Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bahasa Indonesia Berpotensi Menjadi Bahasa Resmi ASEAN: Peluang dan Tantangan bagi Native Speaker dan Writer

10 April 2022   10:07 Diperbarui: 10 April 2022   22:40 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi di sini muncul peluang di mana media Tanah Air, termasuk Kompasiana di antaranya, memiliki pangsa pasar yang lebih luas tanpa perlu menggunakan bantuan penerjemah dan Kompasianers berkesempatan mendapatkan pembaca yang lebih banyak.

Akan tetapi, perlu kita pahami juga bahwa sembari kita mempelajari suatu bahasa, sesungguhnya secara tidak langsung kita juga sedang memahami budaya yang terjadi di sana. Konten yang muncul di dunia maya haruslah menunjukkan sisi positif kita yang beradat, berbudaya, dan cerdas.

Akan lebih baik lagi jika di dalamnya kita lebih banyak menekankan soal hal-hal menarik di Indonesia, bukan membahas soal kejadian di luar negeri. Sebab, ketika terjadi hal sebaliknya, kini dampaknya lebih luas dari skala nasional ke skala regional.

Sekian soal pemikiran saya jika bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi juga di Asia Tenggara. Keputusan akhirnya jelas saya serahkan kepada komunitas ASEAN, apakah lebih memilih bahasa Indonesia atau bahasa Melayu. 

Jika bahasa Indonesia terpilih, peluang yang ada harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai menjadi bumerang. Termasuk bagi kita Kompasianers sebagai native writer bahasa Indonesia, semoga tulisan kita ada yang berhasil menjadi tulisan untuk dipelajari sebagai referensi yang baik dan benar dalam pendidikan bahasa Indonesia, bukan masuk sebagai soal ujian untuk diperbaiki.

Jika bahasa Melayu yang terpilih, mari kita belajar lagi dengan banyak menonton Upin dan Ipin, Boboiboy, atau konten TikTok dari Ms. Leong dan Sze Peng. Hahaha...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun