Saya pun tertarik mengunggah tulisan Kompasianer Maksimus Masan Kian, berjudul Merawat Obyek Wisata, Tanggung Jawab Kebersihan Destinasi Liburan. Sila dibaca sebagai bahan rujukan tulisan ini.
Kemudian perihal sumber daya manusia, infrastruktur, telah banyak diulas para Kompasianer bagaimana para pelancong berkunjung dengan nyaman dan aman di negeri ini.
Akankah kembali seperti dulu lagi?
Kedua, semakin mudah para investor menggaet bisnis partner di Indonesia, para pebisnis akan semakin sibuk berseliweran. Pergerakan lalu lintas bisnis semakin ramai.
Mempertahankan para investor supaya tetap nyaman. Mengundang para investor agar bercokol terus di Indonesia. Berbisnis dengan aman dan mendulang bisnis secara sehat.
Proses administrasi, birokrasi yang bersih terbebas dari pungli, hengky pengky bisnis. Clean government.
Jangkauannya sudah jelas, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketiga, memanfaatkan kecanggihan sistem digital yang pesat.
Namun biayanya akan tambun bagi hotel tertentu. Yang perlu dipertahankan sekarang ini adalah menjalin hubungan baik antara hotel dengan OTA sebagai agen penjualan online.
Tampilkan foto-foto asli hotel yang sangat menarik, asyik dipandang mata. Ayo, mulai fokus kepada segmen online!
Bagaimanapun, reservasi online akan sangat dibutuhkan, sekarang dan di masa depan, kecuali web designer meningkatkan mutu website hotel sebagai media reservasi. Lagi lagi, biayanya pun tak sedikit.
Kenyataannya pendapatan hotel memang tak seberapa tanpa segmen pemerintah.
Kecuali ke-2 diantara 3 objektif strategis di atas benar-benar menjadi fokus kementerian pariwisata bersama pemerintah.