Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemanakah Kau Pergi?

1 Mei 2017   12:28 Diperbarui: 1 Mei 2017   12:53 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. https://www.flickr.com/photos/alancleaver/4460976042

Ku peras otak sambil kukerutkan dahi

Sampai peluh menetes membasahi seluruh raga

Ku pusatkan seluruh jiwa seraya kugumamkan kata-kata

Tuk mengundang inspirasiku yang sejenak pergi entah kemana

Cukup lama kau tak datang menghampiriku

Semenit, sejam

Seminggu, sebulan, atau bahkan setahun

Semenit kau bilang lama?

Bagaimana bisa? Apakah kau sudah gila?

Ya bagiku semenit lama, sejam lama, seminggu lama

Apalagi sebulan atau bahkan setahun

Semuanya lama tanpa mampu ku ukur dengan satuan masa dan waktu

Sekedar tuk menunggu sang inspirasiku datang

Yang bisa ku goreskan di dinding langit

Ku sisipkan di bilik-bilik lini masa

Ku himpun dalam serpihan-serpihan kertas

Agar suatu saat nanti bisa menjadi saksi

Bahwa aku tak menyia-nyiakanmu

Wahai inspirasiku

Aku pun mulai gelisah gundah gulana dalam sepi

Memikirkanmu dalam luka dan perih di hati

Aku pun mulai kecewa menyerah dalam ketidakberdayaan

Untuk menghadirkanmu walau hanya dalam mimpi

Lalu akupun terkejut dalam ketidak percayaan

Ternyata inspirasiku ada di dalam diriku

Di dalam diri kamu

Di dalam diri dia

Dan di dalam diri mereka

Bahkan bertebaran di mana-mana

Ah bagaimana bisa?

Omong kosong kamu

Iya aku gak bohong

Ternyata inspirasiku ada dimana-mana

Inspirasimu juga ada dimana-mana

Jangan kau sia-siakan sedikitpun

Jangan kau abaikan sedetikpun

Inspirasiku datang setiap saat

Inspirasiku mampir setiap waktu

Inspirasiku datang ketika mukaku memerah penuh amarah

Inspirasiku datang ketika aku tertawa terbahak meledak

Inspirasiku datang ketika aku makan

Insprasiku datang ketika aku minum

Inspirasiku datang ketika aku diam ataupun berjalan

Inspirasiku datang ketika aku hendak tidur

Inspirasiku datang ketika aku terbangun dari tidur lelapku

Inspirasiku datang ketika aku tersadar dari mimpi indahku

Inspirasiku menemani

Ketika ku sedang menunggu sang pujaan hati menyiapkan sarapan pagi

Bahkan dengan sombong dan songongnya inspirasiku datang

Ketika aku menempelkan kedua telapak tangan

Dan kening di tempat sujudku

Menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba

Hanya saja sering kali kau ku abaikan

Acap kali kau ku campakkan

Maafkan aku inspirasiku

Yang selalu datang setiap waktu

Dan setia menunggu

Mengharap gapaian tangan dan pelukan hangat tubuhku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun