Mohon tunggu...
Cerpen

Selembut Nidaa Ankhofiyya

23 November 2016   11:33 Diperbarui: 23 November 2016   11:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Oh, begitu ya?”

“Anda bekerja di mana?”

“Hm…(aku hanya tersenyum) aku ke sini bukan untuk bekerja, tapi untuk melaksanakan ibadah umrah bersama keluarga”.

“Oh, Im sorry,…maalesy ya ukhti…”

“Nggak apa-apa, tapi maaf  anda salah, karena tidak semua orang Indonesia tidak bisa membaca Mushaf ukhti, bahkan banyak diantaranya yang sudah hafadh atau tahfidh,…oh ya boleh tau nama anda siapa?”

“My name is Nakhla, and You?”

“My name is Syaila,”

Sejak itu aku berteman dengan Nakhla, sering bertelepon, sharing, dan saling bertukar fikiran mengenai pandangan baik dunia islam, dunia pendidikan maupun kehidupan pribadi. Dan ketika aku sudah di tanah air pun ,kita masih bersilaturrahim baik lewat teleon maupun surat atau sms an.

Tak terasa aku sudah kebagian mengajar lagi di kelas VIII A , ya kelas nya Rani,Winda, Adel, Eva, Seli, Rini, Tiara, Intan, Zahra, Rafki,dan lain-lain, tak lupa juga Nida, murid yang kata guru-guru yang lain murid perempuan paling bandel dan sering membangkang ,tapi dalam urusan prestasi Alhamdulillah, dia termasuk 10 besar.

“Nida, mana tugas yang dulu kamu janjikan pada Ibu? Katanya mau minggu kemarin, ko nggak dikumpulkan juga??”

“Aduh, maaf Bu, lupa lagi, tugasnya sih udah Bu, tapi ketinggalan!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun