Mohon tunggu...
CENDY ADINDA
CENDY ADINDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Mahasiswa aktif di Universitas Padjadjaran jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perundungan di Media Sosial, Pesan Moral dalam Film Budi Pekerti

29 Juni 2024   22:57 Diperbarui: 30 Juni 2024   00:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film ini memberikan pesan kepada kita bahwa media sosial telah membuat diri kita cuek/tidak peduli terhadap lingkungan sekitar tanpa menyadarinya. 

Kecanduan media sosial membuat kita sulit melihat dan memperhatikan hal-hal yang seharusnya diprioritaskan dalam dunia nyata, seperti kewajiban keluarga dan keinginan orang tua.

2. Harus berani untuk mengungkapkan kebenaran 

Dalam film ini, Bu Prani digambarkan sebagai karakter yang memiliki keberanian untuk mengungkapkan kebenaran meskipun harus menghadapi kesulitan besar. 

Dia tidak gentar menghadapi masalah yang berat demi membersihkan namanya, bahkan saat orang-orang tidak banyak mendukungnya.

Film ini menyoroti pandangan bahwa kebenaran seringkali tampaknya dimiliki oleh sekelompok tertentu. Ada nuansa bahwa kebenaran dianggap valid berdasarkan seberapa banyak orang yang mendukung pandangan yang sama, seperti suatu bentuk adu kekuatan. 

Seperti salah satu dialog yang diuntarkan oleh Muklas, "Bener atau salah itu perkara siapa yang paling banyak omong."

Bu Prani di film ini menunjukkan bahwa kejujuran tidak harus selaras dengan anggapan atau pandangan netizen. 

Dalam menghadapi tekanan sosial, karakternya menunjukkan bahwa kebenaran sering kali memerlukan ketegasan dan keberanian untuk bertindak sesuai dengan apa yang diyakini benar, terlepas dari seberapa sulitnya situasi yang dihadapi. 

3. Bijak Memanfaat Media Sosial dengan Tidak Mudah Terhasut Orang Lain.

Dalam film ini, menceritakan sebuah video berdurasi 20 detik yang menampilkan Bu Prani seakan-akan sedang memarahi dan mengumpat seorang ibu penjual kue putu. Namun, akibat provokasi yang tak bertanggung jawab dan tanpa mempertimbangkan konteks sebenanrnya, Bu Prani dan keluarganya harus menghadapi perundungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun