Bolehkan memiliki ekspektasi tinggi? Sangat boleh. Namun kita juga mempelajari keadaan real yang saat ini kita alami.Â
Dalam mencapai ekspektasi tinggi, adalah sebuah proses dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Belum lagi ada hal yang perlu kita hadapi diluar dari perkiraan sebelumnya.
Realistis bukan berarti pesimis. Lebih kepada keadaan dimana kita mencoba mengurangi tekanan akibat kekecewaan jika dunia memang tidak seperti yang kita mau. Proses ini untuk membuat kamu lebih menjaga mental dikemudian hari.
Namun jika kamu merasa memiliki mental yang kuat dan menyakini harapan dapat terwujud, ini adalah modal yang sangat baik. Keadaan ini dapat membuat kita mengabaikan apa yang terjadi dan berjalan menuju goal yang kita harapkan.
Senang mengganti alternatif usaha yang sebelumnya tidak berjalan dengan baik. Betapa banyak harapan terjadi karena keyakinan yang dimiliki.
Mengelola Rasa Kecewa
Sudah usaha secapek-capeknya malah dibuat kecewa. Bisa dibuat kecewa dengan keadaan, orang yang tersayang atau apapun yang tidak sesuai harapan. Pada akhirnya kecewa.
Kekecewaan itu sendiri adalah hal yang manusiawi dan pernah dirasakan oleh semua orang. Termasuk kamu. Dampak kecewa bermacam-macam, ada yang tidak terlalu berpengaruh dan berlangsung sebentar, ada yang membuat seseorang terpuruk dan hancur. Yang perlu kita lakukan adalah validasi rasa. Mengakui bahwa "Saya sedang kecewa"
Lalu memberikan waktu untuk merenung dan 'menikmati' rasa kecewa dengan cara kita masing-masing. Untuk mengembalikan semangat kamu temui orang-orang yang bisa memberikan support melalui sharing atau bisa juga dengan mendengarkan cerita kisah kebangkitan seseorang dari kekecewaan.
Mengelola rasa kecewa inilah yang perlu kita lakukan. Paling tidak kita usahakan. Agar tidak mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Kita bertumbuh karena rasa kecewa yang pernah kita alami.
Menemukan Makna dan Tujuan Hidup Baru