Sabtu sore itu, saya sendirian di kedai kopi. Saat percakapan dengan kolega dalam telpon, There, pramusaji di kedai itu menguping pembicaraan.
Usai bertelpon, There menghampiriku lalu kami membahas seputar dunia hotel. Ternyata Theresia siswi SMK jurusan F&B product (Food & Beverage). Beberapa bulan lagi ia akan tamat studi.
Satu hal diantara sekian banyak pertanyaannya, mengusik keinginanku untuk berbagi kisah.
"Kenapa hotel berbintang kok gak pernah kena razia seperti hotel melati ya, Kak?" tanyanya.
"There pilih kerja dimana, hotel berbintang atau hotel melati?" jawabku, balik bertanya.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), penggerebekan artinya datang dengan tiba-tiba untuk menangkap. Sedangkan razia yaitu penggerebekan penjahat yang berbahaya bagi keamanan.
Dengan hati-hati saya menjawab pertanyaannya. Ia harus mencernanya dengan kritis.
Pernahkah Anda menonton tayangan razia di hotel-hotel melati? Apa yang terlintas dalam benak?
Menyaksikan singkat tayangan itu membuat tidak habis pikir. Gruduk dadakan ke tiap-tiap kamar. Ada juga yang terkesan mengadili di tempat. Tak luput wajah para tamu terkena sorotan kamera awak media, silau, gelagapan. Semua tamu tidak siap menghindar. Razia itu dari kamar ke kamar. Digerebek siapa? Ya, aparat penegak hukum.
Itulah sekilas gambaran kebiasaan penggerebekan dan razia di berbagai hotel melati dalam berita televisi. Sekepal menjadi gunung, setitik menjadi laut. Perkara kecil bisa jadi dibesar-besarkan.