Demikian terjadi beberapa tahun silam, saat direkrut hotel anyar, seorang ekspatriat dari Inggris meminta saya menerjemahkan satu tulisan berbahasa Indonesia kedalam bahasa Inggris. Bos-nya menyerahkan lembaran itu sementara ia baru saja tiba 3 hari di Bandung.
Pelanggan hotel ini kebanyakan kaum ekspatriat yang dikontrak Industri Pesawat Terbang Nusantara, IPTN. Seorang kawan mengenalkannya. Saya pun belajar menerjemahkan kedalam terjemahan bebas.
Konten lembaran itu seputar mesin-mesin. Tiap hari libur dia memberikan 2 -- 3 lembar. Entah dia paham atau tidak bahasa Inggrisku kala itu. Pokoknya diterjemahkan saja. Hehe. Bayarannya lumayan, terkadang ekstra tip.
Bekerja di hotel dengan sistem jam kerja penuh waktu, untuk back office tentu dilarang. Selain mengganggu konsentrasi bekerja juga waktu terbatas. Jika dipaksakan, akan lelah.
Ketentuan itu tertuang dalam peraturan tertulis. Tidak diperbolehkan bekerja di perusahaan lain secara formal, misalnya menjadi agen asuransi, agen multi level marketing (MLM).
Kendati dilarang, banyak kawan memiliki kerja sampingan secara diam-diam, tetap saja mereka melakukannya. Biasanya kawan-kawan tutup mulut. Jika ketahuan, pemecatanlah akibatnya.
Lain halnya dengan kerja sampingan Dede. Semenjak Dede dipindah dari back office ke housekeeping, Dede memiliki jam kerja senggang. Usai jam kerja ia membuka kedai makan bersama istri.
Suatu hari ia mengundang semua kolega datang, dengan promosi diskon dari sang pemilik. Penuh sesaklah kedai itu. Cerdik juga cara berpromosi. Makanan best seller-nya yaitu ayam penyet vampir. huahh
Akhirnya Dede jadi terkenal di hotel. Kedai kecil disulap jadi restoran. Sang istri merekrut beberapa pegawai. Ia sendiri tetap menekuni pekerjaannya di hotel.