Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Semangat Nasionalisme & Sportifitas di Istora Senayan

15 Agustus 2015   07:20 Diperbarui: 15 Agustus 2015   07:20 2881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang pagi hari, terlihat banyak jurnalis dari berbagai negara mulai ramai memasuki ruangan media center. Beberapa puluh menit  sebelum arena lapangan pertandingan dibuka, pengunjung mulai ramai mengantri di depan tempat pemeriksaan karcis. Terlihat cukup banyak rombongan keluarga yang ingin menyaksikan Kejuaraan Dunia. 

Begitu arena pertandingan dibuka, saya bergegas mencari lokasi tempat duduk terbaik, dan saya sangat beruntung mendapatkan spot tempat duduk hanya berjarak antara 5-10 meter di depan lapangan 1, dan juga dekat dengan lapangan 4 yang hari itu kebetulan banyak dipakai pemain Indonesia bertanding. 

Baru sepuluh menit gelanggang Istora Senayan dibuka, penonton mulai ramai memadati tribun. Berdegup bangga rasanya jiwa saat lagu Indonesia Raya, Kebyar-Kebyar, Garuda Di Dadaku terdengar kencang dinyanyikan bersama-sama oleh penonton. Semangat tinggi nasionalisme terpancar di Istora Senayan. Ratusan penonton di tribun barat yang ada di pinggir lapangan 4 tampak paling ramai meneriakkan yel-yel kreatif. Gema teriakan 'INDO-NE-SIA' dilatari suara balon tepuk riuh menggema di dalam Istora Senayan. 

Tepat pukul 11 siang, pemain mulai memasuki lapangan pertandingan, seisi stadion bergemuruh ketika announcer mengumumkan Praveen Jordan dan Debby Jordan bakal bertanding di lapangan 4 menghadapi pasangan Denmark unggulan 5, Christinna Pedersen/ Joachim Fischer Nielsen. Banyak penonton laki-laki yang duduk di deretan bangku belakang saya heboh meneriakkan nama juara bertahan tungga putri Carolina Marin yang memasuki lapangan 1 menghadapi Pai Yu Po.

Carolina Marin tampak tampil kurang lincah, sepertinya sedang alami cedera karena pangkal pahanya dibebat koyo panjang berwarna biru. Saat kedudukan skor set kedua 15-11, momen tragis menimpa Carolina Marin yang mendadak terkapar menahan rasa sakit di kakinya. Penonton pun langsung memberikan dukungan kepada Carolina yang mendapatkan perawatan dari tim medis. Carolina Marin akhirnya kalah 18-21 di set kedua karena gerakan kakinya lambat. Namun diluar dugaan, Carolina Marin bermain 'kesetanan' di set ketiga, dan berhasil menang 21-17. Penonton pun bersorak-sorai sesaat setelah Carolina memastikan menang, yang disambut oleh pebulu tangkis asal Spanyol tersebut dengan lambaian tangan kepada penonton.

(foto: Carolina Marin mendapat perawatan medis)

Beberapa menit setelah Carolina meninggalkan lapangan 1, Istora Senayan bergemuruh dengan suara,"uuhhhh.. eeeaaaa... uuhhh.. eeeaaa.." memberikan dukungan kepada Praveen/ Debby yang sempat tertinggal 20-21 di set ketiga. Suasana tegang akhirnya berubah jadi kegembiraan luar biasa penuh sorak-sorai penonton yang berjingkrak-jingkrak setelah Praveen/Debby berhasil membalikkan keadaan skor jadi 23-21, dan memastikan menang. Gema suara orang meneriakkan kata 'INDO-NE-SIA" semakin kencang.

Saya memang benar-benar beruntung, karena beberapa menit kemudian, dari dekat bisa menyaksikan kehebatan Tontowi Ahmad/ Lilyana Natsir mengalahkan pasangan Taiwan di lapangan 1. Penonton di tribun Barat juga ramai memberikan dukungan kepada pasangan Belanda, Jacco Arends/ Selena Piek yang sedang bertanding melawan ganda Tiongkok. Diluar dugaan pasangan Belanda tersebut bisa menang yang disambut gembira oleh penonton. Selena Piek juga sangat ekspresif merayakan kemenangan dan sempat berlari-lari melambai-lambaikan raket kepada penonton.

Suasana di area tribun barat dan di tempat saya duduk kembali ramai, karena di lapangan 4 ada pasangan Indonesia yang tampil. Sayangnya Gloria Widjaja/ Edi Subaktiar kalah dari pasangan Korea Selatan, namun penonton tetap memberikan support kepada pasangan muda Indonesia tersebut.

Riuh di Istora Senayan sedikit berkurang setelah ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka/ Ade Yusuf yang tampil di lapangan 4 kalah dari pasangan Jepang. 

Keramaian kembali terjadi setelah ganda putri Denmark, Christinna Pedersen/ Kamilla Rytter Juhl menang atas pasangan Korea Selatan di lapangan 1. Christinna Pedersen yang beberapa waktu sebelumnya menjadi 'musuh' buat penonton karena hadapi ganda campuran Indonesia di lapangan 4, berbalik dielu-elukan penonton Istora karena melakukan selebrasi kemenangan yang ekspresif. Christinna melepas handband dari tangannya dan dilemparkan ke arah penonton di area tempat duduk saya. Lalu Christinna berlari-lari ke arah penonton di tribun barat sambil melemparkan handuk kering berwarna pink. Ini jadi momen yang sangat menyenangkan buat penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun