Waktu yang nyaman berbelanja, mulai toko buka hingga pukul 11:30. Plaza ini tak pernah lengang kecuali pada jam itu.
Coba tengok keramaiannya sekarang. Wah, jauh berbeda. Kini? Kios-kios langgananku tutup. Tempat kuliner sepi. Tak seramai dulu.
Kemana perginya penyewa kios-kios itu?
"Selamat siang Bu Reita. Ini model keluaran baru. Kalau cocok saya kirim segera".
Itu teks whatsapp dari Bu Emi, pemilik toko pakaian di Plaza Semanggi. Nomornya masih kusimpan.
Kapal digulung ombak, tercapai juga ke tepi pantai. Ia penjual setia. Susah payah bertahan agar dapur terus ngebul.
Sejak pandemi selalu berpindah-pindah tempat. Terakhir ia menggelar jualannya di bazar, disamping gedung Kementerian Pertanian, Jalan Ragunan. Saya pun berkunjung sekalian silaturahmi.
Yah, begitulah Plaza Semanggi menyimpan kenangan indah. Rasanya tak terpikir jika kini merana.
Siapa yang mau ke mal?
Kini, hampir semua jaringan bisnis dikendalikan pasar online yang masif.
Saking seringnya belanja online, saya pun terhipnotis program pay later. "Wah, ini cara bayar mudah dan praktis!", bisik hati.