Mohon tunggu...
Cecilia Oktaviana
Cecilia Oktaviana Mohon Tunggu... Lainnya - Cecilia Oktaviana - 43220010035 Mahasiswa Universitas Mercu Buana Dosen : Appolo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBGG

Cecilia Oktaviana - 43220010035 Mahasiswa Universitas Mercu Buana Dosen Dosen : Appolo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBGG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akutansi Pendekataan Semiotika; Menurut Charles Sander Pierce

22 Mei 2022   20:15 Diperbarui: 23 Mei 2022   20:00 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'' TB2_ Teori Akuntansi Pendekatan Semiotika ;"

Nama : Cecilia Oktaviana

NIM : 43220010035.  

TEMA : Semiotika  Charles Sanders Pierce

DOSEN PENGAMPU : Apollo, Prof. Dr, M. Si. Ak, CIFM, CIABV, CIBG






Semiotika atau disebut juga dengan studi semotik pada tradisi saussurean disebut semiologi) merupakan studi yang memiliki makna tentang keputusan. Hal ini termasuk tentang studi tanda-tanda serta proses pada suatu tanda(semiosis), penunjukan, analogi, kemiripan, indikasi, Metamora serta makna Bahasa yang spesifik. Lalu pada penjelasan tersebut apa hubungannya dengan akutansi?. Berikut adalah penjelasan tentang semiotika atau artikel ini lebih memusatkan tentang (2W1H)  agar memudahkan para pembaca untuk memahami tentang teori akutansi dengan pendektan semiotika, sebelum menjelaskan pertanyaan tersebut, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa itu ilmu semiotika? Lalu dari mana semiotika berasal? Berikut adalah penjelasannya: semiotika merupakan sebuah disiplin ilmu atau metode analisis yang dapat menejlaskan tentang tanda-tanda yang terdapat pada satu objek yang terkandung dalam objek tersebut. Semiotika juga berasal dari Bahasa Yunani  disebut dengan "Semeion" yang memiliki arti yaitu "Tanda". Maka dapat disimpulkan bahwa semiotika merupakan ilmu yang mempelajari serta memberitahukan ilmu tentang tanda(sign).

Pada pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati ataupun dibuat teramati yang dapat disebut dengan tanda dan tentu saja tidak dibatasi suatu benda. Lalu kata semiotika diturunkan lagi dengan Bahasa inggris yang disebut dengan " Semiotics" yang memiliki nama lain dari semiotika yaitu semiology. Tentunya kedua kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu sebagai ilmu yang menjelaskan tentang sederetan luas pada objek-objek maupun tentang peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Semiotik juga terdiri dari sekumpulan teori-teori tentang bagaimana cara mempresentasikan tanda-tanda pada benda, keadaan, situasi, ide, perasaan serta kondisi diluar jangkauan tanda-tanda itu sendiri. Semiotik juga merupakan salah satu kajian yang tentunya menjadi tradisi pada teori komunikasi. 

Pengertian Teori Semiotik Menurut Charles Sander.

Sebelum ke penjelasan tentang teori semiotik, baiknya kita terlebih dahulu siapa Charles Sander ? . Charles Sander merupakan para ahli dalam logika, matematika, semiotika, ataupun seorang ilmuan serta seorang filsuf. Singkat cerita tentang kehidupan Charles Sander yaitu Charles lahir pada tanggal 10 September 1839 di Cambridge, Amerika. Perjalanan Charles menempuh Pendidikan di bidang kimia pada Universitas Harvard serta lulus pada tahun 1863. Setelah menyelesaikan kuliahnya sebagai seorang kimiawan dan berkerja ilmuan selama 30 Tahun, dia bekerja sebagai anggota staff United Coast and Geodetic Survey.sehingga Charles menutup usianya pada tanggal 19 April 1914 di Milford, Amerika.

Pierce memperkenalkan pada istilah locke karena pierce sendiri melihat bahwa semiotika memiliki konsisten dengan tradisi sebelumnya. Pierce menggunakan kata istilah semiotika karena semiotika memiliki istilah disiplin atau lebih sebagai bentuk penalahaan yang berorientasi filsafat. Pierce mengatakan bahwa tugas pokok pada semiotika yaitu mengidentifikasi, mengklasifikasikan jenis-jenis utama serta cara penggunaannya dalam aktifitas yang memiliki sifat representasif, serta dapat mendokumentasikan. Maka karena jenis-jenis tersebut sangatlah berbeda di setiap budaya, tanda itu mencipatakan berbagai contoh mental yang membentuk pandangan serta yang dimiliki terhadap dunia. Oleh karena itu pierce menyebutkan suatu tanda itu sebagai Representamen atau seluruh proses yang akan menentukan makna atau disebut juga dengan interpretasi serta juga sebagai konsep, gagasan, benda, dan sebagainya. Yang akan dijadikan sebagai acuan objek. Pierce terkenal dengan teori mengenai tanda. Bahwa pierce mengatakan tanda itu sendiri merupakan sesuatu objek agar memiliki fungsi sebagai makna bagi interpretan

Menurut teori Semiotika Charles Sander, semotika didasarkan pada logika, karena pada dasarnya logika mempelajari bagaimana manusia bernalar. Tanda-tanda menurut Peirce menyatakan bahwa kemungkinan manusia dapat berfikir, dapat berhubungan dengan orang yang lain serta memberi makna apa yang akan ditampilkan pada semesta. Pada hal ini manusia tentunya mempunyai keanekaragamaan serta tanda-tanda di berbagai aspek di kehidupannya. Tanda linguisik merupakan menjadi salah satu yang terpenting. Teori semiotika juga memiliki fungsi serta kegunaan pada suatu tanda hal itulah yang menjadi pusat perhatian karena teori semiotika sangat berperan penting terhadap tanda. Tanda merupakan salah satu komunikasi yang sangat teramat penting dari berbagai kondisi apapun serta dapat dipergunakaan pada berbagai aspek komunikasi.

Teori semiotic juga mempelajari beberapa sistem tanda non-linguisirik. Semiotika pada umunya terbagi menjadi 3 cabang contohnya sebagai berikut :

  • Sintakis : yaitu merupakan suatu hubungan antara tanda-tanda ataupun dalam struktur formal.
  • Pragmatic : yaitu merupakan suatu hubungan antara tanda-tandan dengan tanda yang menggunakan agen.
  • Sematik : yaitu merupakan suatu hubungan antara tanda serta hal-hal lainnya yang mereka lihat suatu makna.

Tanda-tanda inilah yang akan membawa kita yang memungkinkan bahwa untuk berhubungan dengan seseorang atau orang lain, dapat berfikir, serta memiliki kemungkinan pada keanekaragamaan tanda-tanda. Contohnya seperti tanda-tanda linguistik yang merupakan suatu kategori yang penting tetapi bukan salah satunyam piecre juga memberikan pendapat bahwa tanda ataupun lambang merupaka suatu yang merepresentasikan serta mengambarkan sesuatu yang lain atau dalam kondisi seseorang yang mempercayainya.

Lingustik dalam Semiotika Charles Sander Peirce. 

Menurut Peirce setiap tanda berlaku secara umum pada tanda linguistik, tetapi belum tentu jika tanda ligustik berlaku untuk tanda lainnya. Peirce juga menyatakan bahwa tanda-tanda yang berkaitan pada objek yang menyerupainya, keberadaannya tentunya memiliki sebab-akibat dengan tanda-tanda atau bisa juga karena ikatan konvesional pada tanda-tanda tersebut. Maka dari itu Peirce mengemukakan bahwa teorinya berlaku secara umum.

Tanda pada ligustik dalam teori Peirce suatu hal yang merupakan penting tetapi bukan berarti satu-satunya yang terpenting. Dari berbagai hal tanda yang terujat pada objeknya menjadi suatu hal bahasan yang pada umumnya ingin diungkapkan pada Peirce. Bahwa pada dasarnya tanda-tanda tersebut diciptakan manusia untuk berkomunikasi dalam rangka representasi atas Bahasa ligustik atau ligustik yang secara umum dapat berlaku.

Klasifikasi Tanda Menurut Charles Sander Peirce. 

Perice menghendaki suapaya teori semiotika  yang telah dibuat menjadi suatu rujukan umum ataupun kajian berbagai tanda-tanda.  Maka dari itu Peirce membutuhkan kajian lebih mendalam mengenai tentang tanda-tanda tersebut, salah satu utamanya adalah mengenai seberapa luas jangkuan pada teorinya. Pada penjelasannya Peirce membagikan dalam beberapa klasifikasi :

A. Berdasarkan Ground

Berdasarkan pada ground berkaitan dengan sesuatu yang menciptakan suatu tanda yang dapat berfungsi . pada hal ini Peirce menglasifikasikan Ground kedalam tiga hal yaitu:

  • Qualisign. 

Qualisign merupakan kuliatas yang berasal dari suatu tanda. Contohnya seperti kualitas kata-kata yang akan digunakan dalam menyertai tanda-tanda tersebut seperti kata-kata yang keras atau bisa juga dengan nada keras atau pun kasar serta lembut. Tidak hanya itu kata-kata dapat menentukan kualitas dari suatu tanda, dapat pula bisa berupa warna yang ditemukan pada gambar yang menyertai tanda tersebut.

  • Sinign.

Sinign merupaka eksitensi serta akutalitas pada suatu benda ataupun peristiwa terhadap pada suatu tanda. Contohnya seperti kata tanah longsor pada kalimat" terjadi bencana tanah longsor " pada kalimat tersebut merupaka suatu peristiwa yang menjelaskan bahwa tanah longsor terjadi diakibatkan karena erosi.

  • Legisign.

Legisign merupakan norma yang memiliki makna pada tanda. Tentunya tanda tersebut berkaitan dengan apa yang boleh ataupun tidak boleh dilakukan.  Contohnya seperti tanda dilarang berhenti menunjukan bahwa saat kita berkendara kita dilarang berhenti dijalan sembarangan, contohnya lagi seperti dilarang membawa minuman keras  maka tanda itu menunjukan bahwa kita dilarang membawa minuman keras saat berada disuatu tempat, atau contoh umunya dilarang merokok yang menunjukan bahwa kita dilarang merokok pada suatu lingkungan dimana tanda tersebut berada.

B. Berdasarkan Objeknya :

Konsep pada semiotika menurut Pierce yaitu memfokuskan terhadap hubungan trikotomi antara tanda-tanda yang merupakan suatu karya sastra. Hubungan yang dimaksud dengan trikotomi yaitu hubungan antara objek, interpretan ataupun representamen. Didalam hubungan antara trikotomi, terbagi antara menjadi 3 bagian yaitu merupakan suatu hubungan tanda yang dapat dilihat berdasarkan persamaan/kesamaan yang terdiri antara unsur-unsur yang di fokuskan yang biasanya disebut dengan ikon, indeks ataupun simbol berikut adalah penjelasan atau definisi 3 bagain tersebut, yaitu :

  • Ikon.

Ikon merupakan tanda yang menyertai berupa bentuk objek aslinya. Hal ini dapat diartikan sebagai hubungan antara tanda ataupun objek yang memiliki sifat kemiripan. Maksud dari ikon tersebut adalah memberikan pesan yang berbentuk pada aslinya. Contohnya seperti  banyak yang kita jumpai tapi tidak kita sadari yaitu peta Indonesia merupakan ikon dari wilayah negara Indonesia.

  • Indeks.

Indeks merupakan tanda yang berhubungan dengan hal yang bersifat kausal ataupun sebab-akibat. Pada hal ini tanda memiliki kaitannya pada objek yang berasal dari sebab-akibat. Tanda tersebut berabrti memiliki akibat dari suatu pesan contohnya seperti : misalkan asap sebagai tanda dari api yang merupakan suatu penanda adanya api, jejakkaki di tanda juga merupakan tanda seseorang telah melewati jalur tanag tersebut, tanda tangan juga termasuk kedalam contoh indeks karena tanda tangan merupaka keberadaan seseorang yang telah menorehkan tanda tangan tersebut.     

  • Simbol

Tentunya Bahasa "simbol" sangatlah tidak asing, seperti yang kita ketahui bahwa simbol merupakan tanda yang berhubungan dengan penandanya serta juga petandanya. Dinyatakan bahwa suatu simbol yang melalui tanda telah disepakati oleh para penandanya yang merupaka sebagai acuan umum. Contohnya seperti: lampu lalu lintas yang berwarna hijau yang berarti jalan, serta lampu merah berhenti sedangkan lampu kuning menandakan pengendara bersiap-siap untuk menjalankan kendaraanya, semua orang tentunya sudah mengetahui hal tersebut serta sepakat bahwa lampu-lampu tersebut memiliki arti yang pastinya harus dilakukan agar menciptakan ketentraman saat berada dijalan raya.

C. Berdasarkan Interprentant :

  • Rheme.

Rheme merupakan tanda yang memungkinkan bahwa pemaknaan tanda tersebut berbeda-beda. Contohnya seperti orang yang sedang flu, bisa saja disa sedang sakit atau alergi, atau bisa juga dengan orang yang matanya merah, maka bisa saja dia sedang mengantuk, atau sakit mata, iritasi atau bisa juga dia sedang dalam kondisi sedang mabuk.

  • Dicent sign atau dicisign.

Dicent sign merupakan tanda yang sesuai dengan suatu fakta serta kejadian yang nyata contohnya seperti suatu rumah memiliki binatang peliharan seperti peliaharan anjing maka diperumahan itu diberikan tanda gambar anjing agar pendatang atau orang-orang yang melewati jalan tersebut mengetahui tentang keberadaan anjing, atau di jalan kampug terdapat banyak anak-anak kecil yang sedang bermain di jalanan maka diberikan penanda atau pasang rambu hati-hati banyak anak-anak. Contoh lainnya misalnya terdapat jalan rawan kecelakaan maka dipasangkan rambu hati-hati rawan kecelakaan.

  • Argument.

Argument merupakan tanda yang berisi alasan atau opini tentang suatu hal. Contohnya seperti tanda larangan merokok di SPBU, dikarenakan hal tersebut dapat berakibatkan kebakaran karena tempat tersebut merupakan tempat yang mudah terbakar.

10 Macam-Macam Menurut Charles Sander Peirce. 

Setelah beberapa penjelasan diatas yang telah menjelaskan tentang klasifikasi tersebut. Peirce memberikan kesimpulan tentang tanda-tanda tersebut dalam teori semiotikanya kedalam 10 macam tanda yaitu :

  • Qualisign, diartikan sebagai kualitas dari suatu benda, misalnya orang yang berbicara keras maka orang tersebut dalam keadaan sedang marah, atau orang yang sedang tertawa maka keadaan orng tersebut sedang bahagia. Contohnya lagi seperti warna putih yang menandakan kesucian, warna merah yang melambangkan keberaniaan, orange yang melambangkan kreatif, warna kuning bahagia, serta warna hitam melambangkan kejahatan.
  • Inconic Sinsign, diartikan sebagai tanda yang menunjukan suatu kemiripan contohnya seperti tanda tangan, foto, serta peta.
  • Rhematic Indexical Signsign, diartikan sebagai tanda yang berkaitan dengan pengalaman lansung atau keberadaanya disebabkan pada suatu hal. Contohnya seperti jalur atau jalan raya yang sering memakan korban saat terjadinya kecelakaan maka dipasangkan tanda tengkorak yang artinya bahwa tanda tengkorak tersebut dapat dipampang jumlah korbannya dengan bertujuan untuk melintasinya dengan hati-hati.
  • Direcnt Sinsign, diartikan sebagai tanda menujukan informasi pada suatu hal. Contohnya seperti rambu yang menggambarkan masjid, lambang food atau SPBU yang menandakan bahwa tidak jauh lagi terdapat tempat restoran, spbu serta masjid yang sering kita sebut dengan rest area.
  • Iconic legisign, diartikan sebagai tanda yang berupa perintah atau larangan yang erat kaitannya dengan hukum ataupun norma. Contohnya sepertinya pada rambu lalu lintas yang memberikan tanda serta perintah maupun larangan yang berfungsi untuk menertbitkan saat mengendarai kendaraan.
  • Dirent Indexical Legisign,diartikan sebagai tanda yang merujuk pada subjeknya pada suatu informasi tertentu. Contohnya seperti saat sebuah mobil yang sedang dalam masalah seperti bannya bocor atau masalah lainnya mobil tersebut menyalakan lampu hazard untuk memberita bahwa mobil tersebut membutuhkan pertolongan.
  • Rhematic Indexical Legisign, diartikan sebagai tanda yang merujuk pada suatu objek tertentu contohnya seperti pada gambar toilet yang menunjukan pada toilet pria ataupun toilet perempuan.
  • Argument, diartikan sebagai tanda yang merupakan pendapat dari seseorang yang pendapat tersebut hasil dari pikirannya serta suatu pertimbangan dengan alasan tertentu. Contohnya seperti seseorang mengatakan bahwa makanan yang iya makan terlalu manis, maka kata manis tersebut merupakan pertimbangan olehnya atas berbagai timbangan, baik rasanya dan lain sebagainya yang menurut dia makanan yang ia makan memang manis.
  • Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, diartikan sebagai tanda yang menunjukan beberapa objek secara umum terasosiasi yang telah disepakati. Contohnya seperti saat kita melihat gambar kupu-kupu kita mengatakan bahwa itu gambar kupu-kupu dan orang lain mengatakan hal yang sama.
  • Dicent Symbol atau Proposition (Porposisi), diartikan sebagai tanda secara lansung yang menhubungkan beberapa objek dengan penangkapan pada otak. Contohnya seperti seseorang mengatakan bahwa kita harus keluar dari ruangan tersebut, maka hal ini menunjukan bahwa tanda atau ungkapan dari orang tersebut terhubung langsung dengan otak kita yang menjadi sebuah perintah yang akan kita lakukan.

Manfaat Mempelajari Teori Semiotika Charles Sanders Peirce

Manfaat dalam mempelajari teori semiotika ini adalah kita dapat memproleh ilmu serta memproleh hal yang baru. Apalagi sebagai pembelajaran tentang komunikasi yang ternyata tanda bisa juga dijadikan alat pada saat melakukan komunikasi. Tanda juga merupakan memiliki makna yang sangat bermanfaat bagi seluruh kehidupan manusia. Pembelajaran ini bisa dijadikan pembelajaran komunikasi yang mempelajari teori semiotika serta lebih mendalamkan lagi materi keilmuan tentang bahwasannya tanda dari berbagai aspek implementasi secara praktis sehingga dapat diaplikasikan berbagai hal dari kehidupan manusia.

Analisis Semiotik Charles Sander Peirce. 

Analasis semiotic menurut Charles Sander Peirce terdapat pada 3 aspek yang penting sehingga hal ini sering disebut juga dengan segitiga makna ataupun triangle of meaning(Littlejohn, 1998) 3 aspek tersebut : Tanda <-> Interpentant tanda <-> Objek/ acuan. . Tanda merupakan sesuatu yang berbentuk fisik yang bisa ditangkap pada panca indera manusia serta merupakan sesuatu yang merujuk atau mempresentasikan hal lain. Tanda menurut Pierce terdiri dari pada simbol atau tanda yang muncul pada kesepakatan, ikon yang merupakan tanda dengan kemiripan serta kemunuculan secara ilmiah sedangkan indeks yang merupakan tanda yang muncul dari sebab akibat. Interpretant atau pengguna pada tanda merupakan konsep pemikiran yang dari seseirang yang menggunakan tanda sebagai serta menurunkannya ke seuatu makna tertentu ataupun makna tersebut ada dalam benak seseorang tentang objek yang akan dirujuk pada sebuah tanda. Hal yang tepentingnya adalah dalam sebuah proses semiosis meripakan bagaimana makna tersebut muncul dari sebuha tanda jika digunakan ketika seseorang sedang saat berkomunikasi dengan yang lainnya.
penjelasannya yaitu :

  • Tanda : merupakan suatu konsep utama yang menjadikan bahan sebagai analisis dimana di dalam tanda tesebut merupakan suatu makna atau bentuk bentuk interpretasi pesan yang dimaksud. Maka secara sederahana, tanda tersebut cenderung berbentuk visual ataupun fisik yang ditangkap pada manusia.
  • Objek/ acuan tanda : merupakan suatu konteks sosial tang di dalam implementasinya dijadikan berbagai aspek pemaknaan atau suatu rujukan pada tanda tersebut.
  • Interprentant/ penggunaan tanda : merupakan konsep pada suatu pemikiran dari beberapa orang yang akan menggunakan tanda serta menurunkannya ke suatu makna tertenru atau makna tersebut ada dalam bentuk seseorang pada suatu objek yang telah dirujuk pada sebuah tanda.

Terkait penjelasan diatas dijelaskan sudah teori semiotik menurut Semiotik Charles Sander Peirce.berikutnya adalah menjelaskan beberapa [2W,1H] terkait dalam tema tersebut berikut adalah penjelasannya: 

2-628b8531f1f29865052b5e12.png
2-628b8531f1f29865052b5e12.png
1. Apa  pengertian teori laporan keuangan sebagai Tanda atau ilmu Semiotika ?

Pengertian Teori Laporan Keuangan 

teori laporan keuangan tentu saja sudah tidak  asing, seperti yang kita ketahui laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan atau menjelaskan tentang keberadaan posisi keuangan pada suatu entitas bisnis selama satu periode akutansi. Laporan keuangan yang dibuat wajib sistematis serta terstruktur sesuai dengan periode tertentu atau untuk kepentingan akuntabilitas, transparansi, keseimbangan antergenerasi, manajemen, serta evaluasi pada kerjaan. Pada penyusunan laporan keuangan yang terstruktur serta sistematis tentunya harus memenuhi prinsip yang telah ditentukan pada prinsip akutansi yaitu basis akutansi, periodisitas, pengungkapan lengkap, penyajian wajar, konsitensi, realisasi, serta laporan tentang bentuk formal.

Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan serta merealisasi pendapatan, pembiayaan dengan anggaran yang sudah diperkirakan sebelumnya , serta  pengeluaraan. Sehingga pada pihak yang berkepentingan dapat menilai dengan kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas serta efesiensi dari suatu entitas pada pelaporan ataupun mengambil keputusan yang tepat untuk keberlangsungan usaha. Pada penyajian laporan tentunya harus teruji serta tersaji dengan baik sehingga penyajian laporan memiliki manfaat serta tujuan yang dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan. Pihak yang memiliki kepentingan terhadap suatu laporan keuangan yaitu manajemen perusahaan, investor atau disebut juga dengan penanaman, Lembaga pemerintah, pemerintah serta kreditur . menurut Prastowo(2011).

Tujuan pada laporan keuangan terbagi menjadi 2 yaitu : tujuan secara khusus serta tujuan secara umum. Tujuan umum pada laporan keuangan yaitu untuk memberikan informasi yang bermanfaat serta memenuhi kebutuhan penggunanya. Sedangkan tujuan khusus memiliki fungsi yaitu memberikan informasi yang berhubungan dengan terkaitnya sumber ekonomi, menyediakan informasi yang sesuai dengan posisi keuangan, jumlah pengeluaran operasional selama periode tertentu, menyediakan informasi terkait pada jumlah pendapatan operasional serta jumlah pengeluaran operasional pada periode tertentu.

Komponen Laporan Keuangan. 

Berkaitannya pada komponen laporan keuangan, antara lain akutansi sector swasta/ komersial/ perusahaan serta akutansi public tentu memiliki perbedaan. Adapun beberapa komponen laporan keuangan akutansi sector swasta/ perusahaan/ komersia yang terdapat pada beberapa laporan laba rugi seperti :

  • Laporan pada perubahan modal serta ataupun laporan laba ditahan.
  • Laporan posisi keuangan/ neraca.
  • Laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.

Maka secara keseluruhan komponen laporan keuangan sector swasta/ perusahaan/ komersial disebut sebagai laporan keuangan (Financial report). Sedangkan pada akutansi sector public terbagi atas laporan pada pelaksanaan anggaran (budgetary reports) serta laporan keuangan (Financial reports). Komponen pada laporan keuangan akutansi pada sector public sebagai berikut : laporan realisasi anggaran (LRA) laporan perubahaan saldo anggaran lebih(Perubahaan pada SAL), cacatan atas laporan keuangan, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, neraca, serta laporan operasional(LO).

Karakteristik Laporan Keuangan. 

Karakteristik pada laporan keuangan merupaka suatu ukuran normatif serta ciri khusus yang harus melekat pada suatu laporan keuangan sehingga informasi pada keuangan dapat dipergunakan bagi penggunanya ataupun dapat mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya adalah ada empat karakteristik yang harus dilaksanakan dan dipenuhi (ihyauluhum,2004) yaitu :

  • Relevan.
  • Dapat dipahami.
  • Dapat diAndalkan
  • Dapat dibandingkan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan jika informasi pada suatu keuangan yang disajikan dapat digunakan dan mempengaruhi suatu pengembalian keputusan pada para penggunannya. Informasi tersebut yang bersifat relevan tentunya haru memiliki manfaat pada umpan balik, tepat waktu dan lengkap, serta memiliki sifat prediktif. Maka dari itu, laporan keuangan yang relevean dapat mengeavluasi suatu peristiwa masa lalu serta dengan memperbaikinya demi masa depan , serta memprediksi kinerja pada masa depan ataupun menghindari adanya kesalahan yang bersifat materialitas.

Tentu kualitas pada laporan keuangan sangatlah penting karena memudahkan serta memahami informasi suatu laporan keuangan yang akan disajikan. Kemudahan pada laporan keuangan dipahami dalam asumsi bahwa pengguna telah memiliki pemahaman yang mengerti tentang kegiatan serta lingkungan operasional atau pun dalam entitas pada pelaporan serta adanya kemauan tersendiri pada pihak pengguna informasi keuangan untuk mempelajarinya. Tidak hanya itu selain relevan dan kemudahan dalam memahami laporan keuangan untuk memenuhi kriteria yang dapat diandalkan. Artinya dalam dapat diandalkan yaitu informasi yang dibuat atau disajikan harus disampaikan secara jujur serta sesuai dengan realita, dapat diuji serta terverivikasi melalui beberapa pelaksanaan yang dilakukan namun tetap memiliki hasil yang sama ataupun informasi keuangan yang akan disampaikan memiliki sifat netral atau tidak berpihak pada kebutuhan hal tertentu. Pada laporan keuangan yang sudah disajikan harus dapat dibandingkan dengan suatu laporan keuangan dengan periode sebelumnya atau laporan keungan. Sehingga pada perbandingan yang akan dilakukan dapat dipergunakan untuk mengevaluasi perubahan informasi secara relative, posisi keuangan, serta kinerja. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam mengukur serta menyaikan suatu laporan keuang haru memiliki sifat konsisten.

Konsep Pelaporan keuangan. 

Pelaporan keuangan merupakan konsep praktik pelaporan, pertanggung jawaban, serta pelaporan pada perusahaan terhadap pemegang saham dan mempunyai modal atas sumber daya yang akan diproses. Berikut adalah tujuan serta financial reporting menurut SFAC No.1 (FSAB, 1978) yaitu bertujuan untuk menyediakan:

  • Memberikan suatu informasi yang berguna pada saat pengembalian keputusan investasi.
  • Memberikan suatu infromasi dalam pengembalian keputusan kredit.
  • Dapat memberikan informasi mengenai sumber daya disuatu perusahaan, perubahan yang terjadi pada sumber daya perusahaan, serta mengclaim terhadap sumber daya.

Pada nyatanya, pelaporan keuangan hanya terbatas pada isi laporan seperti laporan keuangan laba rugi, laporan keuangan neraca, laporam keuangan arus kas, serta laporan perubahan ekuitas serta catatan pada laporan keuangan. Dengan demikian, pada perkembangan ruang lingkup pada laporan keuangan tidak hanya untuk mencakup laporan keuangan yang audit namun hal ini bisa juga mencakup media pada pelaporan informasi yang lainnya.

Melalui hal ini perusahaan secara aktif dapat membentuk suatu image positif serta menghindar image negative demi kelancaraan perusahaan tersebut dengan cara melalui teks naratif. Teks ini dapat dinyatakan sebagai surat untuk dijadikan alat dalam membangun kreadibilitas serta kepercayaan diri seseorang yang nantinya akan digunakan untuk mempromosikan citra perusahaan ke berbagai pihak yang berkepentingan. Maka dari itu pesan yang akan dikirimkan atau disampaikan melalui teks narrative ini nantinya akan menjadi sebuah teks laporan tahunan yang akan menjadi salah satu strategi komunikasi yang akan dilakukan pada perusahaan. Hal ini lah yang akan menjadi suatu strategi yang dimiliki perusahaan untuk berkomunikasi yang tidak dapat dipisahkan dari teori komunikasi yang terlah terbentuk dengan melalui proses sosial.

Setelah menjelaskan beberapa pemahaman tentang teori laporan keuangan, lalu apa hubungannya dengan laporan keuangan dengan tanda-tanda semiotika?. 

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa semiotika menurut Menurut Charles Sander.  merupakan ilmu yang berkaitan pada tanda atapun simbol serta cara-cara fungsi sistematis untuk menyampaikan suatu makna. Fokus pada semiotic yang tidak hanya terletak pada keakrutan atapun efiensi pada proses transmisi, melainkan lebih dri pada bentuk suatu komunikasi itu sendiri, yaitu pada pesan dan teks tersebut. Teks adalah suatu kesatuan dalam pembahasan (verbal) yang mempunyai suatu wujud serta isi, atau segi isi maupun segi ekspresi. Maka dari itu agar dapat disebut dengan sebagai teks. Haruslah memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Diantaranya unsur-unsur tersebut dapat berkaitan dengan semantic yang telah ditandai secara formal(kohesi).
  • Pada segi isinya merupakan dapat beterima kerena hal tersebut memenuhi logika tekstual(koherensi).
  • Teks diproduksi dengan tujuan tertentu(Intensionalitas).
  • Dapat diterima pada pembaca/ masyarakat.
  • Mengandung infromasi atau pesan tertentu.

Maka dapat dijelaskan bahwa semiotik merupakan tanda-tanda atau bisa juga disebut sebuah teks dalam laporan keuangan yang harus dapan dipahami dari tiap kalimat atau makna yang terkandung. Makna tersebut dinterprestasikan pada bentuk pesan yang akan disampaikan manajemen kepada para pemakai laporan keuangan.

3-628b8546bb448603f369dd92.png
3-628b8546bb448603f369dd92.png
2). Why Laporan Keuangan Sebagai Tanda Atau Ilmu Semiotika?

Laporan keuagan merupakan salah satu alat yang memiliki manfaat dalam pelaksanaan kegiatan operasi manajemen sehari-hari. Seperti yang kita ketahui bahwa laporan keuangan terdiri dari : laporan neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan catatan atas laporan keuangan dan yang terakhir laporan yang akan menjadi salah satu pembahasan yaitu laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan jensi laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha pada perusahaan terkait dengan suatu periode terntentu. Pada laporan laba rugi tersebut dapat memperlihatkan beberapa jumlah pendapatan ataupun sumber-sumber pendapatan yanga akan diproses, jumlah biaya serta jenis-jenisnya juga akan dikeluarkan selama periode yang sudah ditentukan. Contoh salah satunya laporan keuangan yaitu laba akutansi. Seperti yang dijelaskan bahwa menurut Charles Sander Peirce. Semiotika pada umunya terbagi menjadi 3 cabang yaitu sintaksis, semantic, serta pragmatik. Sehingga semiotika laporan keuangan pada laba sebagai berikut:

1. Semiotika laporan keuangan pada  laba tataran sintaksis.

Pada tataran tesebut konsep laba sudah jelas bahwa prosedur dalam operasional akutansi memiliki hasil pengaitan ataupun penandingan antara beban maupun penghasilan. Fakta yang menunjukan bahwa konsep pada laba tataran sintaksi secara umum dapat dipahami oleh para pengguna. Pemahan inilah atas laba akutansi, yang akan dijadikan sebagai selisih antara penghasilan ataupun beban yang merupakan manifestasi dari kesadaran yang terkait dengan skema-skema pada kognisi informan yang terkait pada "laba" secara otomatis, maka dengan begitu para pengguna laporan keuangan sadar bahwa tidak mungkin ada pemikiran bahwa laba tanpa berfikir mengenai penghasilan ataupun laba.

2. Semiotika laporan keuangan pada laba tataran semantik.

Walaupun para pengguna laporan keuangan secara tidak langsung memahami tentan laba yang dijadikan sebagai hasil penandingan antara beban serta pendapatan, hal ini dapat mereka maknai angkat laba akutansi pada hasil perhitungan struktrual tersebut secara bersamaan. Realitas pada angka laba akutansi pada penafisran para pengguna dapat dikelompokan sebagai berikut :

  • Hasil usaha berupa tunai.
  • Kenaikan pada kemampuan ekonomi perusahaan.
  • Label perusahaan memiliki realitas pada ekonomik perusahaan.

3. Semiotika laporan keungan pada laba tataran pragmatik.

Pada penafsiran informasi pada laba laporan keuangan dengan tataran sintaktik ataupun semnatik merupakan salah satu faktor yang melandasi beberapa persepsi mereka tetang manfaatnya informasi laba pada laporan keuangan menurut tataran pragmatik. Pada bingkai kepentingan, pengalaman, serta kebutuhan para pengguna laporan keuangan. Manfaatnya informasi laba pada laporan akutansi dengan tataran pragmatic yaitu :

  • Sebagai alat bantu untuk memahami realitas ekomomi.
  • Sebagai dasar pengambilan keputusan pendapat  tentang keuangan.
  • Sebagai indicator likuiditas pada perusahaan.

Pada penjelasan tersebut adalah jawaban alasan mengapa laporan keuangan Tanda Atau Ilmu Semiotika karena. Semiotika sangat berperan penting dalam laporan keuangan terutama pada laba hal ini dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami serta memudahkan dalam penafsiran informasi laporan keuangan.

4-628b8556f1f29868ad70b422.png
4-628b8556f1f29868ad70b422.png
3.How Laporan Keuangan Sebagai Tanda Atau Ilmu Semiotika.?

Pada pertanyaan ketiga ini masih berhubungan dengan laporan keuangan yang akan diambil contoh nya yaitu laba, agar dapat memudahkan memberikan penjelasan tersebut. Cara laporan keuangan menjadikan tanda ilmu semiotika yaitu dengan cara menafsirkan suatu teks(text), tanda(sign) ataupun penanda(signifier) yang merupakan kepercayaan yang diyakini pada pandangan Konsep pada semiotika menurut Pierce Charles Sander Peirce terdapat pada 3 aspek yaitu  Tanda <-> Interpentant tanda <-> Objek/ acuan. . Tanda merupakan sesuatu yang berbentuk fisik yang bisa ditangkap pada panca indera manusia serta merupakan sesuatu yang merujuk atau mempresentasikan hal lain.

Tanda menurut Pierce terdiri dari pada simbol atau tanda yang muncul pada kesepakatan, ikon yang merupakan tanda dengan kemiripan serta kemunuculan secara ilmiah sedangkan indeks yang merupakan tanda yang muncul dari sebab akibat. Interpretant atau pengguna pada tanda merupakan konsep pemikiran yang dari seseirang yang menggunakan tanda sebagai serta menurunkannya ke seuatu makna tertentu ataupun makna tersebut ada dalam benak seseorang tentang objek yang akan dirujuk pada sebuah tanda.

Hal yang tepentingnya adalah dalam sebuah proses semiosis meripakan bagaimana makna tersebut muncul dari sebuah tanda jika digunakan ketika seseorang sedang saat berkomunikasi dengan yang lainnya.  yaitu memfokuskan Lalu bagaimana laporan keuangan yang termasuk dalam laba menjadikan sebagai tanda atau Ilmu semiotika? Berikut merupakan paragaf-paragaf yang mengungkapkan jawaban atas pertanyaan berikut yaitu :

1. Laporan keuangan pada Laba akutansi merupakan jejak.

Dengan cara memperhatikan laba dalam perhitungan laporan keuangan yaitu: penghasilan dikurangi dengan beban maka jelas bahwa makna objek atau realitas refrensial laba tidak akan mudah dapat dipahami jika pengguna laporan atau pembaca laporan keuangan sangat tidak mengerti atau memahami makna penghasilan atau beban. Pada penjelasan ini juga, mengungkapkan bahwa teks, adalah jejak(trace) sangatlah tidak relevan untuk dipergunakan dalam refleksi.

a). Jejak sebagai sejarah.

Laba akutansi meruapakan suatu teks, dan dengan perspektif pada filsafat derida, laba akutansi merupakan jejak yang bertanda harus dilakukan serta menelusuri. Teks yang dimaksud merupakan penghasilan ataupun beban karena kedua teks ini merupakan jejak pembentukan pada laporan keuangan laba. Maka dari itu penafsiran pada laporan keuangan laba sangatlah bergantung pada penafsiran yang berisi tentang pengahasilan maupun beban yang akan dijadikan sebagai teks pendahulu dalam membentuknya. Dengan mengetahui definisi serta dapat memahami apa itu penghasilan ataupun beban, pengguna laporan keuangan ataupu pembaca dapat segera mudah memahami realitas yang akan dipresentasikan pada penghasilan dan beban. Defines kedua tersebut hanya dapat mengidentifikasikan ciri-ciri esensial beban dan penghasilan, bukan bentuk faktula tersebut. Sampai detik ini bukan hanya laba saja yang merupakan "jejak" tetapi penghasilan serta beban juga merupakan"jejak". Berdasarkan ciri-cirinya ada dua unsur "jejak" pembentukan beban dan pendapat yang masih terus ditelusuri bagi pengguna laporan keuangan amupun pembaca yaitu  aset serta kewajiban penelusuran ini wajib dilakukan hal ini bertujuan untuk menafsirkan penghasilan serta beban yang sangat tergantung pada penafiran aset serta kewaiban yang dijadikan sebagai teks. Sama hal nya dengan pengertian atau definisi penghasilan ataupun beban.

b). Jejak sebagai pengalaman serta kepentingan.

Makna dalam laporan keuangan laba akutansi masih terbilang samar dan masih tampak sebagai "jejak" yang pastinya hal ini belum ditemukan dengan realitas refrensialnya secara konseptual yang akan dipahami para pengguna ataupun pembaca. Namun para pembaca laporan keuangan lainnya atau disebut juga non-akutan. Menafsirkan sebuah laba akutansi didasarkan pada ciri-ciri esensialnya yang menjadikan keberadaan diluar kapasitasnya. Tentunya mereka membutuhkan informasi laba untuk kepentingan praksis, karena dengan adanya kepentingan praksi yang berbeda-beda. Maka pluralitas serta ambivalensi dapat dikatakan penafsiran mereka atas laba laporan keuangan akutansi hal yang tidak dapat dihindari. Pemahaman inilah yang menjadikan akutan pada konsep laba merupakan "jejak" atau protext dalam mendasari penafisran terhadap laba akutansi. Berdasarkan pada ciri-ciri esensialnya setiap elemen atau komponen-kompenen pada laporan keuangan, akutan dapat memahami bahwa laba akutansi tidak hanya mepresentasikan aliran kas masuk neto yang diproses pada perusahaan dalam periode laporan keuangan, bahkan aliran kas masuk dalam neto tersebut yang mungkin tidak benar-benar ada dimasa depan, maka karena itu. Pada "jejak" pengalaman akutan, laba akutansi hanya tanda atau label perubahan realitas ekonomi perusahaan.

