“Oh, begitu ya?”
“Anda bekerja di mana?”
“Hm…(aku hanya tersenyum) aku ke sini bukan untuk bekerja, tapi untuk melaksanakan ibadah umrah bersama keluarga”.
“Oh, Im sorry,…maalesy ya ukhti…”
“Nggak apa-apa, tapi maaf anda salah, karena tidak semua orang Indonesia tidak bisa membaca Mushaf ukhti, bahkan banyak diantaranya yang sudah hafadh atau tahfidh,…oh ya boleh tau nama anda siapa?”
“My name is Nakhla, and You?”
“My name is Syaila,”
Sejak itu aku berteman dengan Nakhla, sering bertelepon, sharing, dan saling bertukar fikiran mengenai pandangan baik dunia islam, dunia pendidikan maupun kehidupan pribadi. Dan ketika aku sudah di tanah air pun ,kita masih bersilaturrahim baik lewat teleon maupun surat atau sms an.
Tak terasa aku sudah kebagian mengajar lagi di kelas VIII A , ya kelas nya Rani,Winda, Adel, Eva, Seli, Rini, Tiara, Intan, Zahra, Rafki,dan lain-lain, tak lupa juga Nida, murid yang kata guru-guru yang lain murid perempuan paling bandel dan sering membangkang ,tapi dalam urusan prestasi Alhamdulillah, dia termasuk 10 besar.
“Nida, mana tugas yang dulu kamu janjikan pada Ibu? Katanya mau minggu kemarin, ko nggak dikumpulkan juga??”
“Aduh, maaf Bu, lupa lagi, tugasnya sih udah Bu, tapi ketinggalan!”