Mohon tunggu...
Chaerani Agustin
Chaerani Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Master Digital Marketing Komunikasi

Penulis Konservasi Satwa Liar serta membuat pemahaman secara penulisan terhadap masyarakat pada kepentingan Konservasi Satwa Liar. Peneliti Konservasi Satwa Liar Papua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatan Diplomatis serta Retorika Agresif menuju Semenanjung Nuklir Korea dan Perdamaian Dunia

6 Agustus 2024   14:25 Diperbarui: 8 Agustus 2024   09:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Diplomasi Publik Sebagai Cara Meningkatkan Industri Dalam Negeri)

Dampak memanasnya dalam kapasitas negara terhadap Militer yang termasuk pada pengembangan material nuklir. Hal ini menjadikan penyampaian dari Presiden Korea Utara Kim Jong Un yang dilaksanakan oleh rapat partai bersama dan mempunyai kekuasaan dengan barang tiga peluncuran satelit mata -- mata tambahan.

Dalam diplomasi laporan kantor berita KCNA, bahwa Presiden Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan terhadap petinggi militer untuk tegas dalam mempertajam 'Pedang Pusaka' yang dipercaya untuk menjaga keamanan Korea Utara. Perihal skema ini masuk dan menyinggung Program nuklir Korea Utara.

Pada awal mula yang bertepatan pada tahun 2022 bahwasannya, Korea Utara telah melakukan meluncurkan lebih dari 100 (seratus) uji coba rudal dengan adanya peningkatan Aktivitas Gabungan Militer AS dan Korea Selatan. Dan termasuk Pyongyang juga disebut berupaya memperkuat hubungan kepada antar dua Negara Rusia dan China.

Selanjutnya, Pihak dari Korea Selatan juga turut secara serius mengemban kapabilitas serangan pendahuluan, pertahanan udara, dan kapabilitas pembalasan merespons ancaman dari senjata konvensional Nuklir Korea Utara.

Diucapkan pada pidato menyambut Tahun Baru 2024 bahwa Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menegaskan pihaknya hendak mencapai Perdamaian dan Kekuatan. Atas tingkatan ketegangan Semenanjung Korea, bahwa, Pakar menilai bentroknya militer berskala kecil dapat terjadi di perbatasam Korea Utara -- Korea Selatan pada tahun ini.

Selanjutnya, hal terdapat atensi dari kemungkinan pahit dari Pyongyang yang kemungkinan akan mencoba rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai daratan AS pada 2024. (Analisa media pada tajuk Resolusi 2024 Kim Jong-un: Luncurkan Satelit, Produksi Nuklir, Musnahkan AS-Korsel jika Diprovokasi (2024)). 

Media pemerintah KCNA bertepatan pada Kamis (28/12/2023) menyampaikan bahwa peringatan Pyongyang tak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika diprovokasi dengan hal yang sama. Ini menjadi peran atensi pada desakan Kim Jong Un dilontarkan disaat pertemuan didalamnya ada partai -- partai penting Korea Utara pada akhir tahun. Bentuk perkiraan akan segera terus diumumkan terhadap kebijakan -- kebijakan untuk 2024.

Atensi diplomatis terhadap retorika agresif yang menekankan pada semenanjung militer korea menjadi ekstrem karena konfrontasi anti Korea Utara yang belum pernah terjadi sebesar ini pada saat keadaan sebelumnya. Dari Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat sedang meningkatkan kerja sama untuk membentuk pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata Korea Utara yang memecahkan rekor terbanyak.

Retorika agresif dari mempertahankan penyerangan rudal balistik dari ketiga Negara juga mengaktifan system untuk berbagi data real - time mengenai peluncuran rudal Korea Utara. Adanya Kapal dari AS dengan menggunakan jenis Kapal Selam dengan bertenaga nuklir tiba di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan, kemudian Washington juga menerbangkan pesawat pembom jarak jauh dalam latihan dengan Seoul dan Tokyo.

Tingkatan diplomatis terhadap penempatan senjata strategis AS seperti pesawat pembom B-52 dalam latihan bersama di semenanjung Korea adalah bentuk langkah provokatif perang nuklir yang disengaja.  Dan termasuk dalam retorika agresif yang berasal dari Korea Utara tahun ini sukses meluncurkan satelit pengintai, mengabadikan statusnya sebagai Negara nuklir dalam undang -- undang, dan melakukan uji coba rudal balistik antarbentuk (ICBM) yang dianggap canggih.

Ditemukan dalam media tajuk Politik Korea Utara dengan dialog Korea Utara yang bukan seharusan pertunjukan politik, tetapi mempunyai peran kontribusi untuk perdamaian, dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada hari rabu (17/08) yang dilakukan pada konferensi pers menandai 100 hari pertamanya menjabat.

Pada pengembangan senjata nuklir dan memulai denuklirisasi dengan imbalan bantuan ekonomi bertahap. Yang ditemukan pada track record dialog antara pemimpin selatan dan Utara untuk mengakhiri mengembangkan senjata, dan antara pejabat tingkat kerja utama, tidak boleh menjadi pertunjukan politik. Tetapi harus mempunyai kontribusi untuk membangun perdamaian substantive di Semenanjung Korea dan di Asia Timur Laut.

Penjajakan posisi keamanan Korea Utara dalam pendapat dan kontroversi, namun Korea Selatan tidak dalam posisi menjamin terhadap Korea Utara, sebab, Yoon ditekan oleh media dari berbagai sudut pandang masalah termasuk reformasi tenaga kerja, kekurangan perumahan, dan pemulihan dari banjir.

Landasan tingkatan diplomasi AS dan Korea Selatan akan mulai latihan militer gabungan terbesar dalam beberapa tahun pada pecan depan untuk menghadapi Korea Utara yang semakin agresif. Uji coba peningkatan senjata konvensional konflik nuklir terhadap Seoul dan Washington.

Hal ini menjadi retorika agresif pada latihan musim panas bersama tersebut dinamai Ulchi Freedom Shield  yang berlangsung dari 22 Agustus hingga 1 September 2022 di Korea Selatan. Gebrakan latihan gabungan ini melibatkan pesawat, Kapal Perang, tank, dan kemungkinan puluhan ribu tentara.

Retorika menggariskan komitmen Washington dan Seoul untuk memulihkan pelatihan skala besar, setelah keterjadian membatalkan beberapa latihan regular menjadi simulasi computer dalam beberapa tahun terakhir. Dalam ruang diplomasi Korea Utara dan karena kekhawatiran COVID-19.

Pihak departemen pertahanan Ulchi Freedom Shield, angkatan laut AS, Korea Selatan, dan Jepang mengambil bagian dalam peringatan rudal meliputi latihan pencarian dan pelacakan rudal balistik di lepas pantai Hawaii dari 8 Hingga 14 Agustus 2022. Yang mempunyai tujuan antar kerja-sama tiga arah dalam menghadapi tantangan Korea Utara.

Atensi Cina sebagai sekutu utama Korea Utara menyatakan bahwa keprihatinan atas latihan bersama, yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin tepat hari Selasa (16/08).

Postur Korea Selaran terhadap peran terbesarnya Ulchi Freedom Shield adanya hak normalisasi latihan gabungan Korea Selatan -- AS dan pelatihan lapangan. Aliansi Korea Selatan -- AS dan postur pertahanan Gabungan. Disampaikan oleh Moon Hong Sik sebagai yang dipercaya Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Retorika agresif terhadap tingkatan diplomasi koersif terhadap dinamika politik dunia, sebagai ultimatum penuh yang menjelaskan tiga aspek penting terhadap Negara tujuan. Pada Korea Utara dalam mengembangkan program nuklirnya. Korea Utara mengambil langkah maju swasembadan pangan dan nasionalisasi seluruh antero negeri dan industrinya. Korea Utara mulai memperluas industry nuklirnya untuk pihak modernisasi persenjataan militernya, meskipun tujuan awalnya damai. 

Tingkatan diplomatis konteks nuklir, Korea Utara berperan dalam memposisikan energy nuklir sebagai kepentingan dalam permasalahan system kebijakan dalam permasalahan system kebijakan Luar Negeri.

Retorika agresif yang dimiliki oleh Konteks Korea Utara (KKR) dua faktor menjelaskan adanya (1) Kapitalisme kekuatan Militer konvensional (KKMK) dan (2) Kepentingan politik Korea Utara dalam rangka menciptakan stabilitas Negara yang lebih baik.

Tenaga nuklir ini memperkuat posisi negosiasi Korea Utara di kancah Internasional. Akan tetapi strategi kebijakan luar negeri Korea Utara yaitu Diplomasi Koersif. 

Saat genap berkuasa Kim Jong Un selama 10 tahun di Korea Utara, dictator muda sejak mengambil alih kepemimpinan tertinggi satu decade, Kim Jong Un telah menghadirkan banyak wajah ke dunia yang selalu ingin tahu tentang negaranya secara tertutup. Hal ini, mengemban Tingkatan Diplomatis terhadap soal tekad gigihnya dalam program senjata Nuklir, dimaksudkan untuk menargetkan Amerika Serikat dan sekutunya.

