Disimpulkan bahwasanya dermatitis ialah peradangan dalam kulit yang mengakibatkan terjadi seperti ruam kemerahan, kulit terasa gatal dan bersisik. Tetapi penderita yang sudah pada tiingkat yang parah, maka biasanya akan melepuh pada kulit yang terinfeksi, dan bisa berakibat sangat berbahaya bagi kulit.  Selain penderita  yang memberikan dampak pada Kesehatan fisiknya juga dalam merasakan sakitnya yang membuatnya cemas dan lainnya apalagi sampe pada level tinggi dapat membuatnya juga menjadi masalah kesehatan mental penderita. (Ningsih, Alim, & Gafur, 2019)
Dermatitis terdapat dua jenis yakni dermatitis kontak dan dermatitis atopic. Dermatitis kontak ini memiliki dua kelompok yang mana dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan ialah reaksi imunologis kulit terhadap gesekan atau paparan asing penyebab iritasi kulit. Sedangkan dermatitis kontak alergi adalah kelainan kulit yang dimiliki oleh seseorang karena adanya sensitifitas terhadap bahan yang bersifat alergen. (Kristanti, 2017)
Psikoneuroimunologi: Konsep dan Teori Dasar:
Psikoneuroimunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang psikologis, saraf, dan proses imunologi . Dalam psikoneuroimunologi memberikan interpretasi yang lebih integrative pada pada konsep patagenesis penyakit, misanya "saat kondisi stress atau penyakit psikiatri tertentu akan mempengaruhi sistem imun" diinterpretasikan sebagai "selama stress atau penyakit psikiatri, adanya perubahan tingkat interaksi dalam jalinan kerja antara sistem kejiwaan dan sistem imun". (Wardhana d. M., 2016)Menurut Martin (1938) ide dasar psikoneuroimunologi ialah sistem kekbalan ditentukan oleh status emosi.
Disini psikoneuroimunologi mengkaji interaksi hubungan faktor stress psikologi terhadap respon imun pengaruh stress psikologis pada perubahan respon imun, dan manifestasi berbagai penyakit yang diperantarai respon imun. Â Teori dasarnya, psikoneuroimunologi menjelaskan bagaimana stress dapat memengaruhi respon sistem kekebalan tubuh. Ketika individu mengalami stress, tubuh merespons dengan melepaskan hormon seperti kortisol. Hal ini dapat mengubah aktivitas sistem kekebalan tubuh, memengaruhi peradangan, dan respons terhadap infeksi. (Wardhana d. M., 2016, pp. 19 - 45)
Hubungan antara Dermatitis dan Psikoneuroimunologi:
Dalam psikoneuroimunologi terdapat ilmu turunan yaitu psikoneuroalergologi yang merupakan ilmu yang berfokus pada keterkaitan alergi imunologi yang bersumber drai factor psikososial. Dermatitis ini masuk kedalam gangguan alergi juga. Dalam dermatitis ini terdapat berbagai faktor, seperti gaya hidup, polusi, cuaca, ataupun stress psikososial didalam imunologi penyakit tersebut.
Peran atau hubungan psikoneuroimunologi yang mana dalam ilmu turunannya psikoneuroalergologi. Pada dermatitis yang termasuk gangguang alergi juga , masuk kedalam dampak potensial dari hiporesponsif atau hiper responsif aksis pada hipotalamushipofisis-adrenal. Disaat sel imun melepaskan sitokin, kemokin, dan neuropetida yang mengakibatkan dikulit terasa nyeri, gatal, serta mentransmisi stimulus sensori melalui ganglia dorsalis dan traktus spinalis pada area spesifik sistem saraf pusat. Dari sini produksi local neuro -- hormone dan neuropeptide, disertai keluarnya substansi P yang berasal dari serabut saraf dalam kulit akibat dari respon terhdap stress. Dalam klinis dan fisiologis juga telah dijelaskan stress psikologis yang mana merupakan bagian terpenting dari penyakit dermatitis. Dimana efeknya  respon langsung ataupun tidak  langsung memflaminasi respon imun, ekspresi neuropeptide kulit dan fungsi sawar kulit.
     Studi kasus dan penelitian telah memberikan bukti tentang hubungan ini. Adanya keterkaitan antara stress yang bisa mempengaruhi penyakit kulit seperti dermatitis dalam apa yang telah dijelaskan di psikoneuroimunologi.
      Psikoneuroimunologi yang merupakan cabang dari ilmu kedokteran dengan factor psikologi yang memberikan pengaruh system respon imun, darisini bisa diketahui pengaruh stress psikologi yang memberikan bisa memberikan dampak respon imun ke berbagai penyakit yang dimediasi oleh system imun. Dari psiko ini menunjukkan aspek psikologikan, neuro membidik pada aspek susunan saraf pusat serta system endokrin, dan imunologi membidik  pada system imun kepada infeksi dan antigen dengan berbagai konsekuensi klinis.
       Studi yang mengkaji hubungan stressor dengan sistem neuro -- endokrin serta sistem imun inilah yang dibahas diatas ialah psikoneuroimunologi ini. Ketiga sistem itu merupakan sistem terbesar dalam tubuh maka saling mempengaruhi satu sama lain melalui dari banyak cara, maka gangguan tersebut termasuk resiko yang memperberat keadaan suatu penyakit (Wardhana M. )