Ketika keluarga dokter Hasan maju untuk memberi selamat kepada mempelai, Dudi berdiri di belakang ayahnya. Ia tersenyum simpul pada Anna. "Aku nggak tahu kalau kamu calon istri dokter Dirga," ujar Dudi.
Dirga, yang sedang berbasa-basi dengan Dokter Hasan, mendengar ucapan Dudi. Ia melirik Anna dengan curiga, "Kamu kenal Dudi?"
Sebelum Anna sempat menjawab, Dudi melanjutkan, "Beberapa hari yang lalu dia ke kampusku, Dok. Dia bilang mencari temannya..."
Anna langsung menendang lutut Dudi. Wajahnya tegang, dan dia memelototi Dudi dengan tajam.
Dudi kaget, "Eh, maaf. Aku salah bicara..."
Setelah menjauh, "Ayah, apa benar Kinan ini terpaksa menikah?”
Dokter Hasan menghela napas. "Semua orang tahu bahwa Kinan melakukannya demi Papanya. Dirga memang menyukainya, tapi aku tidak yakin perasaan itu sama dari pihak Kinan."
Kini rombongan undangan rekan-rekan Dirga dari rumah sakit sudah mulai berdatangan, antri menyalami kedua mempelai. Terdengar laun gurauan para dokter muda di sana, “Wah, hebat ya Dirga! Bisa dapat dua-duanya...”
Namun tetiba kalimat tersebut terhenti. Dokter muda itu menutup mulutnya seolah keceplosan. Anna mencoba mengamatinya, namun suasana terlalu riuh sehingga dia tak dapat memperhatikan lagi.
Dirga dapat dua-duanya? Apa maksudnya? Apakah diam-diam dia juga memacari dokter Rianti? Duh, kasihan Kinan. Pikir Anna.
---