Â
A. Definisi Expense(Beban)
Definisi pada Expense dapat ditemukan pada pernyataan KDPPLK( Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan) bagian paragaf 70 (a) yang menyatakan  bahwa beban atau disebut juga dengan Expenses adalah penurunan manfaat ekonomi pada suatu periode akutansi dalam bentuk arus keluar maupun berkurannya aset serta liabilitas yang mengakibatkan menurunnya ekuitas diluar pada pembagian penanaman modal. Tidak hanya itu definisi expense mengutip dari suwardjono pada pernyataan PB Statement no 4 yang menyatakan bahwa definisi sxpense adalah penurunan bruto pada aset serta kenaikan pada bruto dalam kewajiban yang di akui serta diukur sesuai dengan prinsip akutansi yang sudah di buat. Prinsip tersebut berlaku umum yang sudah sesuai dengan aktivitas yang diarahkan pada laba dari suatu perusahaan untuk mengubah ekuitas pada pemilik.
Maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Expense(Beban) merupakan suatu penurunan nila maupun pada kenaikan nilai kewajiban serta ekuitas pada pemegang saham yang telah mewakili biaya pengguna barang atau bisa juga terhadap jasa pada entitas guna menghasilkan pendapatan periode berjalan.
B. Pengakuan serta Pengukuran.Â
1. Pengakuan Beban
Pengakuan pada beban dapat terjadi berdasarkan pada beban yang dikeluarkan. Pengakuan beban juga menggunakan beberapa metode salah satunya metode accrual basis yang ditetapkan berdasarkan kontrak denggan masa pada manfaatnya. Tidak hanya itu konsep accrual basis tidak jauh beda dengan accrual basis. Konsep accrual dibutuhkan saat pengawasan beban memiliki sistem atau prosedur yang penting untuk diperhatikan pada perusahaan contohnya seperti semua beban yang telah dikeluarkan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan yang sedang dikerjakan merupakan bagian daru keuangan. Beban diakui pada periode yang sama dengan penghasilan yang dihasilkan oleh beban tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, matching dibedakan menjadi dua jenis :
- Direct Matching atau Product Matching
Direct matching atau producr matching dapat diketahui pada saat penjualan atau hasil match yang berkaitan dengan produk atau jasa yang akan dijual. Pada konsep ini merupakan konsep yang tidak memperdulikan beberapa masalah contohnya seperti biaya yang belum dikaitkan langsung pada produk atau jasa. Sehingga pada konsep tersebut semua biaya lain ddiluar produk dianggap sebagai aktiva yang akan diahlikan ke periode yang akan mendatang.
- Indirect Matching atau Period Matching.
Pada Matching melakukan hasil yang diperoleh dengan seluruh biaya yang akan dikeluarkan atau disebarkan selama periode dimana hal ini akandigunakan bukan berdasarkan pada waktu perolehan ataupun pembayaran yang disebut dengan biaya periodic. Berikut adalah beberapa konsep matching tersebut dapat diterima karena beberapa alasan sebagai berikut:
1). Banyaknya biaya yang bersifat joint cost yang sukar diasosiasikan guna untuk hasil tertentu, sehingga hal ini memerlukan    alokasi pada arbiter yang akan digunakan berdasarkan waktu.
2). Untuk jenis biaya yang bersifat berulang-ulang serta regular, tidak ada pengaruh material terhadap masalah kapan akan dibayarkan.
3). Jika terjadi suatu biaya tidak bisa dianggap, karena akan memberikan beberapa kontribusi terhadap hasil yang akan datang . maka itu alasan mengapa tidak dibebankan pada peride sekarang.
4). Banyaknya biaya periodek yang secara tidak langsung berhubungan dengan biaya pada periode sekarang, sehinhga hal ini tidak berbeda antara matching yang berdasarkan pengguna ataupun dasar waktu pada pelaporan.
2. Pengukuran Beban.
Pada pengukuran beban dapat diukur sesuai dengan nilai barang maupu jasa (Resources) guna untuk menciptakan serta membangun suatu penghasilan. Pengukuran pada beban contohnya seperti aktiva serta hutang yang dapat dinilai sesuai dengan penilaian aktiva. Hal ini  dapat diukur berdasarkan nilai jumlah rupiah. Sehingga pengukuran pada biaya dapat didasarkan pada :
a). Cost Historis(Biaya Historis)
Cost Historis adalah jumlah kas yang setara dengan kas yang dikorbankan guna mendapatkan aktiva. Biaya yang dapat diukut pada cost historis untuk jenis aktiva contohnya seperti : peralalatan, Gedung, dan lain-lainnya.
b). Replacement Cost( Biaya Pengganti)
Replacment cost merupakan sistem akutansi yang dimana hal ini aset pada perusahaan dinilai serta tunjangan penyusunan tersebut dihitung dengan peralalatan tersebut. Untuk memperoleh aktiva yang berkaitan dengan kondisi yang sama. Suatu entitas perlu memperlihatkan jumlah rupiah pada harga pertukaran yang harus dikorbankan. Contohnya seperti : penilaian untuk persedian barang.
c). Cost Equivalent( Setara Kas)
Cost Equivalent merupakan suatu kelompok aset pada perusahaan yang memiliki suatu maturity yang kurang dari 3 bulan.untuk mendapatkan aktiva cost equivalent menggunakan dengan cara menjual setiap jenis pada aktiva di pasa bebas dengan kondisi perusahaan normal mengeluarkan rupiah untuk dikeluarkan.
C. Matching, expense vs cost.Â
Matching expenses serta cost dapat dilihat dari Definisi pada expense dan cost memiliki pengertian yan berbeda tetapi terdapat kecocokan dalam tujuannya tersebut yaitu biaya memiliki fungsi sebagai aktiva yang bisa digunakan untuk dimasa depan atau dapat juga sebagai beban pada perusahaan yan akan mempertimbangkan kedua karakteristik tersebut bisa terjadi bersamaan maupun berurutan. Maka ketika perusaaan membeli barang akan dicatat sebagai biaya pokok yang akan dijual dalam waktu yang relative singkat.Â
Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya juga bisa menjadi beban yang akan dipertandingkan pada pendapatan perusahaan. Hal ini dinyatakan menurut beberapa para ahli yang menyatakan bahwa cost adalahh sesuatu yang timbul dari awal atau  sebuah pengorbanan yang dibuat guna mengamakan manfaat, serta mengukur dengan cara pertukaran harga. Sedangkan expenses adalah penurunan pada aktiva  bersih yang diakibatkan dari penggunaan jasa ekonomi dalam bentuk penerimaan maupun akibat dari pajak pemerintah.
D. PSAK 26, Biaya Pinjaman.Â
Biaya pinjaman merupakan bunga serta biaya lain yang ditanggung entitas yang berhubungan dengan peminjamaan pada dana. Pada biaya pinjaman dapat ditribusikan secara langsung pada perolehan, produksi aset kualifikasian yang merupaka bagian dari biaya perolehan pada aset serta kontruksi.
1. Pengakuan.Â
Biaya pinjaman dapat diatribusikan secara langsung dengan kontruksi, perolehan serta pembuatan pada aset kualifikasian yang merupakan biaya pinjaman yang dapat dihindari jika pengeluaran atas aset tidak dilakukan. Jika  entitas melakukan peminjaman dana secara khusus dengan tujuan memperoleh suatu aset tertentu, maka biaya pinjaman secara langsung pada aset dapat diindetifikasi dengan mudah. Maka ketika jumlah tercatat ataupun ekspektasi biaya perolehan pada aset kualifikasian melebihi jumlah maupun dihapus sesuai pada pengaturan PSAK lain. Maka jumlah yang diturun atau dihapus dapat dipulihkan sesuai pada PSAK tersebut,
2. Pengungkapan.
Entitas mengungkapkan bahwa :
- Tarif pada kapitalis digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi.
- Jumlah pada biaya pinjaman dikapitalisasi selama peride berjalan.
DAFTAR PUSTAKA :
Suwardjono. (2005) Teori Akuntansi, Perekayasaan Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Dwi Martani. Biaya Pinjaman (PSAK 26 -- IAS 23). Departemen Akuntansi : FE-UI.
Kresna. 2020. Hubungan Cost dan Expense (skripsi dan tesis). Media Online : https://konsultasiskripsi.com/2020/03/01/hubungan-cost-dan-expense-skripsi-dan-tesis/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H