Pertama kali mendengar kata "Museum Gajah", akan terbayang destinasi wisata koleksi fosil gajah atau sejarah tentang gajah. Diluar dugaan, Museum Gajah merupakan tempat menyimpan koleksi peninggalan zaman sejarah Indonesia.Â
Museum Gajah, sebenarnya merupakan julukan dari Museum Nasional Indonesia yang berdiri pada 24 April 1778. Lokasinya terletak di Ibukota Jakarta, tepatnya di Jl. Medan Merdeka Barat No. 12, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Museum terdiri dari 2 gedung yakni Gedung Museum Nasional (Unit A) dan Gedung Arca Museum Nasional (Unit B) yang dibangun sejak tahun 1996, dan baru diresmikan pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Â
"Sebenarnya nama asli museum ini adalah Museum Nasional Indonesia. Namun dikenalnya Museum Gajah, karena pada pintu masuk museum, disambut dengan patung Gajah pemberian dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand. Jadi tidak ada hubungannya dengan Gajah" ujar Mirna, satpam penjaga Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia).
Tidak seperti museum lainnya, Museum Gajah ini tidak memerlukan reservarsi terlebih dahulu untuk memasukinya. Tetapi perlu memperhatikan jadwal operasional museum yang hanya dibuka pada hari Selasa - Minggu (tutup hari Senin dan hari besar lainnya). Berikut ini Jam Operasional Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia):
Selasa - Kamis  : 08.00 - 16.00 WIB
Jumat : 08.00 - 11.30 WIB ; 13.00 - 16.00 WIB
Sabtu & Minggu : 08.00 - 17.00 WIB
Namun pada bulan Desember 2021, terdapat beberapa perubahan jam operasional penutupan museum pada pukul 15.00 WIB.
Perjalanan menuju museum dapat diakses melalui kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Â Apabila menggunakan kendaraan umum, akan lebih mudah melalui rute Bus Transjakarta dengan pemberhentian Halte City Tour Museum Nasional (pemberhentian terdekat). Sedangkan untuk kendaraan pribadi dapat menggunakan motor/mobil, khusus mobil telah disediakan parkiran basement.Â
Jika anda menggunakan mobil, terdapat jalan alternatif  untuk memasuki area museum dibandingkan berjalan jauh melalui pintu depan yakni dari parkiran basement lantai 1 ke arah kiri masuk melalui lobby auditorium.Â
Pada ulasan kali ini, akan lebih berfokus pada Gedung Museum Nasional (Unit A) melalui lobby auditorium. Â
Sebelum memasuki area museum, perlu melakukan scan barcode Peduli Lindungi dan membayar tiket masuk terlebih dahulu dengan harga cukup terjangkau. Tiket masuk dewasa sebesar Rp 5.000,00 dan anak - anak sebesar Rp 2.000,00 (berlaku harga perseorangan). Tiket masuk dewasa sebesar Rp 3.000,00 dan anak - anak sebesar Rpp 1.000 (berlaku untuk rombongan dengan ketentuan 20 orang). Sedangkan untuk turis sebesar Rp 10.000,00.
Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia) terdiri dari 4 lantai dengan berbagai koleksi yang berbeda. Di setiap lantainya diawasi oleh satpam penjaga dan terdapat lantai yang tidak diperbolehkan berfoto untuk mengabadikan koleksi yang dianggap rawan. Jika anda datang di waktu mendekati jam tutup operasional, ada baiknya anda mengikuti arahan dari seorang cleaning service baik hati yang mengatakanÂ
"Kalau datangnya udah mau tutup gini, mendingan langsung naik lift explore lantai 4 dulu, baru nanti turun - turun ke lantai di bawah gitu" ujar Rosiana, cleaning service Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia).
Lantai 1 terdapat koleksi manusia zaman purba dan cerita sejarah perkembangannya lengkap beserta lingkungannya. Mulai dari tulang belulang manusia, jenis manusia tiap zamannya, mata pencaharian dan alat senjata yang digunakan. Beberapa koleksi dan fosil manusia purba utuh disimpan dalam kotak kaca. Terdapat pula infografis penjelasan keberadaan manusia.
Lantai 2 museum berisikan koleksi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi seperti berbagai alat transportasi yang digunakan sebagai mobilitas zaman penjajahan, peralatan dapur dan bahan olahan pangan, arsitektur (rancang bangunan), dan model rumah tongkrongan.Â
Tidak hanya itu perkembangan ilmu pengetahuan juga dapat ditemukan di lantai 2 ini. Seputar penjelasan mengenai kondisi ekonomi zaman penjajahan, dimulai dari tax income, pajak dan sumber pendapatan, pengetahuan astronomis, aksara dan bahasa juga bendera.
Beralih ke lantai 3, anda akan disuguhi oleh infografis yang melintang di sepanjang dinding museum tentang organisasi sosial dengan sejarahnya yang lengkap pada zaman menuju kemerdekaan, misalnya pendirian organisasi Islam. Pada lantai 3 terdapat pula berbagai prasasti - prasati peninggalan zaman Hindu - Budha, berbagai perhiasan, peralatan rumah tangga dan kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan seperti ragam batik,wayang, stempel dan medali, juga rumah adat tradisional. Bila menelusur ke satu ruangan khusus, terdapat bagian peninggalan masa kolonial Belanda.Â
Di lantai paling atas yakni lantai 4, berisikan barang antik koleksi keramik dan emas murni (wonoboyo treasure). Pada lantai 4 inilah kawasan yang dilarang untuk mengabadikan foto, namun apabila memiliki keperluan penting perlu meminta izin terlebih dahulu pada staff koleksi. Di ruangan ini, penerangan cahaya lebih terang dibandingkan lantai - lantai lainnya dikarenakan kawasan yang termasuk rawan dan dijagai ketat oleh petugas.Â
Pada lantai ini, sebagian besar koleksi keramik disimpan dalam kotak kaca. Peninggalan keramik berasal dari berbagai negara keramik khas (Ming, Yuan,Song, Tan, Han, India, dan lain - lain). Selain keramik, adapula peninggalan Arca Prajna Paramita, senjata keris dan koleksi antik lainnya di wilayah NusantaraÂ
Meskipun tidak diperbolehkan mengabadikan foto, namun ada satu ruangan di lantai 4 yang dipajang dokumentasi foto zaman dahulu. Anda dapat mengabadikan foto disana dan melihat berbagai realitas nyata pada zaman sejarah.
Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia) ini sangat cocok untuk dijadikan list destinasi wisata, selain berkeliling juga menambah wawasan mengenai pengetahuan sejarah dan koleksi peninggalan barang antik yang memiliki nilai. Ulasan pengunjung yang datang selalu merasa puas dan tidak pernah menyesal, jadi pastikan anda berkunjung dan menikmatinya ya.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H