Berbeda dengan Meta, di koperasi hotel, ia rajin membuat nasi kuning, nasi rames untuk sarapan tambahan para karyawan. Omsetnya sehari sekitar Rp 50 bungkus.
Harga nasi kuning per bungkus Rp 10,000. Keuntungannya sekitar Rp 300.000 per hari. Lumayan. Meta sendiri bekerja di bagian Food & Beverage. Sedikitnya ia mampu menghitung food cost.
Herman salah seorang staf marketing selalu datang terlambat ke kantor. Warna print out absen hampir semua merah.
"Saya sudah seminggu jadi sopir online Bu. Mohon maaf saya selalu terlambat"
"Jam berapa terakhir jemput, Her?"
"Tak tentu Bu, kadang jam 22:00. Rata-rata sih jam 23:00"
Herman jelas menyalahi peraturan tertulis.
Memiliki kerja sampingan boleh-boleh saja asalkan siap menghadapi problemanya. Jika kita tak sanggup mengerjakannya, beri kepercayaan kepada istri atau pegawai.
Kerja sampingan sekaligus karena hobi, lebih asyik dan menyenangkan. Seperti Tifani yang membuat rangkaian Bunga dari uang kertas sebagai pesanan online.
Hasil dari buket flower berbahan uang kertas itu, ia mendapat Rp 200 ribu setiap pemesanan. Jika 3 pesanan saja, angka yang cukup untuk membeli keperluan tambahan keluarga.
Bagi kita pilih-saja sekiranya pekerjaan sampingan yang membuat kita senang mengerjakannya apalagi sebagai hobi, asalkan halal. Terpenting tidak mengganggu pekerjaan utama.
Di jaman digital ini, asyik juga melakukan pekerjaan sampingan. Diawal masa pandemi saya mengerjakan beberapa pekerjaan yang tidak menyita waktu yaitu menjadi affiliate TripAdvisor. Sampai sekarang masih dilakukan. Bayarannya memang recehan tapi recehan dikumpul akan menjadi uang kertas USD 100.00.
Apalagi seperti Kompasianer Tonny Syiariel, Novi Setyowati yang kebanyakan konten blog tentang destinasi wisata, akan mudah menambah pundi-pundi uang dari affiliate marketing ini.