Saya mencoba telusuri kawasan taman lebih ke dalam. Ternyata ada beberapa pekerja sedang menyelesaikan proyek perbaikan fasilitas di tempat itu.
Walau beberapa fasilitas penunjang buat pengunjung masih belum tersedia, saya cukup terkesan dengan misi program pemerintah kabupaten Tangerang memanfaatkan lahan tak terawat di pesisir pantai Ketapang Mauk menjadi taman mangrove yang tertata rapi.
Saya melihat dengan mata sendiri beberapa ikan berukuran cukup besar saling berkejar-kejaran di sela akar mangrove. Terlihat pula ramai ikan glodok berjalan-jalan atau berlompatan di sisi dekat aliran air.
Seperti yang kita ketahui bersama, penanaman mangrove di pesisir bermanfaat besar untuk mencegah abrasi pantai. Juga melindungi ekosistem pantai yang punya banyak biota.
Pembangunan destinasi ekowisata seperti di Taman Mangrove Ketapang Mauk selaras dengan program Kemenparekraf yang sedang menggalakkan CHSE.
CHSE adalah program unggulan Kemenparekraf yang berbasis kepada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) untuk dilaksanakan oleh pelaku usaha di industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan harapan semakin banyak wisatawan yang bangga berwisata di Indonesia.
Saya melihat perkampungan yang tertata rapi bersisian dengan taman mangrove di Ketapang.
Pemukiman warga dengan taman mangrove dibatasi oleh pagar yang diberi akses melalui jembatan pendek. Beberapa warga membuka lapak dagangan, menjual berbagai makanan dan minuman ringan.