Mohon tunggu...
Cerita_Esa
Cerita_Esa Mohon Tunggu... Guru - Menulis dan membaca tidak membuatmu kaya sekejap, tapi yakini dapat membuat hidupmu beradap

@Cerita_esa karena setiap jengkal adalah langkah, dan setiap langkah memiliki sejarah, maka ceritakanlah selama itu memberi manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untuk Reni

10 Februari 2021   00:13 Diperbarui: 10 Februari 2021   00:35 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

        "Udah ngomongnya? Duduk gih pesen makan apa gitu, laper tau nungguin," aku menyela dan sedikit cemberut palsu.

        "Aduhh, iya iya. Mbak? (Ia melambaikan tangan dan pelayan menghampiri kami) Duh, maaf banget, repot banget ni." Dia masih sibuk dengan barang bawaannya dan membenahi dandanannya. Dia memang cantik, bahkan dia tidak bisa pergi tanpa seperangkat alat riasnya.

        "Udah deh, udah cantik, masih dipoles mulu. Iri aku tu nanti." Candaanku bermuka serius menatap Reni, batinku sambil bergejolak, aku akan mengatakan sesuatu, dan sudah menebak reaksinya setelah aku bercerita nanti.

        "Iya dong biar makin cantik, cantik gini aja aku masih sendiri. Kalau kamu sih wajar ya, kan emang nggak peduli sama gituan heheh. Oh iya bulan depan gimana? Jadi daftar kerja bareng nggak? Aku sudah nggak betah banget ni di tempat kerjaku sekarang, aduh..... (Reni mulai seperti kereta saat bicara, panjang dan susah putusnya di mana), kan lumayan tuhkalau kita bisa satu tim."

        "Ren aku mau narik omongan kita tahun kemarin deh."

        "Maksud kamu apa sih?"

        "Iya omongan kita waktu itu, setelah kamu curhat sama aku tentang masalahmu, sakitmu, terus kita ngomong di sini?"

        "Hah, apain sih, aku nggak ngerti deh." Ingatan dia buruk, tapi aku hargai ekspresi dia yang mencoba menemukan jawaban mana yang tepat dari maksudku.

        "Ren, tahun ini aku mau nikah. Maaf."

        "Nikah sama siapa kamu tuh, uh bercanda aja deh. Jauh-jauh nemuin aku Cuma mau candain aku kaya gini." Seketika dia berubah dan mengiraku bercanda. Dia lanjut bersolek dan sesekali melirikku.

        Pelayan datang dan membawa pesanan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun