Yang lelah harus menghadapi pekerjaan tiada yang tumpukannya tak terkira. Kamu yang lelah dengan masalah yang tak kunjung usai.Â
Kamu yang lelah dengan orang-orang yang menurut kamu menyebalkan. Kamu lelah menghadapi situasi yang sama dan tidak bisa lari dari keadaan itu.Â
Kamu lelah dengan kegagalan? Kamu yang merasa hampir menyerah dengan kelelahan dunia yang rasanya sudah tidak membuatmu merasakan hidup sebagai manusia.Â
Apakah banyak yang seperti itu? Ternyata banyak. Masing-masing dari kita sedang menghadapi rasa lelahnya dengan warna yang berbeda-beda. Hidup sudah berjuang tapi tidak seperti yang dikatakan motivator.
Capek. Lelah bagian dari hidup bukan? Bahkan orang yang tidak melakukan apa-apapun akan merasakan lelah. Coba saja kamu bermalas-malasan tanpa melakukan kegiatan yang berarti atau menguras banyak energi malah membuat kamu merasa lelah.
Jadi capek atau lelah ya sebagian dari konsekunsi hidup. Normal. Namun, memang ada yang membuat kelelahan yang terjadi karena suatu hal. Kelelahan yang tidak bisa kita kontrol dan terjadi karena bukan keinginan kita.
Lelah menghadapi keadaan hidup. Dari kecil hingga dewasa, perjalanan hidup selalu dibayangi dengan rencana-rencana yang ingin kita jalani dan tentu saja hal-hal yang membuat kita bahagia. Espektasi yang terjadi di semua benak anak manusia.
Berusaha, berikhtiar untuk mencapai sesuatu keadaan yang kita inginkan adalah hal yang memang harus kita lakukan. Biasanya espektasi baik dari usaha kita itu yang membuat kita bersemangat melakukannya. Misalnya, berusaha belajar karena espektasinya ingin nilai bagus atau ingin mendapatkan beasiswa.
Hal itu perlu dan baik. Tapi ada hal yang harus kita pahami. Akan ada situasi yang diluar kendali kita. Yaitu kita tinggal di dunia yang tidak selalu sesuai dengan harapan kita.
Mengidentifikasi Ekspektasi dan Realitas