Mohon tunggu...
Catherin Widjaja
Catherin Widjaja Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Semarang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bisakah Permanen Membelah?

22 September 2017   20:52 Diperbarui: 22 September 2017   21:16 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo pembaca setia kompasiana! Dalam artikel kedua ini, penulis akan membahas materi lanjutan dari sel yaitu jaringan. Mungkin kalian bingung dengan apa yang penulis maksud dengan kata "permanen" di judul artikel penulis ini. Kata "permanen" yang penulis maksud dalam artikel ini adalah jaringan permanen yang tentu saja berkaitan dengan pernyataan yang akan penulis bahas dalam artikel kali ini. Pada artikel ini juga, penulis akan secara khusus membahas pernyataan jaringan permanen yang masih melakukan pembelahan. Mungkin kalian bertanya-tanya apa itu jaringan permanen? Apa hubungannya dengan pembelahan? Karena itu, sekarang penulis akan membahas sedikit mengenai jaringan permanen dan pembelahan.

            Sebelum membahas lebih jauh mengenai jaringan permanen akan lebih baik jika kita mengetahui apa itu jaringan. Jaringan merupakan sekumpulan satu atau lebih jenis sel yang memiliki fungsi dan sifat yang sama sehingga sel tersebut berkumpul menjadi satu dan berusaha mencapai tujuan yang sama, sementara menurut KBBI, jaringan adalah susunan sel khusus yang sama pada tubuh dan berfungsi menjalankan fungsi biologis tertentu. Berdasarkan aktivitas pembelahan selnya, jaringan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem atau embrional dan jaringan permanen atau dewasa.

            Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya membelah diri secara mitosis. Artinya selnya membelah secara aktif sehingga jaringan tersebut mengalami pertambahan volume dan tinggi. Jaringan meristem memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu: disusun oleh sel yang aktif membelah, tidak terdapat ruang antarsel, mengandung banyak protopasma, ukuran sel kecil, inti selnya besar, dan vakuola kecil atau bahkan tidak ada.

            Jaringan meristem sendiri dibagi dengan dua dasar perbedaan. Pertama berdasarkan asal jaringan tersebut, jaringan dibagi menjadi dua, yaitu meristem primer (berasal dari promeristem) dan meristem sekunder (berasal dari jaringan permanen yang meristem). Kedua berdasarkan lokasi jaringan tersebut, jaringan dibagi menjadi tiga, yaitu apikal (ujung akar dan batang), interkalar (antara jaringan permanen), dan lateral (korteks batang).

            Setelah mengetahui jaringan permanen, sekarang penulis akan membahas mengenai jaringan permanen. Jaringan permanen atau jaringan dewasa adalah jaringan yang disusun oleh sel yang sudah permanen dan telah berdiferensiasi, tetapi bisa saja dalam kondisi tertentu sel tersebut mengalami meristem kembali, singkatnya adalah jaringan permanen adalah jaringan meristem yang sudah mengalami diferensiasi. Pada umumnya jaringan permanen berisifat nonmeristematik atau tidak membelah. Ciri-ciri dari jaringan permanen adalah tidak adanya aktivitas pembelahan sel, dinding selnya mengalami penebalan, dan sel serta vakuolanya berukuran besar. Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dibagi menjadi empat, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (terdiri dari parenkim dan penyokong), jaringan pengangkut (vaskuler), dan jaringan gabus (felogen).

            Pada saat membahas jaringan meristem dan jaringan permanen, penulis menyebut istilah "diferensiasi". Kalian mungkin bertanya-tanya apa itu "diferensiasi". Diferensiasi adalah suatu perubahan sel dimana sel yang telah mencapai batas maksimal pertumbuhan tinggi maupun volume atau mencapai pertumbuhan akhir dan menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya sehingga menghasilkan jenis jaringan, organ atau organisme baru. Menurut KBBI, diferensiasi adalah proses, cara, perbuatan, membedakan; pembedaan; kebanyakan perubahan dari sederhana ke rumit. Dilihat dari syarat dilakukannya, diferensiasi sangat erat kaitannya dengan pembelahan sel karena sebelum mengalami diferensiasi sel tersebut harus mengalami pembelahan sel.

