Mohon tunggu...
Catherin Widjaja
Catherin Widjaja Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Semarang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bisakah Permanen Membelah?

22 September 2017   20:52 Diperbarui: 22 September 2017   21:16 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Alasan yang ketiga adalah dengan adanya istilah totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Dikatakan pada arti dari totipotensi bila setiap sel tumbuh dapat tumbuh menjadi individu baru. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa adanya kemungkinan jaringan permanen untuk melakukan pembelahan sel supaya bisa menjadi individu baru. Namun, jaringan permanen tetap berbeda dengan jaringan meristem walaupun jaringan permanen bisa melakukan pembelahan. Perbedaannya terletak pada waktu pembelahannya, jika jaringan meristem bisa kapan saja melakukan pembelahan, berbeda dengan jaringan permanen yang tidak bisa kapan saja, tetapi jika dalam kondisi mendesak.

totipotensi-sel-59c5152af121d456e53261e2.png
totipotensi-sel-59c5152af121d456e53261e2.png
Pada tahun 1969, F. C. Steward mengadakan eksperimen mengenai totipotensi dengan cara mengambil satu sel empulur wortel, kemudian ditumbuhkan menjadi individu baru. Teknik ini disebut dengan kultur jaringan. Eksperimen ini dapat menguatkan alasan pertama penulis tentang jaringan parenkim yang dapat melakukan pembelahan. Mengapa bisa menguatkan alasan penulis? Karena sel empulur wortel pada eksperimen tersebut adalah jaringan parenkim yang merupakan pusat dari batang tumbuhan berpembuluh dan memiliki nama lain stele.

          Totipotensi merupakan dasar dari kultur jaringan sehingga kultur jaringan dapat dilakukan karena adanya totipotensi dan sifat totipotensi tidak akan berguna jika tidak ditindak lanjut dengan kultur jaringan. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar, batang, daun, dan mata tunas) kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik. Terdapat enam tahap dalam pelaksanaan kultur jaringan, yaitu: sterilisasi, pembuatan media, inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.

           Dari ketiga alasan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa jaringan permanen bisa melakukan pembelahan walaupun hanya dalam kondisi tertentu. Pertama karena dibuktikan dengan jaringan parenkim, alasan pertama ini telah dibuktikan oleh F. C. Steward. Kedua karena sifat dari lapisan feloderm yang terdapat pada jaringan gabus. Ketiga karena adanya sifat totipotensi yang dibuktikan dengan kultur jaringan.

           Sekian artikel kedua penulis ini semoga bermanfaat bagi para pembaca kompasiana. Bagi para pembaca yang ingin bertanya mengenai materi artikel ini atau memberikan kritik dan saran bisa langsung bertanya pada kolom komentar yang ada dibawah agar artikel penulis kedepannya bisa lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pembaca setia kompasiana. Akhir kata penulis akan menutup artikel ini dengan  sebuah kutipan : "Tanpa belajar tak kan ada perubahan, tanpa perubahan berarti mati."

Daftar pustaka :

Aryulina, Diah. 2009. Biologi 2. Jakarta: ESIS.

Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga.

www.biomagz.com

www.dosenpendidikan.com

www.kbbi.web.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun