Syarat tambahan setelah berkeluarga
Setelah berkeluarga ada kriteria tambahan sebagai pelengkap yaitu teliti dalam hal finansial keluarga. Sekilas, begini kisahnya..
Menyoal finansial, Jack selalu rapi dalam mengatur keuangan untuk keluarga. Bahkan karena terlalu rapi seolah ia suami yang pelit. Ada saja peletup kesalahpahaman, padahal tidak begitu lho.
Saya royal, boros, dan sangat buruk mengatur keuangan. Sifat ini berbanding terbalik dengan Jack yang teliti. Kepiawaiannya mengatur finansial dapat ditiru seperti:
Pertama, jumlah uang yang diberikan selalu tepat waktu dan tidak pernah kurang.
Setiap bulan, ia akan setia dan tepat memberikan kewajibannya, termasuk permintaan ekstra untuk keluarga.
Kedua, sebisanya disertakan bukti pendukung. Invoice, bill, kwitansi, nota. Apalagi untuk pembayaran lebih dari Rp 1 juta.
Saya bebas meminta, tapi saya pun wajib menyebutkan kegunaan uang itu. Jika dipandang tidak perlu, ia takkan meluluskan, misalnya hal yang berbau luks dan mubazir, untuk operasi hidung jadi mancung hehe.
Iya juga sih, hal beginian tidak semestinya diberi anggaran. Ya kan?
Atau ketika melihat sepatuku sudah berderet, ia takkan mengabulkan untuk permintaan sepatu baru. Simpel dan masuk akal.
Jadi, urusan finansial ini penting Sob, sebab menyangkut kelangsungan keluarga di masa mendatang. Pria yang pandai mengatur finansial setidaknya membuat keluarga tenang.
Bagaimana halnya dengan uang pribadi dari pekerjaanku? Nah, yang ini, dia tak mau ikut campur. Lalu? Sebebasnya bisa kugunakan. Traktir teman, beli hadiah untuk keponakan, beli tas, ganti gawai baru.
Kebablasan bersenang ria dengan uang pribadi akhirnya terjerat kartu kredit. Kartu kredit yang saat itu total jumlah Rp 60 juta di tahun 1999-an, bobol. Tak mampu membayar dari gaji pribadi.
Kemudian terpaksa saya berlindung di balik sayapnya.
"Give me all your cards!" katanya.
Lalu krek, krek, krek, diguntinglah semua kartu itu dan saya harus janji.
"No more credit card!"