Dari masa ke masa, hotel dan pasar segmen pemerintah tetap mesra. Tahun 2000-an masa gemilang bagi para pebisnis hotel. Hotel meraup cuan yang stabil dari segmen favorit ini.
Dulu hotel-hotel di Jakarta kerap menjadi tempat pelatihan bagi peserta nasional dari kementerian. Bayarannya bisa tembus milyaran. Ya, kami ikut lelang. Nama Sheraton Media akhirnya tampil di koran sebagai pemenang lelang.
Proses dealing yang termasuk mudah dan cepat, asal taat administrasi ini, patut dipuji dari tahun ke tahun. Itulah sebabnya, diskusi akan cepat kelar karena plafon telah dipatok.
Menariknya segmen pemerintah selalu fleksibel menyebar ke tiap-tiap hotel, tidak melulu berkutat di satu hotel tertentu. Sip!
Sejak dulu memang hotel melekat dengan kegiatan kementerian, pemkot, pemda. Seakan hotel menggantungkan harapannya di pundak pemerintah.
Saya mengamati ada 3 objektif strategis yang dapat mengurangi ketergantungan hotel pada segmen pemerintah.
Pertama, apabila pariwisata Indonesia menjadi destinasi wisata favorit di mancanegara.
Grup inbound China Trip plesiran ke Bali, Grup Malay ke Tanah Abang, Thamrin, belanja barang grosiran. Rombongan dari Thailand ke Yogyakarta, Bali, Lombok.
Turis bule Eropa ke Bandung, Yogyakarta, Bali, ke Lombok, ke Danau Toba, Sulawesi menjamah seluruh daerah wisata Nusantara.
Pariwisata lokal tergiur oleh iklan, promosi yang gencar. Ini yang sudah digalakkan Kemenpar. Pariwisata bahari pun tak mau ketinggalan.
Apa saja hal yang dapat menyokong? Faktor kebersihan seperti yang ditulis Kompasianer Akbar Pitopang ini, Partisipasi Menjaga Kebersihan Destinasi Liburan