Mohon tunggu...
Octavia P. Maharani
Octavia P. Maharani Mohon Tunggu... Penerjemah - #ceritaocta

Tulisan yang tak sempat terucapkan, cerita yang belum tersampaikan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Antara Indie dan Bahasa Bakunya

15 Agustus 2021   19:45 Diperbarui: 15 Agustus 2021   19:48 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini kita akan merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76. Ya, masih di tengah pandemi Covid-19 yang terus bertambah kasusnya, walaupun per artikel ini terbit, kasus aktifnya terus menurun.

Bicara tentang Kemerdekaan Indonesia, banyak sekali perubahan yang terjadi dari zaman ke zaman. 

Hal ini disebabkan masuknya budaya asing ke Indonesia yang mendapatkan tempat di hati rakyat Indonesia, mulai dari musik K-Pop hingga serial India kecintaan ibu-ibu komplek yang kembali muncul ke permukaan sebagai alternatif stay at home yang digalakkan pemerintah, selain memelihara cupang dan tanaman hias tentunya. 

Karenanya pula, banyak generasi muda yang mempelajari bahasa asing untuk mengikuti perkembangan zaman dan mengisi waktu luang selama berada di rumah. Bagaimana dengan Bahasa Indonesia? 

Tentu saja istilah-istilah “kekinian” terus bertambah di kalangan anak muda. Bahkan terkadang mereka tidak mengetahui bahasa baku dari apa yang sering mereka ucapkan. 

Simak saja muda-mudi Generasi-Z dewasa ini kerap menuturkan kata "galau" sebagai bahasa gaul keseharian mereka. Padahal sebagian besar belum tentu mengerti bahwa kata yang mereka anggap bahasa gaul pun kini merupakan bahasa baku. 

Polarisasi bahasa kian merebak semenjak media sosial menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Hal itu menjadikan kata-kata baku menjadi lebih umum digunakan namun dengan pergeseran tata bahasa.

Source: https://tinjaukhi.wordpress.com/2016/10/08/episode-spesial-galau/
Source: https://tinjaukhi.wordpress.com/2016/10/08/episode-spesial-galau/

Generasi muda saat ini masih menganggap bahasa baku hanya digunakan untuk tulisan akademik, puisi, bahkan seringnya dianggap identik dengan lagu indie. Sebelum membahas lebih jauh, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu indie? 

Indie berasal dari kata independent dimana lagu atau penyanyi memproduksi karyanya tanpa bantuan perusahaan/label besar. Banyaknya platform yang ada sekarang membuat banyak karya-karya indie merebak di masyarakat. 

Yang menjadikan bahasa baku identik dengan lagu indie adalah karena banyaknya lagu indie yang memakai pilihan diksi yang tidak biasa digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebut saja “Bertaut” karya Nadin Amizah, “Temaram” karya Fiersa Besari, atau “Renjana” karya Danilla Riyadi. Keindahan pilihan kata yang indah dan tidak biasa ini akhirnya menjadi karakter yang banyak terlihat di sebagian besar karya Indie, menjadikan bahasa baku dianggap identik dengan indie, walaupun sebenarnya, tidak juga. Banyak penyanyi Indonesia saat ini juga menggunakan diksi-diksi puitis nan tidak biasa seperti Kunto Aji, Yura Yunita, ataupun Tulus.

Kalau kalian, apa sih lagu favorit kalian yang punya diksi indah berbahasa baku? Komen di bawah, ya. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun