Harus menambah jam belajar dong? Saran saya, kurangi sedikit alokasi waktu untuk proyek. Jika tidak dikurangi, tidak apa-apa juga karena waktu luang siswa belum tentu dimanfaatkan dengan baik. Bukannya digunakan untuk belajar, berwirausaha, atau melakukan kegiatan sosial yang bermanfaat, bisa jadi waktunya dihabis-habiskan untuk bermain game online.
Demikian pandangan pertama saya mengenai kurikulum prototipe 2022 dan masih ada hal-hal yang belum dibahas di luar tiga poin di atas.Â
Menulis esai sebagai syarat kelulusan juga bagus untuk mendorong keterbukaan wawasan siswa SMA yang sedikit lagi melangkah ke perguruan tinggi, asalkan siswa benar-benar mandiri dalam mengeksplorasi pikirannya sendiri dan tidak berujung pada pengalaman seorang saudara yang meminta bantuan saya untuk mencarikan ide sampai menuntunnya terkait apa yang harus dilakukan.
Yang paling penting, tentu saja tidak lagi pembedaan kasta antara siswa jurusan IPA dan IPS. Semuanya dipandang setara sebagai siswa SMA dan mereka bisa mempelajari keduanya secara bersamaan karena memang keduanya sama-sama penting.Â
Konsekuensinya tidak gratis, ya silakan pelajari semua pelajaran IPA dan IPS di kelas sepuluh plus potensi bertambahnya kebutuhan jam belajar di kelas sebelas dan dua belas karena berkurangnya satu pelajaran peminatan.
Akhir kata, apakah kurikulum prototipe ini benar-benar menarik untuk calon siswa SMA?Â
Ya untuk menghilangnya pelajaran prakarya dan kesempatan tambahan untuk menghindari salah jurusan, tetapi tidak untuk mereka yang pilihan jurusan kuliahnya sudah tetap dan kuat sejak sebelum naik ke bangku SMA.Â
Oleh karena itu, sudah tepat keputusan Kemdikbud untuk tidak langsung mewajibkannya di semua SMA. Bagaimana dengan pendapat kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H