Kim Jong Un memiliki sebuah gudang senjata berisi sebanyak 60 Nuklir dengan sarana untuk menambah sebanyak 18 lagi dalam setahun. Retorika agresif ini kemampuan yang memungkinkan memperkuat persatuan domestic dan mencapai beberapa prestise Global yang telah didambakannya.

Adapun tingkatan diplomasi dari Pyongyang klaim pembangunan kekuatan nuklir korea utara sebagai system pencegahan sikap permusuhan yang digelorakan AS. Sanksi PBB yang menghancurkan terkait retorika Agresif dalam pemerintahnya. Bahwa adanya kepercayaan ''Senjata Nuklir adalah tongkat ajaib bagi Korea Utara''. Dan juga ''Korea Utara adalah salah satu Negara termiskin di dunia, tetapi mempunyai hubungan kontrolisasi dengan Korea Selatan karena memiliki nuklir''.

Presisi dari ''Tiga Sumbu'' yang dimiliki oleh Korea Selatan yaitu asset pengintaian, Amunisi Serangan presisi jarak jauh, dan pertahanan Rudal. Ditemukan dalam artikel (Strategi Kreatif Upaya Perdamaian Nuklir di Semenanjung Korea & Global (2024)) terhadap kaitan Tingkatan Diplomatis dan retorika agresif yang ekstrem penerapan slogan ''Freedom Shield'' oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat. Terhadap bentuk perdamaian Dunia. Adapun pada Strategi Skema Geographical Scope of Indo -- Pasifik,

Ditemukan pada media (Integrasi Senjata Konvensional Nuklir dalam Menekan Kekhawatiran (2024) Dalam tingkatan diplomatis mengedepankan integrasi pesenjataan dinilai pujian oleh Presiden Korea Selatan dengan predikat Kemajuan Luar Biasa telah berhasil dicapai oleh kedua negara setahun setelah pembentukan kelompok Konsultatif Nuklir Bersama atau KKNB.

Referensi 

Resolusi 2024 Kim Jong-un: Luncurkan Satelit, Produksi Nuklir, Musnahkan AS-Korsel jika Diprovokasi (2024), https://www.kompas.tv/internasional/473612/resolusi-2024-kim-jong-un-luncurkan-satelit-produksi-nuklir-musnahkan-as-korsel-jika-diprovokasi, Akses berita: 06 Agustus 2024.

Kim Jong Un Desak Korea Utara Percepat Persiapan Perang (2023), https://www.kompas.com/global/read/2023/12/28/104900970/kim-jong-un-desak-korea-utara-percepat-persiapan-perang, Akses Berita: 06 Agustus 2024.

Presiden Yoon: Dialog dengan Korut Bukan Sekadar Pertunjukan (2022), https://www.dw.com/id/presiden-yoon-dialog-dengan-korut-bukan-sekadar-pertunjukan/a-62830696, Akses Berita: 06 Agustus 2024.

Peran Nuklir Sebagai Diplomasi Koersif Korea Utara dalam Mencapai Kepentingan Nasionalnya (2021), https://www.kompasiana.com/wahyubimantara/61a79b6875ead65cec4df6c2/peran-nuklir-sebagai-diplomasi-koersif-korea-utara-dalam-mencapai-kepentingan-nasionalnya, Akses berita: 06 Agustus 2024.

10 Tahun Kim Jong Un Berkuasa, Pembuktian Diktator Muda dengan "Tongkat Ajaib" Nuklirnya (2021), https://www.kompas.com/global/read/2021/12/15/180320270/10-tahun-kim-jong-un-berkuasa-pembuktian-diktator-muda-dengan-tongkat, Akses Berita: 06 Agustus 2024.

Strategi Kreatif Upaya Perdamaian Nuklir di Semenanjung Korea & Global (2024), https://www.kompasiana.com/chaerani98/66b0897034777c6b62280c02/strategi-kreatif-upaya-perdamaian-nuklir-di-semenanjung-korea-global, Akses berita: 06 Agustus 2024.

Integrasi Senjata Konvensional Nuklir dalam Menekan Kekhawatiran (2024), https://www.kompasiana.com/chaerani98/66ac9dab34777c52563a4922/integrasi-senjata-konvensional-nuklir-dalam-menekan-kekhawatiran, Akses berita: 06 Agustus 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun