Bagaimana dengan masyarakat yang sudah terlanjur bekerja dengan pendidikan terakhir kurang dari SMA? Kemdikbud perlu menggerakkan para pemimpin di setiap daerah untuk mendata mereka dan selanjutnya memotivasi mereka agar mau belajar lagi dan selanjutnya mengikuti ujian kesetaraan agar memiliki ijazah yang lebih tinggi. Materi belajar dapat diperoleh dari sumbangan buku-buku, pembelian buku baru dengan kas setempat, dan juga mengunduh buku-buku elektronik.
Dalam konteks bernegara, Pemerintah dapat bekerja sama dengan kelompok intelektual dan praktisi teknologi untuk membuat publikasi-publikasi bernuansa pendidikan dan pengamalan Pancasila. Publikasi ini dapat berupa unggahan di jejaring sosial dan juga permainan interaktif.
Peran media terhadap gerakan pendidikan
Media massa baik media cetak maupun media elektronik haruslah berkontribusi terhadap pendidikan bernilai positif di negeri ini. Paling tidak, media memberikan konten yang sesuai dengan nilai-nilai positif bangsa dan tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengannya (misalnya : kekerasan, berbicara kasar, ketidaksopanan). Hal ini penting mengingat media dinikmati secara luas oleh masyarakat dan dijadikan bahan pertimbangan serta acuan dalam imitasi sosial. Salah satu dampak kehadiran acuan imitasi yang bersifat negatif ini adalah semakin marak dan parahnya bullying di lembaga pendidikan. Â Akan lebih baik lagi jika media mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk menampilkan konten edukatif, misalnya : kuis Pancasila, cerdas cermat, pembahasan materi pelajaran, dan pengetahuan akan fakta-fakta unik di dunia ini.
Menjadikan diri mau dididik oleh pendidikan
Segala usaha kesemestaan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik tidak akan ada artinya jika masyarakat yang ada tidak mau dididik. Usaha dimulai dari diri sendiri di mana individu mau menerima pendidikan dan antusias untuk menambah ilmu yang dimilikinya, bergerak aktif untuk terus memperluas wawasan dari kanal pendidikan mana saja tanpa sedikitpun menutup diri. Usia, kemampuan finansial, dan segala hal lainnya jangan dijadikan hambatan untuk terus belajar dan belajar. Selamat belajar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H