Mohon tunggu...
Pipit ZL ceritaoryza.com
Pipit ZL ceritaoryza.com Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger | Beauty Enthusiast | Mrs Lubis with 2 children

Blogger | Beauty Enthusiast | Mrs Lubis with 2 children

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anna dan Kinan (6/10)

13 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 14 Januari 2025   04:44 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah pesta selesai, Anna menuju kamar hotel yang telah disiapkan untuknya dan Dirga. Ia ingin segera mengganti gaun pengantin yang berat itu. Di kamar, asisten MUA membantu membuka kancing-kancing gaunnya, namun tiba-tiba Dirga masuk ke dalam ruangan, "Kamu bisa keluar sekarang," ucapnya kepada asisten MUA.

Asisten itu mengangguk gugup dan meninggalkan kamar.

"Kenapa kamu menyuruhnya pergi? Aku butuh bantuan untuk melepas gaun ini."

Dirga mendekat, "Biar aku yang membantu."

Anna mundur beberapa langkah, memeluk tubuhnya yang masih terbungkus gaun. "Tidak perlu. Panggil saja dia kembali."

Dirga menatap tajam. "Kamu mau dilepaskan sekarang atau tidur dengan gaun itu semalaman?"

Anna mendongak, menatap mata Dirga dengan penuh perlawanan, mengepalkan tangannya, merasa semakin terjebak dalam situasi yang tidak diinginkannya. Namun, ia tahu bahwa melawan Dirga hanya akan memperburuk keadaan. Anna menghela napas, "Baiklah. Tapi jangan sentuh aku. Aku bisa melepasnya sendiri."

Dirga tidak langsung menjawab. Ia melangkah mendekat, membuat Anna tak bisa bergerak. Tatapannya yang sulit diartikan bertemu dengan mata Anna, seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan namun tertahan.

Perlahan, Dirga membungkuk, membiarkan bibirnya menyentuh tengkuk Anna dengan lembut.

Anna membeku di tempatnya, napasnya tertahan. Kecupan itu hangat namun singkat, seperti bisikan tanpa kata. Sentuhan lembut Dirga di tengkuknya membuat napasnya tersendat. Rasa hangat yang menjalar di kulitnya terasa aneh, seperti tidak sepenuhnya miliknya. Ini tubuh Kinan, pikirnya, tapi perasaan ini nyata—dan dia tidak tahu bagaimana harus menghadapinya.

Dirga melangkah mundur, memberinya ruang. Matanya yang tajam bertemu dengan tatapan Anna. Tidak ada lagi dingin atau ketus di sana, hanya ketulusan yang sulit ia sembunyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun