Mohon tunggu...
Ratna Yusmika Dewi
Ratna Yusmika Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Mom learner & Momprenuer

Menulis menghempas lelah, senyum merekah menikmati hidup penuh berkah.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Limbah Jelantah Rumah Tangga untuk Investasi Emas

1 Oktober 2021   09:42 Diperbarui: 1 Oktober 2021   09:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from www.eoagold.id

Mitos atau fakta? setelah dewasa begini saya sadar kata kata kiasan itu, bahwa sebenarnya tidak ada hubungan antara makanan yang tidak habis dan ayam mati. Karena setiap makhluk hidup itu akhirnya juga mati kan. Cengar cengir sendiri jadinya, ketawa. 

Beda dengan anak zaman now, anak yang kritis dan mempunyai penalaran dan lebih masuk akal. kalau ada makanan tidak habis mereka berkata "Ya nggak mungkin lah ayam mati, itu Eyang kakung kasih makan ayam dari sisa makanan, hehehe."

Jadi pada dasarnya kenapa Mbah kita itu mengajarkan kita disiplin terhadap makanan. Adab makan yang diajarkan adalah mengambil sedikit, jika nanti kurang bisa tambah lagi jadi tidak membuang makanan. Bahkan sahabat saya pun bercerita kehidupan dimasa tahun 80'an. 

"Jangan kan mau nambah makanan mba, Ibu saya dulu membagi rata semua makanan kepada anak anaknya. Seberapapun itu, ya di makan dan itupun bukan nasi beras tapi tiwul tanpa lauk."

Kembali kepada limbah minyak goreng. Zaman sekarang kebutuhan minyak goreng menjadi sebuah kebutuhan pokok dan mudah didapatkan. Mbah kita kalau mau goreng-goreng itu biasanya membuat olahan minyak secara tradisional atau manual yaitu dari santan yang kemudian dijadikan minyak kelapa. Tentunya kualitas minyak kelapa asli dengan minyak sekarang itu jauh lebih baik zaman dahulu. Dan ini menjadi salah satu alasan mbah kita dahulu itu, sangat hemat sekali karena menyadari begitu rumit proses membuat minyak goreng.

Cara lain berhemat menggunakan minyak goreng adalah, seringnya mbah kita mengolah makanan dengan cara mengukus atau membakar. Masih sangat teringat dalam memori saya, si mbah menanak nasi sambil membakar pisang kadang pula singkong dalam api api ditemani sedapnya secangkir kopi.

Sekarang, mudahnya dan berlimpah pasokan minyak goreng membuat aktivitas perdapuran sangat tergantung dengan persediaan minyak goreng. Berbagai merek minyak goreng sangat mudah sekali dibeli di toko kelontong ataupun minimarket. 

Sesuai kebutuhan kantong kita, dari harga yang paling murah hingga harga yang eksklusif sesuai dengan kualitasnya. 

Dan menu atau olahan makanan gorengan masih menjadi favorit kita semua. Yang pada akhirnya limbah minyak goreng dari waktu kewaktu pun juga melimpah..

Sayang kan kalau dibuang begitu saja?

Image from www.eoagold.id
Image from www.eoagold.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun