Bertahun-tahun terpisah karena pilihan alur hidup serta nasib peruntungan, suatu ketika saya berjumpa Ruth, adik Mima.
Semasa studi di negri kangguru, Ruth kerap diajak Mima ke hotel, tempat kami bekerja. Umur mereka terpaut 3 tahun. Mima, kolegaku dipersunting pria bule dan menetap di Amerika hingga kini.
Ayah Mima seorang pengusaha. Kala pembagian warisan, Mima diberi tugas mengurus perusahaan sebuah produk sabun tradisional. Namun entah kenapa, bisnis itu terhenti.
Hubungan pertemananpun terputus. Kami menjalani kehidupan masing-masing.
Suatu ketika, atas rekomendasi seorang kawan, saya diminta menghubungi general manager Hotel Keluarga. Saya memang sedang mencari kontrak kerja lanjutan.
Setelah proses wawancara, saya dipertemukan dengan pemilik hotel. Pertemuan ini suatu kejutan buatku.
Sebelum menandatangani kontrak kerja, sang pemilik ingin jumpa denganku.
"Kamu tunggu di sini ya, saya panggil big bos,"ujar Pak Don.
Seorang gadis belia menghampiriku. Kami saling tersenyum. Saya mengira ia sekertaris, suruhan sang bos. Tubuhnya langsing, memakai baju kasual. Wajahnya natural, tanpa polesan.
Dugaanku meleset, Ibu bos duduk di kursi yang bersebrangan denganku.