Menciptakan kehidupan budaya bersih dari sekolah
Siswa harus memiliki kesadaran untuk mempertahankan kebersihan kelas mereka masing-masing dengan mengaktifkan jadwal piket. Kalau perlu, sekolah harus mengadakan lomba kebersihan antar kelas dengan periode penilaian sepanjang tahun, bukan penilaian yang sudah direncanakan hanya pada satu hari saja. Mengingat kebersihan adalah hal wajib, sekolah tidak perlu memberikan hadiah kepada kelas paling bersih, sebaliknya justru harus memberikan sanksi sosial kepada kelas paling kotor dengan memberikan mereka alat-alat kebersihan.
Dalam mengerjakan tugas khususnya yang berkaitan dengan tugas keterampilan, guru juga perlu memasukkan aspek penilaian berupa kebersihan selama dan setelah pengerjaan tugas kepada siswa. Tidak hanya menilai kerapian dan ketepatan tugas yang dikumpulkan, guru juga perlu menilai proses yang dilakukan oleh siswa. Maklum, siswa seringkali mengabaikan kebersihan ketika dihadapkan pada tugas yang melibatkan aksi gunting-menggunting. Jam pelajaran berikutnya tiba dan kelas penuh akan sampah.
Sama seperti pribadi dan keluarga, kebersihan sekolah adalah citra dari kedisiplinan sekolah itu sendiri sehingga sudah seharusnya sekolah memerhatikan kebersihannya.
Menciptakan kehidupan budaya bersih dalam bermasyarakat
Dalam menciptakan citra sebagai kelompok yang bersih, setiap anggota kelompok masyarakat harus berperan dalam hidup dengan budaya bersih. Mengurangi produksi sampah, membuang sampah pada tempatnya, dan bergotong royong untuk memperjuangkan lingkungan yang selalu bersih mutlak diperlukan ketika masyarakat juga bisa menjadikan sampah tertentu sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan mereka. Misalnya, masyarakat membangun UKM berbasis daur ulang sampah kertas dan botol plastik. Modalnya tidak terlalu besar dan tenaga kerjanya berasal dari masyarakat itu sendiri.
Pemimpin masyarakat dapat mengadakan lomba kebersihan dengan periode penilaian sepanjang tahun, bukan hanya pada hari tertentu di mana semua anggota bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Sama seperti lomba kebersihan di sekolah, pemenang tidak mendapatkan hadiah, justru sanksi sosial harus diberikan kepada mereka yang paling tidak bersih dengan pemberian alat-alat kebersihan. Berdasarkan pengalaman yang saya lihat, cara ini ampuh untuk membuat mereka menjadi malu dan berubah ke arah kehidupan yang bersih. Soal biaya pelaksanaan juga tergolong hemat, hanya perlu membeli sapu dan pengki saja.
Rasa nasionalisme yang tinggi dan semangat untuk menciptakan reputasi bangsa yang baik di mata dunia internasional akan mendorong warga negara untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan positif. Ketika mereka tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan tempat tinggal mereka, maka mereka akan menciptakan Indonesia sebagai negara dengan pemukiman yang bersih.Â
Ketika mereka tidak membuang sampah sembarangan di jalanan dan destinasi wisata, maka mereka berkontribusi untuk menciptakan Indonesia sebagai negara dengan destinasi wisata yang bersih dan ramah untuk kedatangan turis asing. Ketika mereka tidak membuang sampah sembarangan di saluran air, pantai, dan laut, maka mereka akan menciptakan laut Indonesia yang bersih dan bebas sampah sehingga tercipta reputasi Indonesia sebagai negara maritim di dunia dengan laut bebas sampah. Indonesia pun siap tidak hanya menjadi poros maritim dunia, melainkan menjadi teladan kebersihan di seluruh dunia.