Sibuk itu bagi kami adalah keadaan normal, seperti pulang kerja kantor yang tak menentu. Kadang pukul 19:00, pernah pula pukul 01:00 karena harus merampungkan business plan.
Bukan keharusan, namun enggan meninggalkan kantor jika kerap menunda pekerjaan.
Suatu hari, dalam pertemuan dengan sales team Hotel AD di Palembang, saya merasakan sesuatu yang aneh pada bagian perut. Tidak biasanya seperti itu.
Tiga hari kemudian, saya kembali ke Jakarta. Saya utarakan tentang gangguan ini kepada suami.
"No, I'm not pregnant" jawabku
"Ok, you go to doctor tomorrow". Saya mengangguk
Keesokan pagi, pukul 07:00 saya bersiap ke dokter obgyn (Obstetri dan ginekologi) untuk memeriksa perut ini yang melilit, keras, terasa kram, teraduk-aduk.
Setelah tiba giliranku, dokter memeriksa dengan USG. Karena terdiagnosis myoma, dokter memaksaku agar langsung opname.
Tiga malam, 4 hari saya berada di rumah sakit dengan ditemani suami dan putriku. Ketika itu putra pertama sedang berada di negri sebrang.
Sebelum keluar dari rumah sakit, dokter menunjukan foto-foto myoma berukuran kelapa muda. Mengerikan! Ia ada dalam perutku berbulan-bulan tanpa disadari. Menurut dokter bahwa hanya tinggal 1 cm saja ruang dari perut. Jika tidak,....
5 Tahun lalu