Alasan yang ketiga adalah dengan adanya istilah totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Dikatakan pada arti dari totipotensi bila setiap sel tumbuh dapat tumbuh menjadi individu baru. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa adanya kemungkinan jaringan permanen untuk melakukan pembelahan sel supaya bisa menjadi individu baru. Namun, jaringan permanen tetap berbeda dengan jaringan meristem walaupun jaringan permanen bisa melakukan pembelahan. Perbedaannya terletak pada waktu pembelahannya, jika jaringan meristem bisa kapan saja melakukan pembelahan, berbeda dengan jaringan permanen yang tidak bisa kapan saja, tetapi jika dalam kondisi mendesak.
     Totipotensi merupakan dasar dari kultur jaringan sehingga kultur jaringan dapat dilakukan karena adanya totipotensi dan sifat totipotensi tidak akan berguna jika tidak ditindak lanjut dengan kultur jaringan. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar, batang, daun, dan mata tunas) kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik. Terdapat enam tahap dalam pelaksanaan kultur jaringan, yaitu: sterilisasi, pembuatan media, inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.
      Dari ketiga alasan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa jaringan permanen bisa melakukan pembelahan walaupun hanya dalam kondisi tertentu. Pertama karena dibuktikan dengan jaringan parenkim, alasan pertama ini telah dibuktikan oleh F. C. Steward. Kedua karena sifat dari lapisan feloderm yang terdapat pada jaringan gabus. Ketiga karena adanya sifat totipotensi yang dibuktikan dengan kultur jaringan.
      Sekian artikel kedua penulis ini semoga bermanfaat bagi para pembaca kompasiana. Bagi para pembaca yang ingin bertanya mengenai materi artikel ini atau memberikan kritik dan saran bisa langsung bertanya pada kolom komentar yang ada dibawah agar artikel penulis kedepannya bisa lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pembaca setia kompasiana. Akhir kata penulis akan menutup artikel ini dengan  sebuah kutipan : "Tanpa belajar tak kan ada perubahan, tanpa perubahan berarti mati."
Daftar pustaka :
Aryulina, Diah. 2009. Biologi 2. Jakarta: ESIS.
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga.