Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengapa Penggerebekan Sering Terjadi di Berbagai Hotel Melati?

29 Juni 2021   12:48 Diperbarui: 30 Juni 2021   19:48 8240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan CCTV di setiap sudut hotel, menunjukkan betapa peduli pihak hotel menjaga keamanan para tamu (ilustrasi Pixabay)

Sabtu sore itu, saya sendirian di kedai kopi. Saat percakapan dengan kolega dalam telpon, There,  pramusaji di kedai itu menguping pembicaraan.

Usai bertelpon, There menghampiriku lalu kami membahas seputar dunia hotel. Ternyata Theresia siswi SMK jurusan F&B product (Food & Beverage). Beberapa bulan lagi ia akan tamat studi.

Satu hal diantara sekian banyak pertanyaannya, mengusik keinginanku untuk berbagi kisah.

"Kenapa hotel berbintang kok gak pernah kena razia seperti hotel melati ya, Kak?" tanyanya.

"There pilih kerja dimana, hotel berbintang atau hotel melati?" jawabku, balik bertanya.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), penggerebekan artinya datang dengan tiba-tiba untuk menangkap. Sedangkan razia yaitu penggerebekan penjahat yang berbahaya bagi keamanan.

Dengan hati-hati saya menjawab pertanyaannya. Ia harus mencernanya dengan kritis.

Pernahkah Anda menonton tayangan razia di hotel-hotel melati? Apa yang terlintas dalam benak?

Menyaksikan singkat tayangan itu membuat tidak habis pikir. Gruduk dadakan ke tiap-tiap kamar. Ada juga yang terkesan mengadili di tempat. Tak luput wajah para tamu terkena sorotan kamera awak media, silau, gelagapan. Semua tamu tidak siap menghindar. Razia itu dari kamar ke kamar. Digerebek siapa? Ya, aparat penegak hukum.

Itulah sekilas gambaran kebiasaan penggerebekan dan razia di berbagai hotel melati dalam berita televisi. Sekepal menjadi gunung, setitik menjadi laut. Perkara kecil bisa jadi dibesar-besarkan.

Sekilas tentang tipe hotel melati

Hotel melati, memiliki tipe melati I, melati II dan melati III. Perbedaan ini berdasarkan jumlah kamar dan fasilitas. Secara bertingkat, hotel melati I minimal harus mempunyai 5 kamar. Melati II, minimal 10 kamar dan melati III setidaknya tersedia 15 kamar.

Kesamaan dari hotel melati yaitu memiliki fasilitas kamar mandi, AC, TV, di setiap kamar. Kemudian dilengkapi meja resepsionis. Di beberapa wilayah kota, karena berudara sejuk, tidak terpasang AC. Fasilitas itu kadang  tidak mutlak tersedia. Kadang hanya tempat tidur dan kamar mandi saja.

Yang membedakan dari ketiga tipe tersebut yaitu melati II dan melati III tersedianya restoran dan lobi. Tersebab fasilitas yang terbatas itulah maka disebut hotel tipe melati. Publik mengenalnya dengan sebutan penginapan melati.

Demikian sederhana dan mudahnya mendirikan bisnis hotel melati, sehingga muncul hotel-hotel yang tidak berstandar serta tidak  bersertifikasi.

Banyak cara elegan menangkap pelaku kejahatan tanpa menimbulkan kegaduhan di hotel (ilustrasi Pixabay)
Banyak cara elegan menangkap pelaku kejahatan tanpa menimbulkan kegaduhan di hotel (ilustrasi Pixabay)

Lalu mengapa penggerebekan kerap terjadi di hotel-hotel itu? Pernahkah Anda menonton tayangan razia di hotel berbintang?

Hotel sebagai rumah bersama, diharapkan menjadi tempat menginap yang aman bagi para tamu selama waktu tertentu. Sedangkan pihak hotel wajib menciptakan rasa aman itu.

Beragam tanggapan publik dari perlakuan aparat penegak hukum terhadap hotel bersangkutan, seolah tebang pilih.  Benarkah demikian?

Di setiap kota, keterlibatan aparat keamanan wajib melindungi setiap lini bisnis di wilayahnya termasuk hotel.

Kita mafhum, datangnya para wisatawan sebagai penggerak ekonomi di wilayah itu. Karenanya aparat turut menciptakan rasa aman kepada setiap pendatang, termasuk memberantas kriminalitas.

"Apakah di hotel berbintang tidak terjadi gerebek, Kak?"

"Tentu saja ada tetapi jarang terjadi dan kebanyakan dapat dituntaskan dengan baik. Banyak cara elegan tanpa menimbulkan kegaduhan di hotel," 

Langkah yang diambil adalah hak penuh aparat penegak hukum dengan mengindahkan tata krama (courtesy) hotel. Seperti kata pepatah, di mana kelentung berbunyi, di situ kerbau tinggal diam. Di mana ada tata krama betahlah seluruh penghuni.

Mengapa razia jarang terjadi di hotel berbintang?

Identitas tamu di hotel bersifat rahasia (strictly confidential). Petugas hotel dilarang memberikan informasi privat dengan sembarangan kecuali atas permintaan aparat penegak hukum atas persetujuan general manager dan kepala sekuriti.

Petugas hotel pun tidak boleh membocorkan nama tamu dan nomor kamar kepada seseorang yang tidak terkait.

Tamu berhak mendapat perlindungan selama berada di lingkungan hotel sepanjang menjaga norma kepantasan dan tidak bertentangan dengan hukum.

Pak Dedi dan keluarganya tidak semata-mata menginap di hotel bila tempat itu tidak aman bagi kedua anak dan istri. Tasya & Jefri calon pengantin, tidak memilih hotel untuk keluarga besarnya menginap bila kondisi hotel tidak aman.

Pemasangan CCTV di setiap sudut hotel, menunjukkan betapa peduli pihak hotel menjaga keamanan para tamu (ilustrasi Pixabay)
Pemasangan CCTV di setiap sudut hotel, menunjukkan betapa peduli pihak hotel menjaga keamanan para tamu (ilustrasi Pixabay)

Saya mencatat, inilah pembeda dalam hal produk dan sistem sehingga dapat menjawab pertanyaan Theresia, mengapa di hotel berbintang jarang terjadi (luput) dari kebiasaan penggerebekan dan razia.

Pertama, Sistem pelayanan yang sembarangan akan memunculkan laporan buruk dari tamu kepada PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia), bilamana pelayanan tidak sesuai standar. Bahkan penyebab citra hotel, jatuh, tidak tersertifikasi.

Karena itu hotel berbintang dilengkapi sertifikasi yang  sangat penting guna melindungi usaha Anda (business protection).

Kedua, Setiap tamu wajib memberikan identitas diri, KTP, Paspor, SIM. Kebiasaan tanpa meminta identitas membuka kesempatan bagi pelaku kejahatan. Silap mata pecah kepala, jika tidak berhati-hati tentu akan mendapat celaka.

Ketiga, manajemen hotel berbintang menjamin privasi seluruh tamu, kecuali atas desakan permintaan penegak hukum terkait kriminalitas tamu bersangkutan.

kerahasiaan dan privasi tamu sangat dijaga. Keteledoran membocorkan data tamu akan dikenakan sangsi.

Keempat, kompensasi harga kamar yang terbilang tinggi, mendorong manajemen hotel memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu.

Bahkan petugas hotel akan memberi pelayanan ekstra untuk memberi rasa aman sejauh tidak melanggar kesusilaan dan hukum.

Kelima, ketatnya memasuki lantai kamar hotel karena penggunaan kunci kamar yang komputerisasi mulai dari guest lift hingga akses ke beberapa ruang di hotel.

Selain itu, sistem sekuriti yang modern telah menembus hotel berbintang baik bagi tamu maupun karyawan hotel. CCTV di berbagai sudut, menunjukkan kepedulian manajemen terhadap keamanan di hotel.

Hotel semestinya menciptakan keamanan bagi para tamu (ilustrasi Pixabay)
Hotel semestinya menciptakan keamanan bagi para tamu (ilustrasi Pixabay)

Ada bukit, ada rawa. Ada hotel berbintang, ada hotel melati. Keduanya memiliki cara penanganan berbeda. Namun satu hal, semestinya menciptakan keamanan bagi para tamu.

Membandingkan hotel berbintang dengan hotel melati memang tak sepadan. Tetapi jaminan keamanan dari penyedia jasa adalah suatu keharusan.

Tidak ketatnya proses check-in tanpa kartu identitas diri sama halnya dengan menganggap sepele penegakan hukum. Jangan memberi celah kepada pelaku kejahatan dan pelanggar susila, bersembunyi di balik pintu kamar hotel-hotel itu.

Di mana kayu bengkok, di sanalah musang meniti. Tempat yang tidak dijaga baik-baik, itulah yang dimasuki pencuri. Masing-masing pihak harus peduli, penyedia jasa dan penyewa!

Bagi pebisnis hotel, buatlah peraturan yang jelas sesuai hukum dan norma agama sehingga tempat menginap menjadi rumah berkah bagi para tamu.

"Saya sih pengin hotel tipe melati tiga aja, Kak. Sekaligus bisa jualan kue!"

"Semoga tercapai cita-citamu, There. Sampai jumpa ya."

Saya pun undur diri.

Salam hospitality.

Artikel terkait:
Seputar Kunci Kamar Hotel dan Hobi Baruku

Mengenali Sudut Hostel, Penginapan Murah Para Backpacker

Sekilas Tentang Modus Operandi Maling Perlente di Berbagai Hotel

Bacaan:  satu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun