terhadap dinamika politik dunia, sebagai ultimatum penuh yang menjelaskan tiga aspek penting terhadap Negara tujuan. Pada Korea Utara dalam mengembangkan program nuklirnya. Korea Utara mengambil langkah maju swasembadan pangan dan nasionalisasi seluruh antero negeri dan industrinya. Korea Utara mulai memperluas industry nuklirnya untuk pihak modernisasi persenjataan militernya, meskipun tujuan awalnya damai. 

Tingkatan diplomatis konteks nuklir, Korea Utara berperan dalam memposisikan energy nuklir sebagai kepentingan dalam permasalahan system kebijakan dalam permasalahan system kebijakan Luar Negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun