Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Inilah Syarat Tak Tertulis, Bila Menjalin Hubungan dengan Kekasih Beda Negara!

17 Juli 2021   11:28 Diperbarui: 19 Juli 2021   05:18 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada syarat tak tertulis jika ingin menjalin hubungan dengan kekasih beda negara. (ilustrasi: minanfotos on Pixabay)

Mulanya hanya daya tarik biasa saja. Semasih remaja, kenal teman bule, Ray yang ngefan berat dengan sepak bola.

"Ya sudah, putus aja," kataku, sementara kata hati bersuara sebaliknya.

Kata orang, first love takkan terlupa. Bukan karena indahnya kisah cinta itu tapi tumbuhnya kebahagiaan cinta di hati yang tak dapat dilukiskan.

Tahun berganti, bertemu lagi dengan kawan sepermainan. Putus nyambung sudah biasa.

"Carilah kawan sebanyak-banyaknya, jika hendak serius, barulah pilih yang mantap," kata ibuku yang berdarah Jepang.

Pernah pula pengalaman LDR (Long Distance Relationship) melalui situs perjodohan. Bukan karena diriku tak laku (hehe) tapi penasaran ada apa dengan pertemanan gaya LDR itu.

Tak apalah, sekadar pengalaman, menambah kisah cinta di hidupku. Toh akhirnya tidak terwujud juga. Nah, bacalah di artikel terkait ya.

Sebagai hotelier tentu tak asing lagi jumpa berbagai client. Setiap hari pasti bersua pelanggan dari berbagai negara.

Yang sulit berbahasa English dengan bule asli England. Bahasanya keriting di lidah, intonasinya sangat cepat, lidah harus dibolak-balik. Lama-lama terbiasa.

Saya pun rajin mengajari Jack berbahasa Indonesia. Kadang bahasa campuran Malayu karena sebagian besar waktunya di negeri jiran.

Ya, pertama kali jumpa karena hubungan bisnis. Kebetulan saya di bagian penjualan hotel itu.

Syarat pertama, paham bahasa komunikasi dengan baik. (ilustrasi: Anestiev on Pixabay)
Syarat pertama, paham bahasa komunikasi dengan baik. (ilustrasi: Anestiev on Pixabay)

Syarat yang tidak tertulis

Berbekal putus nyambung pacar beda negara, ada beberapa catatan tersendiri. Dari pengalaman pribadi, saya mencatat beberapa hal.

Setiap orang pasti berbeda kesan, inilah syarat tidak tertulis itu:

1. Paham bahasa komunikasi dengan baik.

2. Pria bule menyukai wanita yang mandiri. Tidak selalu bergantung pada orang lain.

3. Idamannya adalah para wanita yang cerdas (tentu saja setiap pria mengidamkannya ya hehe).

4. Tidak melawan, tidak belagu. Bahasa Sundanya songong. Maksudnya jangan sok tahu atau merasa lebih tahu darinya.

5. Punya chemistry, nyambung dalam obrolan.

6. Setidaknya berhobi sama. Minimal satu hobi.

Dari penampilan:

7. Kulit bersih (tidak berarti putih ya).

8. Wajah natural (tidak berias tebal, menor)

Rombongan kecil VIP itu dipimpin oleh Jack yang akan bermalam di hotel. Kami menjadi penyelenggara acara bergengsi dari perusahaannya.

Acapkali pertemuan mengharuskan kami fokus pada susunan acara yang detail. Persiapan ini memakan waktu panjang berhubung persiapan harus matang sebelum jadwal kedatangan.

Tersebab kerap bertemu, timbul daya tarik. Suatu ketika tercetuslah komitmen awal, gegara seekor nyamuk terbang dan....clok! Hinggap di lenganku. Ini bukan kiasan. Nyamuk yang menggigit lenganku itulah awal keakraban. Tersebab kisahnya akan panjang, jadi tak perlu diulas.

Komitmen itu sederhana saja. Setiap hari menyediakan waktu untuk menyapa. Smile and greet di YM, yahoo messenger. Aplikasi itu kini sudah lenyap.

Setiap hari minimum 2 kali berkontak ria. Saat dirinya bangun pagi dan bangun pagiku WIB pukul 05:00. Hal ini tidak sulit sebab ia berdomisili di Malaysia.

Waktu berjalan cepat. Kedekatan dengan Jack akhirnya tak terpisahkan. Diam di rumah sepertinya terpikir hal-hal yang tidak-tidak. Tak mau dibayang-bayangi oleh olah pikir negatif, saya rindu kesibukan yang dahulu pernah kujalani, sebagai hotelier.

Diam di rumah, sementara Jack di lepas pantai (offshore), rasanya sepi. Sejak itu saya diizinkan kembali bekerja asalkan keluarga tidak terlantar.

Carilah kawan sebanyak-banyaknya. Jika mencari kekasih, seleksilah seseorang yang mantap di hatimu. (ilustrasi: jenga47 on Pixabay)
Carilah kawan sebanyak-banyaknya. Jika mencari kekasih, seleksilah seseorang yang mantap di hatimu. (ilustrasi: jenga47 on Pixabay)

Syarat tambahan setelah berkeluarga

Setelah berkeluarga ada kriteria tambahan sebagai pelengkap yaitu teliti dalam hal finansial keluarga. Sekilas, begini kisahnya..

Menyoal finansial, Jack selalu rapi dalam mengatur keuangan untuk keluarga. Bahkan karena terlalu rapi seolah ia suami yang pelit. Ada saja peletup kesalahpahaman, padahal tidak begitu lho.

Saya royal, boros, dan sangat buruk mengatur keuangan. Sifat ini berbanding terbalik dengan Jack yang teliti. Kepiawaiannya mengatur finansial dapat ditiru seperti:

Pertama, jumlah uang yang diberikan selalu tepat waktu dan tidak pernah kurang.

Setiap bulan, ia akan setia dan tepat memberikan kewajibannya, termasuk permintaan ekstra untuk keluarga.

Kedua, sebisanya disertakan bukti pendukung. Invoice, bill, kwitansi, nota. Apalagi untuk pembayaran lebih dari Rp 1 juta.

Saya bebas meminta, tapi saya pun wajib menyebutkan kegunaan uang itu. Jika dipandang tidak perlu, ia takkan meluluskan, misalnya hal yang berbau luks dan mubazir, untuk operasi hidung jadi mancung hehe.

Iya juga sih, hal beginian tidak semestinya diberi anggaran. Ya kan?

Atau ketika melihat sepatuku sudah berderet, ia takkan mengabulkan untuk permintaan sepatu baru. Simpel dan masuk akal.

Jadi, urusan finansial ini penting Sob, sebab menyangkut kelangsungan keluarga di masa mendatang. Pria yang pandai mengatur finansial setidaknya membuat keluarga tenang.

Bagaimana halnya dengan uang pribadi dari pekerjaanku? Nah, yang ini, dia tak mau ikut campur. Lalu? Sebebasnya bisa kugunakan. Traktir teman, beli hadiah untuk keponakan, beli tas, ganti gawai baru.

Kebablasan bersenang ria dengan uang pribadi akhirnya terjerat kartu kredit. Kartu kredit yang saat itu total jumlah Rp 60 juta di tahun 1999-an, bobol. Tak mampu membayar dari gaji pribadi.

Kemudian terpaksa saya berlindung di balik sayapnya.

"Give me all your cards!" katanya.

Lalu krek, krek, krek, diguntinglah semua kartu itu dan saya harus janji.

"No more credit card!"

Jack membayar semua tagihan. Lunas. Hati plong, lega. Sejak saat itu kartu kredit bagai monster bagiku. Namun sejak itu pula saya terbebas dari utang dan tak pernah lagi memiliki kartu kredit hingga saat ini.

Saya teringat pesan Kompasianer Maestro, Bapak Tjiptadinata Effendi. Saya memanggilnya Opa Tjip. Dalam kumpulan artikelnya Opa Tjip pernah menulis, jika ingin meninggalkan negeri, harus berani melepas belenggu. Inilah yang membekas di benak hingga saat ini.

Saya gentar kehilangan sanak saudara, kerabat, kolega, kawan-kawan di tanah air. Tidak hanya itu, juga segala pernak pernik yang belum siap saya tinggalkan. Ketika bebenah, pandemi pun menerpa.

Sambil menulis artikel ini, Jack masih tekun di lepas pantai. Jadi, masih ada waktu untuk menyiapkan mental dan jiwa yang mantap sebelum kami berlabuh di suatu tempat.

Semoga bermanfaat. Salam hospitality.

Artikel terkait
1. Kisah Aplikasi Jodoh Bule
2. Mau Tinggal di Negri Orang? Putuskan Belenggu Diri
3. Nyaman Tanpanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun