Saya pernah menghabiskan waktu seharian hanya untuk melayani permintaannya. Surat konfirmasi yang salah tik, bahkan hingga koma, titik, garis miring, harus sesuai keinginannya.
Bila mereka ingin bertemu, seakan malas menjumpai. Segala sesuatu baik menurut pendapatnya saja. Jika boleh memohon, semoga setelah acara ini usai, ia takkan kembali ke hotel...hmm
4. Kikir
Tipe golongan ini selalu menawar harga. Hari ini ia tawar 30 ribu lebih murah, esok hari menawar 40 ribu. Saat ia menandatangani kontrak, menawar lagi. Lama kelamaan, anda dibuat hilang kesabaran. "Sabar bu, sabar", sambil mengelus dada.
Saking pelitnya, selalu menunda-nunda, tarik ulur. Tidak menghargai kerja keras kita. Mereka menanyakan diskon terus-terusan. Dalihnya mengacu harga 5 tahun silam yang pernah ia terima. Kalau bisa ditawar, kenapa tidak?
Buruknya lagi mereka tidak pernah membayar invoice tepat waktu. Keinginannya banyak namun lalai terhadap pembayaran. Mereka tidak mau mengerti kondisi hotel, melakukan dengan gayanya sendiri, sakarape dewek.
5. Penjajah
Pelanggan kelas penjajah, mengira ia satu-satunya pelanggan anda. Menelepon terus-menerus, mengirim email, lalu mengadakan pertemuan yang takperlu.
Ia abai terhadap pertemuan karena waktunya jauh lebih penting daripada jadwal kita. Waktu kita terbuang percuma mengurusi orang ini.
Mencari-cari alasan untuk menyalahkan kita. Menelpon tiada henti, agar surat penawaran direvisi. Apalagi salah kalimat. Waktu terbuang karena hal-hal sepele.
Pada akhirnya, karena ia tak puas akan pelayanan hotel, ia akan menjelekan kita kepada pelanggan lain. Adigang, adigung, adiguna.