            Seperti namanya, pembelahan sel dapat diartikan sebagai proses pembelahan sel induk menjadi dua atau lebih sel anak. Sel melakukan pembelahan dengan beberapa tujuan, contohnya: pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi atau berkembang biak, memperbaiki sel yang rusak, dan membentuk variasi individu baru. Pembelahan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: pembelahan amitosis (spontan tanpa melalui tahapan), pembelahan mitosis (melalui tahapan dan sel anak dapat membelah lagi), dan pembelahan meiosis (melalui tahapan dan sel anak tidak dapat membelah lagi).

            Dari penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bahwa jaringan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan tersebut dibagi berdasarkan proses diferensiasinya (sudah terjadi atau belum). Jaringan meristem adalah jaringan yang masih aktif membelah dan belum mengalami diferensiasi, sedangkan jaringan permanen adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi dan pada umumnya tidak mengalami pembelahan walaupun ada yang bersifat meristematik pada kondisi tertentu.

            Itu merupakan garis besar mengenai jaringan permanen dan pembelahan, sekarang penulis akan membahas pernyataan jaringan permanen yang masih melakukan pembelahan. Setelah mengetahui teori tentang jaringan permanen, penulis setuju dengan pernyataan tersebut dengan tiga alasan. Hampir pada setiap sumber mengatakan bahwa jaringan permanen tidak dapat membelah lagi atau nonmeristematik. Penulis setuju dengan pernyataan tersebut, tetapi hal itu hanya secara umum saja tidak mencakup hal-hal kecil yang terdapat pada setiap jaringan permanen. Seperti yang tertulis pada arti dari jaringan permanen yang menyatakan bahwa jaringan permanen adalah jaringan yang disusun oleh sel permanen yang telah berdiferensiasi, tetapi dalam kondisi tertentu bersifat meristem kembali. Dikatakan pada kalimat tersebut, jika jaringan permanen bisa bersifat meristem kembali atau mengalami pembelahan kembali dalam kondisi tertentu. Walaupun tidak semua dari jaringan permanen mengalami pembelahan kembali, tetapi ada jaringan permanen yang mengalami pembelahan kembali untuk tujuan tertentu.

            Alasan yang pertama dibuktikan dengan bagian dari jaringan parenkim. Mungkin pada umumnya, orang-orang mengetahui bahwa jaringan parenkim adalah nama lain dari jaringan dasar. Ternyata pernyataan tersebut salah karena sebenarnya jaringan parenkim merupakan bagian dari jaringan dasar. Jaringan dasar dibagi dua berdasarkan letaknya, yaitu jaringan parenkim yang berperan sebagai pengisi dan jaringan penyokong yang berperan sebagai wadah atau tempat.

Jaringan parenkim adalah jaringan terdapat pada hampir semua bagian dari bagian tumbuhan mulai dari akar, batang, daun, biji dan buah. Pada setiap bagian dari tumbuhan jaringan parenkim memiliki fungsi dan bentuk yang berbeda. Jaringan parenkim merupakan jaringan meristem yang berdiferensiasi sesuai kondisi di sekitar jaringan tersebut. Jaringan parenkim pada akar ditemukan di antara epidermis dan pembuluh angkut serta berperan sebagai korteks. Pada batang, jaringan parenkim ditemukan dalam bentuk empulur batang dan juga dalam bentuk korteks sama seperti parenkim di akar.

            Kemudian pada daun, parenkim berperan sebagai mesofil daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan tempat penyimpanan cadangan makanan. Di daun parenkim juga dapat berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Terakhir pada biji dan buah, parenkim berperan sebagai tempat penyimpanan makanan.

            Jaringan parenkim terdiri dari sel hidup yang aktif dan memiliki struktur morfologi yang bervariasi. Sel dari jaringan parenkim berukuran besar, memiliki dinding yang tipis, dan berbentuk bulat atau persegi atau panjang. Di dalam jaringan parenkim terdapat ruang antar sel, inti sel, banyak vakuola, dan banyak mengandung kloroplas. Ciri dari parenkim yang paling penting adalah bersifat meristematik. Jaringan parenkim bersifat meristematik karena sel-selnya dapat membelah diri bahkan ketika permanen sehingga berperan pada proses perbaikan maupun regenerasi.

           Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibagi menjadi enam, yaitu: parenkim asimilasi (parenkim yang berperan dalam fotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik), parenkim penimbun (parenkim yang berperan sebagai penyimpan cadangan makanan karena memiliki vakuola besar),  parenkim air (parenkim yang memiliki daya simpan air tinggi karena dinding selnya tipis), parenkim udara (parenkim yang daya simpan udaranya tinggi karena memiliki ruang antar sel luas), parenkim pengangkut (parenkim yang berfungsi sebagai pengangkut karena terletak di sekitar floem dan xilem), parenkim penutup luka (parenkim yang berperan dalam regenerasi).

           Pada jenis jaringan parenkim yang terakhir yaitu parenkim penutup luka dijelaskan bahwa jaringan tersebut berperan dalam regenerasi. Kalian pasti sering mendengar istilah regenerasi, tetapi banyak yang tidak mengetahui apa itu sebetulnya regenerasi. Regenerasi adalah proses menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas dan termasuk dalam proses perbaikan bagian dari tumbuhan. Parenkim penutup luka melakukan proses regenerasi tersebut dengan cara bersifat meristematik atau melakukan pembelahan sel kembali.

              Pada bagian akar dan batang sering mengalami luka dan tumbuhan juga ingin sehat kembali dengan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka disebut dengan daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi karena adanya kerja sama antara hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin dan parenkim penutup luka. Luka-luka tersebut dapat tertutup dengan cara parenkim membentuk jaringan kalus dengan cara membelah diri. Jika bagian tumbuhan ada yang mengalami luka, peran parenkim penutup luka untuk meregenerasi akan secara otomatis aktif sehingga parenkim tersebut akan melakukan pembelahan untuk melakukan perannya tersebut.

            Parenkim bisa membelah diri karena adanya energi yang berasal dari sitoplasma, vakuola dan hasil fotosintesis. Seperti yang kita ketahui parenki  m adalah jaringan yang terdiri dari sel hidup sehingga memiliki sitoplasma yang di dalamnya terdapat cadang makanan yang bisa menjadi sumber energi untuk pembelahan sel. Jaringan parenkim juga memiliki jumlah vakuola yang banyak sehingga vakuola yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan menghasilkan sumber energi yang banyak untuk proses pembelahan. Parenkim ada yang jenisnya parenkim asimilasi yang memiliki kloroplas sehingga berperan dalam fotosintesis dan hasil dari fotosintesis ada yang digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan pembelahan.

             Alasan yang kedua adalah dengan adanya jaringan gabus yang termasuk dalam jaringan permanen. Jaringan gabus adalah jaringan yang terdapat pada tepi dari bagian tumbuhan dan tersusun oleh sel parenkim gabus. Sejatinya jaringan gabus ini tersusun dari sel-sel mati sehingga lebih kuat daripada epidermis dan berfungsi dalam perlindungan.

Jaringan gabus terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1.  Eksodermis

    Jaringan gabus yang terletak di luar dan mengandung suberin sebagai pengganti epidermis.

2. Endodermis

    Endodermis yang masih muda terdiri atas selulosa dan bersifat elastis, sedangkan yang sudah tua terjadi penebalan yang berupa titik dari zat     kayu dan mengandung suberin serta pita kaspari.

3. Peridermis

   Jenis ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

   a.  Felogen (kambium gabus)

        Merupakan lapisan sel yang meristematis dan dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup yang selnya dapat berubah menjadi                             meristematik.

   b.  Felem (gabus)

        Lapisan gabus sebagai produk dari felogen yang terbentuk ke arah luar.

   c.   Feloderm (parenkim gabus)

         Lapisan yang hampir sama dengan parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam sehingga hanya terdapat di lapisan paling dalam.

            Pada penjabaran di atas ada lapisan pada jaringan gabus yang dapat melakukan pembelahan adalah felogen khususnya feloderm. Felogen bisa melakukan pembelahan kembali karena lapisannya terdiri dari sel hidup yang memungkinkan terjadinya pembelahan sel, tetapi tidak pada semua produk felogen bisa terjadi pembelahan kembali, hanya bisa di feloderm.  Feloderm bisa melakukan pembelahan lagi karena sifatnya yang hampir sama dengan parenkim. Seperti yang sudah penulis bahas di atas, parenkim memiliki ciri bisa bersifat meristematik sehingga hal ini juga dimiliki oleh feloderm.

          Jaringan gabus dikatakan membelah juga karena jaringan gabus merupakan letak pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang terjadi akibat adanya aktivitas jaringan meristem sekunder yang terdapat pada tumbuhan dan jaringan gabus merupakan diferensiasi dari jaringan meristem sekunder. Jaringan gabus ini akan membelah secar mitosis

          Alasan yang ketiga adalah dengan adanya istilah totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Dikatakan pada arti dari totipotensi bila setiap sel tumbuh dapat tumbuh menjadi individu baru. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa adanya kemungkinan jaringan permanen untuk melakukan pembelahan sel supaya bisa menjadi individu baru. Namun, jaringan permanen tetap berbeda dengan jaringan meristem walaupun jaringan permanen bisa melakukan pembelahan. Perbedaannya terletak pada waktu pembelahannya, jika jaringan meristem bisa kapan saja melakukan pembelahan, berbeda dengan jaringan permanen yang tidak bisa kapan saja, tetapi jika dalam kondisi mendesak.

Pada tahun 1969, F. C. Steward mengadakan eksperimen mengenai totipotensi dengan cara mengambil satu sel empulur wortel, kemudian ditumbuhkan menjadi individu baru. Teknik ini disebut dengan kultur jaringan. Eksperimen ini dapat menguatkan alasan pertama penulis tentang jaringan parenkim yang dapat melakukan pembelahan. Mengapa bisa menguatkan alasan penulis? Karena sel empulur wortel pada eksperimen tersebut adalah jaringan parenkim yang merupakan pusat dari batang tumbuhan berpembuluh dan memiliki nama lain stele.

          Totipotensi merupakan dasar dari kultur jaringan sehingga kultur jaringan dapat dilakukan karena adanya totipotensi dan sifat totipotensi tidak akan berguna jika tidak ditindak lanjut dengan kultur jaringan. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar, batang, daun, dan mata tunas) kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik. Terdapat enam tahap dalam pelaksanaan kultur jaringan, yaitu: sterilisasi, pembuatan media, inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.

           Dari ketiga alasan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa jaringan permanen bisa melakukan pembelahan walaupun hanya dalam kondisi tertentu. Pertama karena dibuktikan dengan jaringan parenkim, alasan pertama ini telah dibuktikan oleh F. C. Steward. Kedua karena sifat dari lapisan feloderm yang terdapat pada jaringan gabus. Ketiga karena adanya sifat totipotensi yang dibuktikan dengan kultur jaringan.

           Sekian artikel kedua penulis ini semoga bermanfaat bagi para pembaca kompasiana. Bagi para pembaca yang ingin bertanya mengenai materi artikel ini atau memberikan kritik dan saran bisa langsung bertanya pada kolom komentar yang ada dibawah agar artikel penulis kedepannya bisa lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pembaca setia kompasiana. Akhir kata penulis akan menutup artikel ini dengan  sebuah kutipan : "Tanpa belajar tak kan ada perubahan, tanpa perubahan berarti mati."

Daftar pustaka :

Aryulina, Diah. 2009. Biologi 2. Jakarta: ESIS.

Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga.

www.biomagz.com

www.dosenpendidikan.com

www.kbbi.web.id

www.wikipedia.org/totipotensi

www.wikipedia.org/jaringanparenkim

www.wikipedia.org/regenerasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun