Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Izin Pasang Baliho yang Tertunda

13 Agustus 2021   16:32 Diperbarui: 13 Agustus 2021   17:39 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingat baliho, ingat sirloin steak sekaligus wajah Pak Wiro.

Sirloin steak sama dengan daging panggang. Nama makanan di restoran itu pasti agak kerenlah. Sup sayuran di hotel jadi vegetable soup. Sup kaldu disebut clear soup.

Omong-omong tentang baliho, sekelebat di ingatan, muncul wajah Pak Wiro. Wiro bukan dukun, bukan pejabat, bukan pula pesohor negri.

Pertemuanku dengan Pak Wiro ketika di hotel diselenggarakan acara seminar akbar. Sebanyak 500 peserta datang dari dalam dan luar negri. Seminar disertai product launching kosmetik dari luar negri.

Panitia penyelenggara minta 5 baliho terpasang di 5 titik favorit. Total 5 baliho ditambah 30 umbul-umbul akan dipasang sepanjang jalan raya dan depan hotel.

Tiba hari pertama, tetiba rombongan petugas datang ke hotel.

"Kami mau bertemu pimpinan," kata seorang bapak berbadan tambun. Dialah Pak Wiro.

"Saya minta surat izin pasang baliho dan umbul-umbul!"

Pak Wiro, sang jubir, minta surat izin atas pemasangan spanduk dan umbul-umbul yang bertebaran.

Wah, cilaka! Saya gelagapan juga. Itu kerjaan si Dora. Coba ku periksa dululah di kantor. Kok tumben ada pemeriksaan, pikirku.

"eh..eh..hm.. mohon ampun, hamba terlupa, Ratu."

"Duh, Dora, ini bukan waktu bercanda deh!"

Saya langsung balik kanan menemui Pak Wiro dan gengnya kembali.

"Bapak-bapak, mohon ditunggu, kami akan urus."

"Bagaimana kalau kita di Buzz saja Bu?" Maksudnya di restoran.

"Eh..Bu Renita. Sekalian kami boleh pesan makan?" Kata Pak Dadap yang rambutnya klimis.

 "Oh, silahkan Pak," hanya itu jawaban yang cocok.

Sementara Dora menyiapkan surat permohonan izin pasang baliho dan umbul-umbul, saya meeting dengan panitia seminar.

"Pak Wiro mohon surat izin disetujui ya, Pak. Total 25 warganegara asing asal Eropa."

"Tenang Bu, Pokoknya beres,"

"Saya gak perlu info paspor mereka kan Pak?"

"Gak perlu Bu."

Dua jam berlalu, sementara saya meeting, Dora menemani para tamu di restoran.

Tetiba pesan di WA, "Bu, mereka mau pamit." Geng Pak Wiro  hendak pamit.

"Ya, saya turun sekarang." balasku.

Tampak mereka di lobi, Pak Wiro mendekatiku, bisiknya,  "Saya minta kamar semalam untuk hari Jumat ini."

"Oh. Pak Wiro mau staycation?" tanyaku. Untung saya gak latah, mau di kamar berhantu atau gak.

"Iyah, begitulah. Kalau gak bisa Jumat ini, ya Jumat minggu depannya, tanggal 13."

"Baik, kami siapkan nanti."

Pulanglah mereka. Yang penting urusan baliho beres. Hati senang.

"Bu, ini notanya," saya dicegat Lidya, kasir restoran.

"Gak salah nih Lid?"

Menunya  sirloin steak 4 porsi, chicken roasted 4 porsi, java coffee 4 cangkir. Total nota Rp 2.444.500.

Alamak! Perut mulai mulas.

Malamnya, kami kebelet surat izin. Hotel keburu digruduk petugas.

"Kami minta surat izin pemasangan baliho dan umbul-umbul," kata petugas berbadan agak gemuk.

"Kami sudah urus semua Pak."

"Ya, tolong ditunjukkan sekarang,"

"Sedang diurus staf Bapak. Tadi siang mereka ke sini"

"Siapa?"

"Staf Bapak, Pak Wiro, Pak Dadap dan 2 orang lagi kami lupa tanya."

"Kami tidak pernah mengutus siapapun datang ke sini. Lagipula di kota ini hanya kami berdua yang mengurus," katanya meninggi.

Penasaran kutelpon Pak Wiro.

"Tuuut.....tuut.....tuut, klik." Nada mati.

Pagi, siang, malam Wiro tak bisa dihubungi. Nama  Wiro dan Dadap tidak dikenal.

Seminggu, sebulan, setahun, tamu-tamu itu tak pernah ditemukan lagi. Entahlah, mereka dari mana. 

Salam hospitality.

* Nama-nama adalah samaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun