Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Demi Anak Bangsa Sampai Sarjana, Tolong Prioritaskan Kuliah Domestik

21 April 2023   11:49 Diperbarui: 22 April 2023   02:47 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Thinkstock via KOMPAS.com

Di sisi lain, LPDP memberikan pembiayaan untuk pendidikan jenjang Magister dan Doktoral sampai ke luar negeri secara cuma-cuma dengan satu tanggung jawab sederhana untuk pulang ke Tanah Air setelah lulus. Dengan besarnya biaya yang digelontorkan, ada saja alumni yang tidak pulang karena merasa sulit mencari pekerjaan di sini dan jika ada pun pendapatannya kurang menarik. 

Ini sungguh mengesalkan bagi masyarakat, sudah kuliah mahal-mahal di jenjang yang belum menjadi kebutuhan dasar bagi sebagian besar sektor, ogah pula mengabdi padahal tidak dituntut harus turun tangan menjadi dosen atau PNS.

Tidak jarang juga alumni yang pulang belum tentu benar-benar memberikan kontribusi yang nyata baik di dunia pendidikan, birokrasi, maupun industri. Berangkat kuliah karena sulit mencari kerja atau belum siap bekerja, pulang-pulang kemudian menikah dan menjadi ibu rumah tangga. 

Bersama dengan program IISMA yang memberikan kesempatan student exchange untuk mahasiswa S1 dalam negeri secara cuma-cuma, ya jadi terasa buang-buang uang yang ironisnya banyak diserap kaum mampu.

Di usia yang tidak muda lagi, banyak orang memutuskan untuk lulus kuliah Sarjana dengan cepat tanpa memikirkan student exchange dan kelanjutan ke jenjang yang lebih jauh demi mencari uang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga keluarga yang harus dinafkahi.

Fokuskan pencapaian kelulusan Sarjana domestik, prioritaskan beasiswa luar negeri bagi yang memerlukan

Berbagai usulan dikicaukan di Twitter untuk menyelesaikan masalah ini dan sebagian besar cukup bagus jika diterapkan. Intinya, lebih baik Pemerintah menempatkan dana lebih besar untuk memfokuskan perjalanan pendidikan anak bangsa sampai lulus jenjang Sarjana. 

Tidak masalah jika mentok-mentok di dalam negeri, asalkan kuota seleksi nasional lebih banyak, tidak perlu membayar uang pangkal, dan UKT lebih terjangkau.

Tak sampai di situ, Pemerintah juga perlu memantau agar mahasiswa tidak menghadapi beban operasional yang terlalu tinggi, apalagi jika disebabkan oleh kegiatan yang sebenarnya tidak terasa esensial. Contohnya? Mohon maaf, konser di salah satu perguruan tinggi dan berujung pada kebutuhan panitia untuk "menomboki" cukup besar karena tiket kurang laku.

Sebaliknya, dana untuk kuliah magister dan doktoral ke luar negeri bisa diprioritaskan bagi para dosen, PNS, peneliti, dan figur lainnya yang dinilai berprestasi serta memiliki urgensi yang lebih tinggi untuk itu. Jalur umum bisa saja melanjutkan pendidikannya, tetapi diprioritaskan di dalam negeri dulu atau berjuang untuk ke luar negeri dengan kuota yang lebih sedikit.

Sanksi tegas bagi mereka yang tidak serius berkuliah dan gagal memberikan pengabdian

Banyak pihak mengusulkan agar kalangan mampu tidak perlu menerima beasiswa ke luar negeri tetapi cukup diberikan pinjaman alias student loan, tetapi bagi saya hal ini juga membatasi peluang negara untuk berkembang karena mungkin minat belajar lebih jauh akan berkurang. Belum lagi, tanpa bantuan Pemerintah mungkin akan berdampak negatif ke masyarakat ketika nantinya pulang kuliah.

Misalnya, seorang dokter spesialis yang membebankan biaya praktek sangat tinggi karena harus membiayai kuliahnya yang mahal dan lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun