Industri hiburan merupakan salah satu sektor yang berkembang bersama perkembangan zaman, bahkan di era kolonial Belanda sudah menikmati hiburan oleh berbagai kalangan baik kalangan kelas atau maupun kelas bawah.Â
Industri hiburan atau Entertainment and Media (EnM) Industry merupakan organisasi membagikan, memproduksi, serta mempublikasikan produk yang bergerak di multiple segment, seperti film, televisi (TV), musik, penerbitan, radio, internet, dan iklan (Chrissannanta, 2021).Â
Dalam industri hiburan terjadinya persaingan yang dialami oleh pelaku bisnis yang bergerak di industri hiburan karena industri hiburan merupakan industri kreatif yang akan mengikuti inovasi teknologi dan permintaan konsumen, sehingga industri hiburan merupakan industri yang rentan akan ketidakpastian karena perubahan zaman akan merubahan tren, serta bersifat global (Segupta dan Mukherji, 2021).Â
Namun, tidak menutup kemungkinan industri hiburan akan menjadi peluang yang baik untuk suatu negara.Â
Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjelaskan bahwa terjadi kenaikan dalam perkembangan industri hiburan di Indonesia sebesar 6,5% pada tahun 2021 dan 6,7% pada tahun 2022. Saat ini, pergeseran produksi industri hiburan ke arah digital karena globalisasi memaksa pelaku bisnis mengubah strategi pemasaran untuk tetap dapat beradaptasi secara menguntungkan.Â
Pemasaran adalah aktivitas serangkaian institusi dan proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, serta mempertukarkan penawaran yang memiliki nilai untuk konsumen (masyarakat) (Pasma, 2022).Â
Perkembangan teknologi menjadi hal yang sangat cepat dan signifikan karena mengalami pertumbuhan secara pesat, sehingga berbagai aspek kehidupan manusia telah berubah sekaligus berdampak terhadap perubahan pola hidup masyarakat.Â
Pertumbuhan internet dimanfaatkan oleh pelaku bisnis dengan sistem video-on-demand (SVOD) melalui berlangganan harian, bulanan, bahkan tahunan, serta berbasis digital platform (streaming) yang dapat dilakukan dan digunakan dengan devices yang berbeda secara over-the-top (OTT) operator, seperti Netflix, Disney+, Viu, HBO, Hulu, Vidio, dan lain-lain.Â
Produk ragam konten yang disajikan salah satunya adalah film.Â
Hal ini dapat mengancam keberlangsungan pelaku bisnis yang memproduksi film untuk ditayangkan secara offline, yaitu bioskop.
Pada awal abad ke-20, pementasan komedi stambul (pertunjukan keliling) di Surabaya sebagai asal mula tumbuhnya industri hiburan, khususnya perfilman di Indonesia.Â