Mereka adalah para pejuang dan pahlawan penyebar Islam di Asia Tenggara, termasuk para keturunan Ulama dan Perwira Pasukan Turki yang dulu datang ke Aceh untuk membangun Negara Aceh, yang kemudian menjadi para Raja dan Ulama yang menjalankan Kesultanan Aceh Darussalam.
"Apabila situs-situs sejarah nenek moyang kita dimusnahkan maka kita hanya tinggal nama, dan menjadi bangsa dan agama yang terjajah!" kata Cut Putri yang juga keturunan dari Pasukan Ghazi Turki Utsmani yang dulu datang membela Islam, dan menegakkan Kesultanan Islam Aceh Darussalam. Makam kakek Cut Putri juga berada dalam kompleks pemakaman Pasukan Ghazi Turki Utsmani yang dikirim oleh Sultan Turki Utsmani untuk membantu Kesultanan Aceh Darussalam.
"Rakyat Aceh sangat kecewa atas tindakan sengaja pemerintah, yang berusaha sekuat tenaga menghalalkan segala cara, untuk memusnahkan situs sejarah makam nenek moyang kami, bangsa Turki dan Bangsa Aceh. Bahkan justru Lembaga Negara RI sendiri lah yang malah sangat bernafsu untuk membongkar dan memusnahkan jejak sejarah Turki Utsmani dan sejarah Islam di Aceh!", Kata Cut Putri Pemimpin Darud Donya.
"Para Raja dan Ulama Kesultanan Aceh Darussalam adalah nenek moyang Bangsa Aceh yang juga nenek moyang Bangsa Turki, dan berarti situs sejarah yang sedang dimusnahkan ini adalah merupakan makam dari nenek moyang Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan!", tegas Cut Putri.
Karena itu Cut Putri Cucu Kesultanan Aceh Darussalam resmi mengirimkan surat, meminta bantuan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan tersebut.
Sebelumnya Pemimpin Darud Donya Cut Putri sudah membincangkan hal ini secara langsung dengan Wakil Perdana Menteri Turki dalam kunjungan kenegaraan bersama Duta Besar Turki, pada saat itu bersepakat bila telah diperlukan maka Turki siap turun tangan. Maka setelah sampai kondisi darurat sekarang ini, Cut Putri pun resmi meminta bantuan Turki untuk menyelamatkan khazanah Aceh dan khazanah Turki di Aceh.
"Kami sangat berterima kasih atas respon dan sambutan baik, serta perhatian Turki kepada rakyat Aceh yang kini sedang berjuang. Kami sudah berkomunikasi langsung dengan Wakil Perdana Menteri Turki, beliau menegaskan bahwa sebagaimana kepedulian yang telah diperlihatkan oleh nenek moyang bangsa Turki dulu kepada Aceh, maka Turki sekarang juga bertekad untuk mengikuti jejak nenek moyangnya kepada Aceh, Turki akan selalu peduli kepada saudaranya di Aceh!", kata Cut Putri mengutip pembicaraanya bersama Wakil Perdana Menteri Turki dalam membahas kondisi di Aceh.
"Sejak dulu Aceh dan Turki adalah bersaudara. Kami yakin bantuan Allah akan datang dari segala penjuru. Nashrun minallah wa fathun qarib. Pertolongan Allah dan kemenangan itu sudah dekat!", Tegas Cut Putri Pemimpin Darud Donya, yang ternyata berdarah Ghazi Turki Utsmani, pasukan perang khusus yang turut dibina oleh Muhammad Al Fatih.
Muhammad Al Fatih adalah pemimpin Kesultanan Ottoman Turki Utsmani yang berhasil menaklukkan Konstatinopel. Imperium lintas benua itu didirikan di bawah pimpinan Osman Bey pada tahun 1299 berpusat di barat laut Anatolia Turki.
Hubungan persaudaraan Aceh dan Turki sangat erat dalam memperjuangkan tegaknya agama Islam. Peradaban Islam di Aceh turut dibangun oleh Turki.Â