Setelah memasuki bangku perkuliahan dan menghadapi ujian profesi, saya tidak sama sekali berada dalam titik nol untuk mempelajari ekonomi dan akuntansi.Â
Mata kuliah fisika dasar dan kimia dasar juga bisa dilewati dengan baik, karena saya mempelajarinya cukup mendalam di bangku SMA.
Masalah dengan kurikulum lama muncul bagi mereka yang pilihannya masih beragam dan membutuhkan pelajaran yang berbeda-beda.Â
Lihat saja salah satu ilustrasi yang ada, seorang siswa yang saat masuk SMA masih gamang, apakah akan memilih program studi bisnis atau teknik sipil di perkuliahan, mungkin akan memilih pelajaran ekonomi dan geografi secara bersama-sama.Â
Di kurikulum lama, dia hanya bisa mempertahankan salah satu pelajaran sampai akhir dan ini bisa menjadi masalah jika dia belum memutuskan satu jurusan secara spesifik untuk berkuliah ketika nanti naik ke kelas sebelas.
Di kurikulum baru, dia akan mempelajari seluruh pelajaran baik yang selama ini hanya ada di jurusan IPA dan IPS selama kelas sepuluh.Â
Dia punya waktu satu tahun lebih lama untuk menentukan nasib perkuliahan, yang seharusnya sudah terasa cukup lama karena saat ini banyak anak sudah memikirkannya sejak masih duduk di kelas delapan alias masih SMP.Â
Waktu ekstra ini tidak gratis dan harus dibayar dengan usaha ekstra pula untuk mempelajari lebih banyak pelajaran.Â
Jika sampai kelas sebelas itu tiba dan masih belum punya pilihan pasti, silakan mengambil dua pelajaran IPA dan dua pelajaran IPS.
Konsekuensinya harus dibayar saat menghadapi SBMPTN. Jika pada tahun 2024 nanti mata pelajaran yang diujikan di SBMPTN masih sama dengan saat ini, itu berarti program studi saintek akan mengujikan empat pelajaran IPA (matematika, fisika, kimia, dan biologi), sedangkan program studi soshum akan mengujikan empat pelajaran IPS (ekonomi, sosiologi, sejarah, dan geografi).Â
Memilih program studi bisnis berarti siswa harus mendalami sosiologi dan sejarah secara mandiri, sedangkan memilih program studi teknik sipil berarti siswa harus mendalami dua pelajaran IPA yang tidak dipilihnya secara mandiri.Â