2. Laporan keuangan laba menjadikan tanda semiotik sebagai metafiskika kehadiran.

Dengan adanya pendapat dari laporan keuangan menjadikan tanda ilmu semiotika yaitu dengan cara menafsirkan suatu teks(text), tanda(sign) ataupun penanda(signifier) yang merupakan kepercayaan yang diyakini pada pandangan Konsep pada semiotika menurut Pierce Charles Sander yang memiliki implikasi bahwa makna(objek serta realitas) dimaksdukan hanyalah merupakan metafisika kehadiran. Dengan adanya tanda-tanda yang membuat komunikasi Bahasa sederhana dapat metafisika kehadiran. Realitas objektif beranggapan bahawa seolah-olah hadir ketika tanda, , teks, serta kata di sejajarkan dengan "makna". Metafisika merupaka suatu kehadiran yang melekat pada suatu simbol laba akutansi yang terdiri dari kata ataupun angka serta mengendalikan bahwa aliran pada aluran kas masuk neto yang telah dipresentaikan ada serta hadir bersamaan melalui simbol laba yang telah dibuat atau dipublikasikan. Apa yang dilakukan pada akutansi merupakan suatu indentik dengan hal yang dilakukan pada fotografer. Sama halnya dengan fotografer yang memandang sebuah foto serta membingkai pemaknaan pada sebuah foto dengan berbagai ilusi. Maka tidak heran jika akutansi pada laporan keuangan juga membingkai pemaknaanya pada laba akutansi yang dikontruksikan berdasarkan konsep-konsep dengan reifikasi. Reifikasi meruapakan suatu efek dari ilusi yang membahas tentang hadirnya konsep, ataupun aliran kas masuk neto yang menjadikan realitas transenden. Karena hal ini merupakan penghasilan serta beban yang tentunya membentuk tidak selalu merupakan fakta pada periode laporan keuangan tertentu. Tetapi bisa jadi dengan adanya akibat peristiwa periode sebelumnya ataupun masih merupaka suatu potensi pada peristiwa yang akan datang.

Kesimpulan pada artikel ini bahwa tanda-tanda yang diciptakan menurut pierce merupakan keberadaan suatu makna selain hal ini sudah ditentukan oleh kehadiran serta hubungan antar-tanda-tanda itu sendiri. Serta dihubungkan dengan fungsi yang dimiliki maupun Bahasa yang memiliki fungsi ekternal ataupun fungsi terhadap internal. Maka dari itu selain dapat digunakan untuk menyampaikan informasi maupun komunikasi yang dapat menciptkan suatu komunikasi, juga untuk mengelolah informasi tersebut ke dialog antar manusia dengan manusia lainnya.

Kajian penjelasan ini juga merupakan suatu kode dalam pemakaian tersebut yang berfokus pada :

  • Karakteristik dalam hubungan antar, lambang, kata satu dengan lainya, maupun bentuk.
  • Memiliki hubungan antar -bentuk kebahasaan pada dunia luar yang dimaksud.
  • Memiliki hubungan antara kode dengan pembahasan yang akan dipakai.

Penjelasan ini juga menjelaskan bagaimana tanda-tanda tersebut berguna bagi laporan keuangan. ternyata tanda tersebut memiliki peran penting pada suatu laporan keuangan salah satunya dapat mempermudahkan pengguna atau pembaca laporan keuangan untuk memahami posisi pada laporan tersebut. Serta dijelaskan juga bagaimana laporan keuangan tersebut menjadikan tanda-tanda semotika  yaitu salah satunya dengan cara memperhatikan laba dalam perhitungan laporan keuangan yaitu: penghasilan dikurangi dengan beban maka jelas bahwa makna objek atau realitas refrensial laba tidak akan mudah dapat dipahami jika pengguna laporan atau pembaca laporan keuangan sangat tidak mengerti atau memahami makna penghasilan atau beban atau tanda yang disebut dengan "jejak"

Daftar Pustaka :

Albar, M. W. (2018). Analisis Semiotik Charles Sander Pierce Tentang Taktik Kehidupan Manusia: Dua Karya Kontemporer Putu Sutawijaya. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya, 13(2).

Riduwan, A., Triyuwono, I., Irianto, G., & Ludigdo, U. (2010). Semiotika Laba Akuntansi: Studi Kritikal-Posmodernis Derridean. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 7(1), 38-60.

Assagaf, M. F. SEMIOTIKA LABA AKUNTANSI: STUDI KRITIKAL POSMODERNIS DERRIDEAN.

Budiani, R. J., & Chariri, A. (2011). Narsisme Dalam Pelaporan Keuangan: Analisis Semiotik Atas Laporan Keuangan Perusahaan Yang Mengalami Kerugian. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

https://pakarkomunikasi.com/teori-semiotika-charles-sanders-peirce

Prihadi, T. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Gramedia Pustaka Utama.

Wulandari, S., & Siregar, E. D. (2020). Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce: Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks Dan Simbol) Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Mashdar Zainal. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 4(1), 29-41.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun