Itu merupakan langkah terjadinya diapedesis pada limfosit T. Sifat diapedsis ini juga bisa dibuktikan dari limfosit T yang dihasilkan oleh organ limpa dan akan dimatangkan di organ timus. Untuk mencapai organ tersebut, limfosit T harus keluar dari pembuluh darah dan menuju ke timus.
Kemudian bagian kedua dari leukosit agranuler adalah monosit. Kadar monosit pada leukosit adalah sekitar 3-8% dan diproduksi oleh sum-sum tulang kuning, serta memiliki 1 lobus. Monosit ini bisa dibagi menjadi 4, berdasarkan arah perpindahannya, yaitu makrofag yang berpindah ke jaringan ikat, mikrogilia yang berpindah ke jaringan syaraf, dendritik yang berpindah ke jaringan kulit, dan kuper yang berpindah ke hati.Â
Dengan pembagian ini, bisa terbukti bahwa monosit bisa melakukan diapedesis. Mengapa? Karena untuk mencapai tujuan perpindahannya diperlukan kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut. Monosit perlu menembus tempat asalnya yaitu sum-sum tulang kuning menuju ke tujuannya. Dalam proses itupun dapat dilihat bahwa monosit dapat menembus pembuluh darah karena pasti dalam proses perpindahannya itu, monosit melewati pembuluh darah.
Ada bukti lain yang membuktikan bahwa monosit bisa melakukan diapedesis. Apa bukti lain tersebut? Pasti kalian tahu apa itu makrofag yang saya sebutkan di atas tadi. Makrofag adalah perkembangan dari monosit. Monosit akan mengalir melalui pembuluh darah dan ketika keluar dari pembuluh darah ini, monosit akan berubah menjadi makrofag.Â
Kemudian makrofag ini bersifat fagosit kuat seperti neutrofil. Seperti pembuktian-pembuktian sebelumnya, jika leukositnya merupakan fagosit pasti leukosit tersebut bisa melakukan diapedesis, karena dibutuhkan kemampuan untuk menembus pembuluh darah dalam proses menuju tujuan tersebut.
Dari bukti-bukti di atas, dapat disimpulkan bahwa diapedesis bisa dilakukan oleh leukosit granular dan agranular karena adanya tujuan mengapa mereka keluar dari pembuluh darah. Proses dari diapedesis tersebut didahului dengan pengecilan sel darah putih yang bisa berubah bentuk sehingga dapat melakukan diapedesis.Â
Leukosit granular yang pertama yaitu neutrofil yang melakukan diapedesis untuk membantu dalam proses inflamasi yaitu membunuh kuman atau bakteri yang masuk. Kemudian yang kedua adalah basofil yang melakukan diapedesis untuk memberi histamin pada lokasi infeksi agar bisa menjadi sinyal untuk kita dan yang terakhir adalah eosinofil yang berfungsi sebagai fagosit sehingga melakukan diapedesis untuk menuju lokasi infeksi.
Kemudian leukosit agranular yaitu limfosit dan monosit. Limfosit melakukan diapedesis untuk melakukan perlawanan terhadap kuman penyakit yang masuk dan juga untuk perkembangan menjadi limfosit yang matang, sedangkan monosit melakukan diapedesis untuk berpindah sesuai fungsinya dan digunakan untuk perkembangan menjadi makrofag, dan juga untuk melakukan fungsinya sebagai fagosit yang kuat.
Sekian artikel keempat saya ini semoga bermanfaat bagi para pembaca kompasiana. Bagi para pembaca yang ingin bertanya mengenai materi artikel ini atau memberikan kritik dan saran bisa langsung bertanya pada kolom komentar yang ada dibawah agar artikel berikutnya bisa lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pembaca setia kompasiana. Akhir kata penulis akan menutup artikel ini dengan sebuah kutipan : "Belajar bukan hanya mengetahui apa yang harus dilakukan, tapi melakukan apa yang sudah kita ketahui."
Daftar Pustaka :
- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga.