"Semua makhluk hidup akan binasa pada akhirnya, namun berpasrah pada kenyataan dengan hanya menambah penderitaan pada bawahanmu bukanlah sifat dari mahkluk hidup!" Teriak Sekelopak Bunga dalam nada suara hampir habis.
"Tidak perlu menggubris suaranya, kerjakan saja perintahku!" perintah Sang Komandan yang sudah naik pitam.
"Sahaya, Tuan Paduka!" jawab semua semut pekerja dalam ketakutan.
 Semua koloni semutpun meneruskan pekerjaannya hingga berhari-hari lamanya. Sementara Sekelopak  Bunga tetap dalam penantian hujan yang tak kunjung datang, walau begitu Ia masih tetap dengan kecantikan warnanya dan tetap bersolek seakan-akan tak menggubris musim yang akan membinasakannya kelak.
 Sekelopak bunga yang mengajarkan pada semua tentang kemandirian, kedewasaan bahkan sifat tak gentar dalam mengahadapi ujian yang sungguh berat dan menyesakan. Sekelopak bunga semerbak merekah tumbuh subur dalam kesederhanaan menyatakan penolakannya untuk menyerah dalam ujian dan cobaan di penghujung musim ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H