Walau dari bulan ke bulan selalu bertambah jumlahnya, saya enggan menggunakannya.
Belakangan kualitas dari barang-barang yang kubeli pun tak sebagus barang aslinya. Baju kekecilan, sepatu kedodoran, warna tas beda dengan foto.
Akhirnya pembelian kubatasi pada barang-barang yang umum saja daripada hati kecewa.
Belanja ke mal aja yuk? Ah, waktu terasa sempit diburu kerjaan, mobil boros bensin, cari lahan parkir lama. Wah, acara jadi ribet.
Omong-omong, kapan mal ramai lagi?
Sambil menunggu waktu yang tepat ke mal, inilah langkah menghidupkan agar mal ramai lagi:
1. Lebih banyak tempat bagi pebisnis kuliner, restoran, food court, untuk memancing pengunjung.
2. Sebagai pembeli, harga-harga di mal, plaza, jangan terlalu tinggi. Patokannya, harga-harga sebanding di pasar online dikurangi ongkir.
3. Memberikan potongan harga bagi pembeli di seluruh outlet, resto, elektronik, dan lainnya.
4. Bagi pebisnis, tempat sewa toko, restoran diberikan harga khusus untuk satu tahun sewa.
5. Penyewa toko lebih dari 2 tahun diberi diskon khusus.