Waktu menunjukkan pukul 14:00, jam makan siang telah lewat. Kami bertiga belum makan, terjebak macet di lampu lalu lintas tepat depan hotel.
Saat blusukan, jadwal makan siang kadang tak menentu. Berkejaran dengan skedul pelanggan yang mesti diturut. Jika tidak, boleh jadi janji pertemuan dijadwal ulang.
Untung saya bawa camilan dari buffet breakfast, di perjalanan bisa ngemil. Kadang bawa croissant, risoles, atau bakwan jagung.
Senangnya, Ms. Rika, Sales Manager perusahaan minyak asal Malaysia, kadang mengundangku saat jam makan siang.
Pucuk diharap, mekar pun jadi, saya sekalian makan siang di kafe. Begitulah, kami berteman sampai sekarang.
Gaya pebisnis memang beda. Ada yang senang dijamu makan, ada juga yang acuh tak acuh.
"Minggu depan ya Rei. Masih ada Auditor," alasan Pak Ferli.
Sebaliknya pelanggan setia jarang ingin dijamu makan siang, apalagi undangan sepintas lalu. Disangka sekedar basa-basi.
Padahal tim marketing wajib menghadirkan pelanggan di resto, istilahnya entertainment. Tamu diundang makan untuk memberi penilaian kualitas makanan.
Program mengundang klien ini bertujuan menguji produk hotel. Produk kamar guna tes kenyamanan, produk resto untuk mengukur kualitas makanan.